Menyusun memori bersama Basmalah dan Rakha yang saling menyempurnakan, tentang Afan yang begitu overprotective terhadap adik perempuannya, juga genggi nya terhadap Devi yang terang-terangan menunjukkan rasa sukanya, serta Eby Rizta sang cute boy ya...
Harap membaca sambil memutar lagu Kembang Perawan,
Effort aku dari sana buat dapet feel nya siapa tau kalian juga hehe.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"pake," pinta Afan sambil menyodorkan helm.
"loh dapet dari mana?," tanya nya, karena seingat Devi saat berangkat tadi Afan hanya membawa helm yang dipakainya.
"minjem sama Eby."
Devi yang mendengar jawaban Afan hanya mengangguk-anggukkan kepala dan segera mengenakan helm nya.
Sedikit informasi Eby memang selalu membawa helm dua kemana pun ia pergi, karena terkadang ibu atau kakaknya akan memilih untuk diantarkan oleh Eby, entah itu kesekolah tempat ibunya mengajar, pasar dan tempat lainnya yang menjadi tujuan ibu juga sang kakak.
Dengan bantuan pundaknya Devi menaiki motor besar milik Afan.
"pegangan," sambil menarik satu tangan Devi untuk mencengkram jaketnya.
Devi yang tidak ingin melewatkan kesempatan ini kembali berpegangan dengan satu tangan yang lainnya dan perlahan beralih menjadi sebuah pelukan. Dagunya ia sandarkan dipundak Afan dan tanpa sengaja pandangan keduanya saling bertemu lewat spion motor.
Wajah flat dengan mulut yang sedikit terbuka sudah membuktikan bahwa lagi-lagi Afan tidak dapat mengontrol detak jantung nya yang semakin menggila. Sementara Devi hanya menunjukkan cengiran khasnya.
Perlahan motor Afan berjalan meninggalkan lingkungan sekolah dan berlalu membelah jalanan kota.
Banyak kendaraan yang berlalu lalang dan dapat Afan pastikan jalan utama yang biasanya ia lewatin terjebak macet, maka dari itu Afan memilih untuk melewati jalan lain yang dirasa sepi.
