⏳ Penolakan

5K 702 163
                                    

🍒 Daku up lagi

Ayo ramein lapak ini

Selamat membaca

Yesterday lagi anteng-anteng rebahan di sofa sambil nonton televisi ditemani cemilan keripik, tapi Prico mendadak datang marah-marah tanpa sebab yang jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yesterday lagi anteng-anteng rebahan di sofa sambil nonton televisi ditemani cemilan keripik, tapi Prico mendadak datang marah-marah tanpa sebab yang jelas.

Semula Yesterday masih santai, namun suaminya itu kian meradang.

Apa usia-usia kayak Pakde gini emang suka tantrum tiba-tiba? Batin Yesterday.

"Kamu tuh sejenis parasit ya? Selain suka nyerap uang orang kamu juga suka nempel ke sembarang laki-laki?"

Oh bukan cuma itu, Prico mondar mandir ngoceh, sampai tutup buka kulkas segala padahal gak ada yang diambil di sana. Yesterday yang tidak tahu apa-apa hanya celingak celinguk dan meneruskan ngemilnya.

Ini aneh, suaminya itu tiba-tiba menggosok tempat pencucian piring yang sebenarnya sudah bersih.

Sudah menunggu Prico tenang ternyata tak kunjung terjadi, akhirnya Yesterday mencari tahu apa masalahnya.

"Pakde sehat?"

"Sehat? Harusnya saya yang nanya gitu ke kamu!" Prico melempar penggosok besi. Tadi itu dirinya sudah meneguhkan hati untuk tidak peduli ketika istrinya dipeluk laki-laki lain tapi begitu tiba di depan rumah, ia jadi teringat kejadian tadi siang, puncaknya sekarang ini.

Dia meletup-letup.

Yesterday menepuk sofa."Pakde duduk dulu sini, tenangin pikirin. Cerita ada apa?" kata Yesterday, masih sempat menyodorkan cemilannya. "Ngemil Pakde?"

Prico tidak ingin duduk, ia berdiri berkacak pinggang membelakangi Yesterday. Setelah amarahnya terlampiaskan, dia baru malu sekarang. Semua ucapan dan tingkahnya yang kekanakan tadi sungguh memalukan.

"Pakde?" panggil Yesterday lembut. Ia berdiri dari sofa kemudian menarik tangan Prico untuk duduk bersamanya. "Pakde tuh kenapa ngamuk?"

"Nggak ngamuk," bantahnya. Kepalanya tertunduk, ia memijat keningnya.

"Lah tadi-"

"Gak ngamuk, Yesterday!" suara Prico meninggi kembali.

"Tuh kan ih... Pakde bentak-bentak lagi, katanya gak marah."

Prico menarik nafas dalam, membuang perlahan agar emosinya kembali tenang.

"Yesterday, saya gak maksud bentak kamu tadi-" ucapan Prico tertahan karena melihat bibir cemberut Yesterday. Ia yang sadar sudah keterlaluan langsung memegangi pipi istrinya.

Mata Yesterday sudah mendung, curiga sebentar lagi ada hujan deras dari matanya. Selama menikah dia belum pernah membuat Yesterday menangis, dia gak mau itu terjadi.

See You YesterdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang