Perjodohan??
Oh ayolah zaman sekarang bukan lagi zamannya yang namanya perjodohan
Jika membicarakan perjodohan pastinya yang timbul dalam benak kalian adalah seseorang yang jauh dari kriteria dan idaman kan?
Tapi bagaimana jika kita di jodohkan deng...
BTW THEA UCAPIN TERIMA KASIH YANG BANYAK-BANYAK KE KALIAN SEMUA
ATAS 100K PEMBACA🥳🎉🎉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻
SEKALI LAGI MAKASIH GUYS.
JANGAN LUPA IBADAH DAN DZIKIR YAH!!
HAPPY READING🤩❤️❤️
Pukul 02.00 dini hari Nasya terbangun dari tidurnya rasanya ia tidur sangat nyenyak dari biasanya. Tubuhnya terasa berat seperti ada tangan yang melingkari pinggangnya.
Kelopak matanya terbuka dan terkejut mendapati pria yang berani-beraninya tidur disampingnya, dan dengan lancangnya memeluknya dengan sangat erat.
"AAAA BUNDAA.." Pekiknya kencang, menghempas tangan yang melingkar diatas perutnya.
"ALLAHUAKBAR." Gus Khairy terbangun karena teriakan Nasya yang begitu menggelegar ke seluruh kamar.
Gus Khairy reflek duduk dengan mata yang begitu berat. Menoleh kesamping dan mendapati Nasya yang bersender di kepala ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh.
"Kenapa Gus tidur sama Asya?" Tanya Nasya dengan nyalang.
Gus Khairy meraup wajahnya agar kantuknya hilang "lah lupa rupanya."
"Lupa apanya Gus?" Nasya bertanya dengan sedikit emosi.
"Saya kan suamimu Sya!"
Nasya baru ingat kalau ia dan Gus Khairy suami istri, tapi bagaimana tidak kaget tidak pernah tidur berdua tapi sekalinya tidur dirinya tak sadar.
"Gus dari kapan tidur disini?"
"Dari masih kecil"
"Lah, maksudnya?" Nasya tak paham.
Gus Khairy menghela nafas sabar" ini kan kamar saya." Menyadari hal itu Nasya melihat sekeliling dan ternyata benar kamar yang ia tempati saat ini begitu asing. tapi dirinya tak mau munafik menyadari kenyataan jika kamar Gus Khairy begitu nyaman baginya.
"Oh Iyah, Nasya yang nggak sadar kalo ini kamarnya Gus." Jawabnya dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Nasya memandang tubuhnya dan tubuh Gus Khairy bergantian." Kenapa Sya?" Menyadari tatapan Nasya Gus Khairy bertanya.
