Mobil taeil berhenti tepat di depan cafe. Dengan segera dia turun memasuki cafe, semua pekerja yang melihatnya segea membungkukkan badannya memberi salam.
Taeil memasuki ruangan zidan, zidan yang tadinya fokus pada berkasnya pun terkejut melhat kedatanyan taeil yang tiba-tiba, seperti biasanya.
Taeil duduk di sofa yang ada di dalam ruangan itu, matanya fokus menatap zidan yang juga sedang menatapnya.
"Saya mau tanya soal Haikal, dan,"
Zidan mengernyit. "Soal Haikal? Memangnya kenapa dengannya?"
"Bagaimana pekerjaannya?" Tanya Taeil basa-basi.
"Oh, hari ini dia bekerja sangat baik. tapi...," Zidan menggantungkan ucapannya.
Taeil mengernyitkan dahinya. "Tapi kenapa?" Tanyanya penasaran.
Membuang nafas pelan, zidan lantas berkata. "Setelah shiftnya selesai tadi, dia dengan tiba-tiba mengundurkana diri," Ucapnya pelan.
"Resign? Apa alasannya? Apa banyak mengganggunya disni?" Taeil menegakkan badanyya yang tadi bersandar.
Zidan menggeleng pelan. "Saya juga kurang tahu, haikal tidak mau memberi tahu alasannya. Dan, dia bilang dia nyaman saja bekerja disini, tidak pernah ada yang mengganggunya. Kata haikal, semua orang disini sudah seperti keluarganya sendiri,"
"Oh, saya juga mendengar, haikal sakit. Tadi sempat mimisan, wajahnya juga pucat sekali. Mungkin alasan dia keluar karena sakit dan tidak di perbolehkan untuk terlalu lelah. Tapi, saya pribadi bingung. Jika anak itu tidak bekerja, bagaimana dengan kebutuhan sehari-harinya. Itu yang sedari tadi saya pikirkan," Lanjut zidan, matanya menerawang pada kejadian beberapa tahun lalu, dimana dia melihat haikal merintih kelaparan.
"Sakit apa?"
Zidan menggeleng menjawabnya. "Tidak tahu. Dia setiap ditanya pasti jawabannya akan tetap sama, Haikal nggak papa. cuma kecaapekan. Anak malang itu benar-benar. Kalau aku sudah menikah mungkin akan ku adopsi,"
Taeil menghela nafas. "Berikan surat pengunduruan dirinya,"
Zidan menatap taeil bingung. "Untuk apa?"
Taeil berdecak malas. "Tidak perlu tahu. Ingat aku bosnya."
Zidan mencebikkan bibirnya. Tangannya mengambil amplop putih dilaci, dengan segera taeil merebut itu dan pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun.
Taeil memasuki gedung yang menjulang tinggi itu dengan sedikit berlari. Dia kini berada di kantor milik Johny sang adik. Tanpa permisi, taeil membuka pintu ruangan johny dengan kasar.
Johny terlonjak kaget, matanya menatap tajam kakak sulungnya yang bediri dengan wajah santainya.
"Apa?" Johny bertanya dengan alis yang naik sebelah.
Taeil duduk tepat di depan Johny. tangannya mengulurkan surat Resign milik haikal.
"Anak itu mengundurkan diri dari cafeku sore tadi,"
Johny mengernyit. "Tiba-tiba? Apa mungkin dia mendengar pembicaraan semalam?" Pertanyaan yang lebih mengarah pada pernyataan itu membuat taeil menggelengkan kepalanya.
"Tapi zidan bilang, anak itu sakit. Dan, itu bisa jadi penyebab dia keluar,"
Johny mengedikkan bahunya. "Biarkan saja," Ucapnya tidak perduli,
Taeil mengambil nafas berat. "Kita sudah membicarakan ini semalam john!" Ucpnya tegas.
Flshback
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DAYS || REVISI
Teen Fiction|PART MASIH LENGKAP!| Haikal itu, kayak planet pluto. Ada namun tidak di anggap. #1 Of markhyuck #2 Of Wayv {8.4.24} #4 Of nctdream {8.4.24} #7 Of nct {8.4.24} #8 Of nct127 {8.4.24}