Menyusun memori bersama Basmalah dan Rakha yang saling menyempurnakan, tentang Afan yang begitu overprotective terhadap adik perempuannya, juga genggi nya terhadap Devi yang terang-terangan menunjukkan rasa sukanya, serta Eby Rizta sang cute boy ya...
Kata pepatah setiap pertemuan pasti ada perpisahan, bukan pepatah tapi fakta.
Karena perpisahan bukan sekedar kata tapi hal yang nyata.
~ A
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Devi disebelah Afan hanya menggelengkan kepala nya prihatin.
"gw izin mencintai Mala dan menjadikan adik lo bagian di hidup gw," terang Rakha gentle.
"apa jaminan nya?," tanya afan.
"heh emang lo kira Mala pegadaian pake jaminan segala," sahut Alifa yang sudah muak.
Eby kembali membekap mulut Alifa, cukup mereka bertiga karena Alifah hanya akan membuat keadaan semakin panas.
"udah dong fan, apaan sih. Biarin Mala menggapai kebahagiaan nya," kata Devi.
"kamu harus nya bersyukur, laki-laki yang sekarang di cintai adik kamu sahabat kamu sendiri. Coba kalo laki-laki lain diluaran sana yang kamu sendiri ga tau seluk beluk nya."
Devi menarik nafas nya dalam sebelum melanjutkan wejangannya.
"mereka belum tentu bisa menjamin kebahagiaan untuk Mala," kata Devi lagi.
"ya walaupun lo ga bisa percaya gitu aja sih sama Rakha, karena ga jarang orang dalem nusuk kita dari belakang. Tapi gw yakin Rakha bisa dipercaya," Alifa ikut memberikan nasehat walaupun wajah jutek nya masih terlihat jelas.
Eby ikut mendekat dan merangkul bahu Afan.
"aman fan, Mala kan adek gw juga. Kalo Rakha macem-macem bukan lo doang yang ngga terima, gw bakal maju dibarisan paling depan buat ngasih pelajaran langsung ke Rakha," kata Eby.
Perasaan haru menjalar di hati Mala, malam ini menjadi salah satu sumber bahagianya.
Afan merentangkan kedua tangan nya menatap sang adik lamat.
Tanpa kata Mala mendekat dan masuk ke dalam dekapan sang abang.
"abang izinin, tapi inget ya harus jaga batasan. Pacaran sewajarnya! kalo Rakha jahatin kamu jangan sungkan buat bilang sama abang," kata Afan sambil sesekali mencium pucuk kepala adiknya.
