Halaman Tujuh

8 4 0
                                    

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ EPOCH ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Sosok lelaki berparas rupawan memiliki senyum menawan. Netranya berkilauan menandingi sinar rembulan. Membuat hati tertawan meski puan menahan lantaran keberatan.

(Name), wanita keturunan Indonesia campuran Jepang. Surainya hitam sepekat malam. Manik matanya merah selekat darah. Bentuk bibirnya merekah sedemikian indah.

Bukan pertama kali dia merasakan getaran. Bukan pertama kali pula cinta dia tafsirkan. Namun, baru kali ini dia merasa ada penyimpangan. Benang miliknya dan pemilik nayanika berkelindan.

Ketaksaan. Dia takluk dalam kebimbangan. Untuk mengambil pengorbanan atau melawan ampunan.

Tachibana Naoto, detektif kepolisian Jepang, kian kerap mengirim pesan. Bukan tidak sabaran. Puan yang memang menyia-nyiakan rentang lima bulan.

(Name) dilanda kegundahan menyadari renjana dia rasakan. Mulanya kepura-puraan dilakukan, lamun Tuhan menumbuhkan sungguhan. Bukan kesalahan dia bila kasmaran malahan.

"Haitani Rindou, tidak kusangka berada di luar kemampuanku."

"Bagaimana aku bisa lepas darinya jika seperti ini, Tuhan?"

Satria di belakang daksa, merengkuh dirinya sedari sepuluh menit masa. Menciumi leher dan telinga adiratna.

"Aku sedang menyiapkan makan malam, Rin-aww."

Karantala (Name) giat memotong sayuran. Berencana dia memasak sup kesukaan. Ningan, dayita mengusik kegiatan. Tiada mengindahkan suwara serindai pendengaran, Rindou gigit telinga puan.

Tak

Pisau (Name) entak.

"Kau lihat, pisau di genggamanku." Dia mengacungkannya di hadapan satria. "Jangan mengganggu."

"Berhenti memasak. Malam ini aku hanya ingin memakanmu."

"Sialan! Sialan kau, Rin." Taruni menyesali. "Kesalahanku. Ini kesalahanku. Tuhan, ini kesalahanku." Bermain-main dengan seorang Rindou Haitani.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ EPOCH ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

❝Rin, aku merasa frustasi.❞

❝Karena mencintaiku?❞

❝Tuhan pasti
murka padaku.❞

❝Aku yang akan
menanggung dosamu.❞

▂▃▄▅▆▇█▓▒░ tbc ░▒▓█▇▆▅▄▃▂

Epoch | Haitani RindouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang