📍MHH-3

16K 1K 22
                                    

Bismillah..
Assalamualaikum semua!

Thea update lagi nih, ada yang kangen sama Gus Khairy?

Absen dong kalian dari mana aja!

Jangan lupa sholawatnya okey?

Jangan lupa sholawatnya okey?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Cukup lama Nasya duduk di kursi yang berada di teras ndalem sambil memainkan handphone miliknya.

Terlalu fokus sampai tak sadar ada yang seseorang terjatuh di halaman ndalem.

Bugh! Awsshh..
ringisnya kemudian menangis.

Mendengar ada yang menangis Nasya segera mengalihkan perhatian, seketika matanya melotot melihat anak laki-laki yang sedang duduk sambil memegang salah satu lututnya.
Segera ia berlari untuk menghampiri, santriwati yang lain juga ikut menghampiri.

"Bundaa.. cakitt.." Racaunya sambil terus menangis dengan kencang.

Nasya berjongkok sembari mengelus kepala anak kecil di depannya "Gak boleh nangis, anak cowok harus kuat nggak boleh cengeng."

Anak itu menggeleng "Tapi cakit Tante " Ucapnya lagi sambil sesenggukan.

Santriwati hanya diam melihat interaksi keduanya, tidak ada yang memotong pembicaraan.

"Ya udah sini gendong sama Tante." Anak berusia kisaran 5 tahunan itu langsung menerima Uluran tangan dari Nasya walaupun belum saling mengenal.

"Biar saya yang obati, kalian kembali aktivitas saja." Titahnya pada para santri.

Santri-santri yang berkerumun tadi langsung bubar meninggalkan keduanya, melihat ada gazebo tak jauh dari masjid Nasya memilih untuk membawanya ke sana.

Sesampainya Nasya langsung mendudukkannya " Masih sakit?"

"Iya." Cicitnya.

Nasya bingung mau mengobati menggunakan apa, sedangkan dirinya saja tidak tahu di mana ada P3K.

"Namanya siapa dulu biar Tante nggak bingung manggilnya ganteng"

"Al Tante, Alandla muktajam al-pariz." Jelasnya yang membuat Nasya mengernyit tak mengerti.

Nasya berpikir sejenak "Maksudnya Alandra Muktazam Al-fariz?" Yang di angguki Al.

"Bundanya Al mana? Kenapa tadi lari-lari sendirian Sampe jatuh."

"Bunda ada di lumah, Al mau ke baba makanya lali ke tini."

Al melihat seseorang laki-laki yang berjalan ke arahnya, bibirnya tersenyum dengan tangan yang di angkat ke atas "ABI CINI KAKINYA AL ADA DALAHNYA." Panggilnya heboh sendiri.

ABI? Apa itu ayahnya? Pikir Nasya.

Nasya juga ikut menoleh ke arah yang di panggil oleh Al, netra matanya bertemu dengan netra lelaki yang kini sudah berada di depannya. Cukup lama saling berpandangan Nasya cepat-cepat memutuskan dan mengalihkan pada yang lain.

My Hidden Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang