Assalamualaikum semua👋
Tak henti-hentinya Thea mengucapkan terimakasih kepada kalian semua yang udah setia menunggu update dari Thea.
Dan jangan lupa klik bintang yah, dan juga komennya.
📿📿
Absen dulu kalian dari kota mana aja!
Cuss baca...
🌺
🌺
🌺
"Nduk mau kemana?" Panggil umi Salma saat melihat Nasya tengah berjalan menuju asrama.
Nasya yang merasa terpanggil akhirnya menoleh dan mendekat "Nasya mau ke asrama umi."
"Umi boleh minta tolong?"
"Boleh, minta tolong apa umi?" Balasnya sambil mengikuti umi Salma menuju ndalem.
"Tolong belanja bulanan keperluan dapur ndalem yah."
"Bareng umi?" Tanya Nasya lagi.
Umi Salma menggeleng, " Umi nggak bisa ikut, soalnya ada acara pengajian nanti siang."
"Berarti Nasya sendiri belanjanya?"
"Nggak nanti di temenin." Ucap umi Salma yang membuat Nasya mengerti.
Kini keduanya sudah berada di dapur ndalem, dengan Nasya yang sudah memegang kertas dan bolpoin untuk mencatat keperluan yang perlu di beli.
"Umi sudah Nasya catat semua, bisa umi periksa lagi takutnya ada yang tertinggal."
Umi Salma mulai membaca satu-satu yang di catat oleh Nasya. "Sudah nduk, insyaallah tidak ada yang tertinggal. Cuma kali ini kalo belanja sama mbak-mbak ndalem bakalan repot, soalnya lebih banyak barang yang harus di beli."
"Belanja sama supir ndalem aja gimana?" Usul Nasya.
"Bo--"
"Supir ndalem harus nganterin Abi ngisi kasian, jadi biar Khairy aja yang ikut, bantu bawain juga biar Nasya nggak kerepotan." Sambung Gus Khairy yang entah datang dari mana.
Gus Khairy tengah mengenakan sarung berwarna hitam dengan atasan warna biru yang menambah kesan tampan dan wibawanya.
Bahkan Nasya pun hampir tak berkedip melihatnya, di tambah lagi rambut milik Gus Khairy yang setengah basah akibat air wudhu.
"Ganteng juga dia, mata gue jadi seger." Monolognya tak sengaja."Eh apaan sih Sya." Gumamnya seolah menegur diri sendiri.
"Emangnya kamu nggak ada jadwal ngajar pagi?" Tanya umi terkesan tengil.
"Nggak ada umi."
"Beneran? Apa Iyah?" Umi Salma semakin gencar menggoda putra bungsunya."
"Ishh umii."
"Ngomong-ngomong pagi ini baju kalian warnanya sama, couple an nih ceritanya?" Goda umi.
Nasya dan Gus Khairy mulai menelisik baju satu sama lain, dan ternyata benar Nasya juga tengah mengenakan baju yang senada dengan gusnya itu.
Entah kenapa Nasya sedikit tergoda dengan ucapan umi, sampai membuatnya menarik senyum tipis.
"Nggak umi, kita nggak couple.""Kebetulan paling."
"Iyah kebetulan paling mi."
"Iya-iya umi percaya kalo kebetulan. Kebetulan yang di sengaja." Sindirnya sambil melirik ke arah putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hidden Husband!
Novela JuvenilPerjodohan?? Oh ayolah zaman sekarang bukan lagi zamannya yang namanya perjodohan Jika membicarakan perjodohan pastinya yang timbul dalam benak kalian adalah seseorang yang jauh dari kriteria dan idaman kan? Tapi bagaimana jika kita di jodohkan deng...