10. Undangan

749 116 4
                                    

Mode character,

Bikin atap dari lontar

Mata yang menatap, hati yang bergetar.

Mata yang menatap, hati yang bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mhehew

Bel istirahat baru saja berdering 10 menit yang lalu, kantin Mega Kreasi juga sudah dipenuhi dengan siswa dan siswi nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat baru saja berdering 10 menit yang lalu, kantin Mega Kreasi juga sudah dipenuhi dengan siswa dan siswi nya.

Ada yang sudah stay dimeja makan, ada yang mengantri di stand makanan dan ada yang masih berjalan celingak-celinguk mencari meja kosong. Namun lain dengan Devi yang tengah sibuk membagikan selembaran undangan Birthday Party menyambut hari ulang tahun nya yang ke-16 tahun, rencana nya sih akan diadakan sabtu malam menunggu papi dan mami nya menyelesaikan perjalanan bisnis.

Jangan lupakan teman sebayanya yang ikut membantu Devi, ia adalah Alifa Luciana si gadis super aktif, lincah dan petakilan, wajah nya memang judes tapi aslinya humble parah, ingat don't judge by cover. Mereka juga sekelas, hanya saja 3 bulan terakhir Alifa mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di Los Angeles dan baru kembali hari ini.

"guys jangan lupa dateng ya," kata Devi sambil memberikan undangan nya.

Sangat terlihat antusias,

Afan yang memperhatikan dari ujung kantin bisa memastikan bahwa Devi akan mengundang seluruh angkatan disekolahnya.

Nggak salah sih, pikir nya.

Afan sendiri tahu jika kedua orang tua Devi adalah pembisnis yang sukses, hidup nya jauh dari kata sederhana. Apalagi sebagai anak satu-satunya pasti kedua orang tua Devi ingin sekali memberikan yang terbaik.

Baru saja memikirkan orang nya, sekarang Devi malah terlihat muncul dihadapan Afan. 

"nih," kata Devi sambil menyodorkan undangan, menarik kursi dan menduduki nya.

Alifa mengikuti dengan menduduki kursi di depan Devi yang terhalang meja, sementara Devi tepat disamping Afan.

Afan menerimanya tanpa menunjukkan ekspresi apapun tidak seperti teman-teman nya yang lain.

Adorable n CoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang