24. I Can!

127 16 9
                                    

Duak!

Suara retak itu bersumber dari jemariku, berikut erangan Jake yang rahangnya berderak. Pasti menyakitkan kalau dilihat dari hantaman tinjuku.

Leeseo menutup mulut. Dokter Nishimura refleks memegang rahangnya sendiri. Berempati pada rasa sakit yang Jake alami.

"Manhi appayo!" Jake mengerang. Dia nyaris menangis dan terus memegangi rahang.

"Kau tetap di sini sampai kuizinkan keluar. Dokter Nishimura, teruskan observasi dan berikan laporannya. Leeseo, kunci ganda pintunya. Sekarang kita keluar."

"Young-ie, kau tidak mau mengobatiku? Kompres wajahku, jebal!"

"Kau cukup sehat tanpa pengobatan kalau masih banyak bicara, Jake!" kataku tanpa perasaan.

"Young-ie," rengek Jake tidak mau ditinggal sendirian. Akan tetapi, aku melotot galak. Tidak mau dibantah dan dia harus menuruti perkataanku.

Tatapan vampir berhidung mancung itu memelas sekali. Seperti anjing golden retriever yang tidak diajak jalan-jalan bersama ke taman. Pantas dikasihani dan diberi elusan lembut di kepala. Sayangnya aku tidak cukup penyayang pada hewan peliharaan ataupun vampir ciptaanku sendiri.

Terlebih lagi, Jake memanggilku sok akrab. Bedebah sialan ini.

"Jangan bergerak!" Aku merentangkan tangan ke depan. Telapak tangan menghadap lurus ke Jake.

Pria itu membatu. Dia memang persis anjing bertipe golden retriever. Raut wajahnya semakin sedih karena bentakanku.

"Pergi kalian!"

Dokter Nishimura dan Leeseo beranjak pergi. Setelah memastikan kedua orang itu ada di lorong, aku mundur. Jake berdeguk menahan tangis. Bibirnya mengerucut tidak ingin ditinggal siapapun.

Untuk kategori vampir baru, Jake termasuk penurut. Dia tidak mengamuk ingin dibebaskan, setidaknya saat ini.

Aku tidak boleh berpuas diri. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi saat dilepaskan di dunia luar, dengan rantai makanan melimpah ruah. Melihat luka kecil manusia si terowongan hanya masalah kecil. Bukan apa-apanya dibandingkan di atas. Kalau lepas kendali, akan merepotkan. Karena itulah vampir-vampir harus belajar mengendalikan diri. Bertahan atas segala cobaan khususnya kala haus.

Jake masih jauh dari kebebasan yang diidamkan olehnya.

"Mengapa aku tidak boleh keluar?"

"Kau masih berbahaya."

"Menurutmu sendiri, kau juga tidak berbahaya?"

"Aku lebih bisa mengendalikan diri."

"Tapi, kurasa tidak. Kau gampang pemarah."

Terlepas dari perkataannya yang mengundang amarah, aku menggertakkan gigi. Jake sudah bukan manusia lagi. Dia adalah vampir. Jadi, bolehkah aku membunuh vampir baru ini? Perhitunganku salah kalau Jake bisa kuubah sebagai sekutuku.

"Kau cantik jika marah. Aku semakin menyukaimu."

"Tutup mulutmu, Shim Jake!"

"Aku tidak bisa menutup mulutku jika untuk memujimu cantik. Sungguh, aku sangat haus. Beri aku darah, baru aku akan diam."

Aku melompat ke arah Jake. Kesabaranku terlalu tipis seiring ocehannya yang lepas kendali. Aku benar-benar ingin mencincang dia tanpa ampun. Namun, Jake merupakan vampir penting yang kuciptakan. Tanpanya, aku tidak akan berani membangun pusat vampir ini demi kepentinganku sendiri.

Jake sialan.

Bagaimana cara mengubah kepribadiannya cerewet yang gemar menimbulkan masalah itu?

"Akan kuberikan, asal kau menurut."

𝘽𝙚𝙛𝙤𝙧𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝘿𝙖𝙬𝙣 [SHIM JAKE ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang