26. Akhir dari segalanya

3.4K 174 5
                                    

"Jeff, Ren. Duluan ya, mau langsung ke cafe," Haikal menggendong tasnya di punggung.

"Loh? Masih ke cafe? Emang abang lo ngebolehin?" Tanya rendi. Dia bingung katanya sudah berbaikan, ko masih kerja anaknya.

Haikal menggaruk kepalnya yang tidak gatal. "Ehm, nggak tahu sih,"

Jeffry mengernyit. "Lo belum ngasih tahu abang lo, kalau lo kerja?" Tanya nya memastikan.

Haikal menggeleng kaku. "Belum," Jawabnya pelan.

Mereka berdua bersama-sama membuang nafas berat. "Mending lo pulang dulu aja, minta izin. Daripada nanti dicariin, kan?" Usul rendi.

Jeffry mengangguk setuju. "Bener kata rendi. Daripada nanti abang lo marah karena lo nggak pulang-pulang."

Haikal nampak berfikir sejenak.

"Nggak usah deh, kalau pulang, gue susah bolak-balik. Jauh. Lagian jam segini mereka juga belum pada pulang,"

"Gue usahain sebelum mereka pulang, gue udah nyampe rumah," Lanjut haikal.

Jeffry nampak menghela nafasnya. "Ya udah terserah lo aja. Kalau ada apa-apa bilang sama kita oke?"

Haikal mengangguk. "Iya," Tangannya beralih membuka resleting tas, mengeluarkan dua amplop merah.

"Nih, gue ada hadiah buat lo berdua. Jangan dibuka sekarang, kapan-kapan aja," Hikal menyerahkan amplop itu kepada Jeffry dan rendi. "Oh iya, besok wajib datang kerumah gue, ada acara besar," Lanjut haikal.

Jeffry menautkan kedua alisnya. "Acara apaan?"

Haikal mengedikkan bahunya. "Dateng aja," Ujarnya singkat dan berlalu pergi.

"Aneh banget itu anak," Gumam Rendi menatap Jefrry yang hanya menggelengkan kepalanya.


Jian memandang sekolah haikal yang nampak sudah sepi, Jian juga sudah hampir satu jam menunggu namun, adiknya belum terlihat. Dia khawatir. Sampai akhirrnya seoranng satpam menghampiri dirinya.

"Mas, cari siapa ya?"

Jian menoleh kearah bapak satpam itu. "Adik saya pak, kok dari tadi belum keluar ya? Khawatir saya," Jeas Jian.

Satpam yang diketahui bernama Toto itu mengernyit. "Adiknya siapa mas kalau boleh tahu? Soalnya anak-anak udah pada pulang semua, tinggal para guru dan anak eskul saja,"

"Haikal, Haikal Asgaf."

"Loh? Mas haikal sudah keluar dari satu jam yang lalu. Dia jalan kaki tadi," Tutur pak Toto.

Jian tersentak. "Bapak yakin? Mungkin itu haikal yang lain," sanggahnya.

Pak toto menggelengkan kepalanya. "Kebetulan yang namanya haikal disini cuma satu mas. Anak paling pinter satu sekolah, tapi suka bikin onar juga. Dan kebetulan saya juga sering ngopi bareng sama mas ekal, dan dua temannya juga 'A Rendi sama 'A Jeffry," Jelasnya.

"Jadi benar haikal. Lalu, apa bapak tahu kemana haikal?"

Pak Toto kembali menggeleng. "Saya kurang tahu mas, tapi mas haikal emang biasanya pulang jalan kaki semenjak sepedanya rusak,"

Jian menghela nafas berat. "Ya sudah, kalau begitu saya pamit dulu ya pak. terimakasih infonya,"

Dengan perasaan resaha dan khawatir, Jian segera menaiki motornya untuk kembali kerumah berharap haikal memang sudah pulang.


BRAKK

Jian mebuka pintu rumah dengan keras, membuat semua yang tengah duduk di ruang tamu itu menoleh kaget.

7 DAYS || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang