⏳ See You Yesterday

28.5K 1.9K 373
                                    


🎶 Song my name was sungwo

Lagunya enak parah

Halo, zefmon balik nih

Beneran mau nulis di sini kok

Sebelum mulai baca, ZEFMON mau tanya dong, kalian nih apa kabar teman-temanku?

Oh yaa, kangen gak kita saling sapa kayak dulu?

ZEFMON mikir, sayang banget nulis cerita ini tapi gak semua kalian bisa baca huhu apalagi alurnya, duh (gak mo spoiler), gamau 'Anu' sendirian wkkw

Maka dari itu ayo temani zefmon nulis lagi, jangan bikin lapak ini sepi karena nanti yang nulis jadi sedih

Hehhe

Boleh dong absen lagi di sini, zefmon pengen banget lihat siapa yang mau nungguin cerita ini!!!

Doain zefmon yang terbaik yaa 💕

Doain zefmon yang terbaik yaa 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun 2025

Bagi seorang anak tak ada yang lebih menyakitkan dibanding mendengarkan tangisan dari wanita yang telah melahirkannya.

Tahu apa yang lebih tragis? Sang anak terlambat menyadari bahwa suara itu adalah menjadi penutup percakapan mereka untuk selamanya. Tidak akan ada lagi obrolan di antara keduanya.

"Ma? Mama?" tak lagi mendengar suara wanita kesayangannya di dunia ini, Sang anak mulai gelisah tak karuan.

"Ma! Mama?!"

Sewaktu kecil saat dirinya memanggil satu kata itu maka wanita yang ia sayangi akan datang dalam sekejap. Sayangnya, ajaibnya kata 'Mama' itu sudah tak berlaku lagi.

"MAMA!" kali ini teriak Sang anak tak mengundang kehadiran wanita yang telah merawatnya hingga tumbuh menjadi manusia sebesar ini.

Teriakannya yang tak bersahut memenuhi ruang duka, tepat di depan peti, Sang anak berlutut dalam tangis yang menyiksa telinga siapapun yang mendengarnya.

"Ma, bangun!"

Para tamu di rumah duka yang menyaksikan itu hanya saling pandang, mata mereka dapat menyampaikan pesan yang sama.

Menyedihkan. Miris. Padahal keluarganya terlihat baik-baik saja selama ini.

Suara langkah kaki yang menghentak lantai ruang duka, membuat menoleh kepala anak laki-laki yang sejak tadi bersimpuh.

Manik matanya menangkap sosok pria tua yang berjalan gagah ke arah peti tanpa duka di wajahnya.

"Papa baru bisa terbang ke Indonesia tadi pagi, kamu tahu sendiri Papa sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan pemilihan dalam waktu dekat."

See You YesterdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang