6. Jalani Dulu Aja

292 63 53
                                    

Arhan mengusap kasar rambutnya. "Gue nggak pernah ngerasa stres kayak gini, gara-gara bocil SMA."

Ini memang benar adanya. Seharian tadi di kantor, Arhan tidak bisa konsentrasi pada pekerjaannya, hingga dia berkali-kali ditegur oleh Wanda. Sampai akhirnya, Wanda menyuruhnya pulang sesuai jam kerja, dan tidak perlu melakukan lembur lagi.

"Anak siapa sih, dia? Nyalinya gede amat."

Tangan Arhan meraih cangkir berisi kopi miliknya, dan meneguknya sedikit. "Yafara ..."

"Muka sama namanya familiar, sih. Tapi, gue bener-bener lupa dimana pernah liat sama denger namanya."

Wajah Arhan terlihat berpikir. "Gedung aula sekolah internasional Sector Ninety's. Mukanya waktu itu nggak begitu jelas, karena ketutupan rambutnya. Gue juga keburu maju sih, makanya agak lupa sama mukanya. Ternyata kalo diliat dari jarak dekat, cantik juga."

Senyum tipis di bibir Arhan muncul. "Jadi berasa pedofil gue."

"Makasih loh, Yafa. Udah bikin hari gue berantakan dari pagi. Bisa-bisanya konsentrasi gue langsung buyar, begitu dapet pernyataan cinta dari cewek kayak elo."

Arhan mengalihkan pandangannya, ketika mendengar suara ponselnya berbunyi menandakan adanya pesan masuk.

Malam, kak.
Masih di kantor?
Semangat ya, kerjanya
Masih inget aku, kan? Ini aku, Yafa.

"Baru juga dipikirin, udah chat aja." gumam Arhan.

Malam
Kebetulan udah pulang, karena hari ini nggak ada lemburan.
Aku tau, kok. Udah di save nomornya.

Beneran, kak?
Wah, makasih 😁
Jangan lupa namaku ya?
Yafa.


Arhan terkekeh kecil. Otaknya memang terlalu penuh, karena sering memikirkan banyak pekerjaan dari kasus-kasus yang ia tangani. Hingga kadang lupa dengan hal-hal kecil.

Iya, Yafa

Kamu nggak tidur?
Udah malam loh, ini
Besok harus sekolah, jangan bolos lagi.

Ayah pulang dinas malam ini, jadi besok nggak bakal bolos, kok!
Ntar lagi tidur, mau nungguin ayah dulu
Kakak lagi apa?

Mau tidur dulu
Besok ada pelatihan selama seminggu ke depan
Jadi, harus bangun pagi-pagi, karena mulai pelatihnya jam 06.00

Wah, bakal sibuk dong, selama seminggu ke depan? ☹️
Terus, gimana aku mau caper?
Nanti, kakak pasti lupa lagi sama aku 🥲
Terus, aku bakal kalah sama janjiku sendiri gitu? 🥺
Nggak rela 😢

Arhan tertawa membaca balasan Yafa. Dia bisa membayangkan, raut wajah gadis itu sesuai dengan emoticon yang dikirimkannya.


Tiap hari juga sama sibuknya, karena hampir setiap hari pasti ada aja laporan kriminal yang terjadi
Namanya juga pelayan masyarakat
Jadi ya, harus selalu siap.

Kalo gitu, kakak jadi suamiku aja
Nggak perlu jadi abdi negara
Ya? 🙏


Arhan yang sedang meminum kopinya pun menyemburkan cairan hitam itu, saat membaca balasan Yafa.

"Wah, ini bocil SMA, bener-bener bukan cewek sembarangan. Gampang amat ngajakin orang nikah, sedangkan dia sendiri belum tau bakal lulus SMA atau enggak."


My Youth (Side Story Miss Independent Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang