Bagian 8 🍂

39 44 47
                                    

Follow dan vote sebelum membaca!

Happy reading!

🎵Kasmaran : JAZ


Hari ini Alnaira mulai kembali bekerja setelah 2 hari kemarin ia tidak bekerja, Pukul 08.45 Alnaira sudah sampai sejak tadi dan kini di cafe hanya ada Reno dan Alnaira yang sejak tadi membersihkan cafe.

"Nai, lo gapapa kan? Mending lo duduk aja disana, biar gue yang beresin cafe nya" Ucap Reno kepada Alnaira yang sedari tadi membersihkan lantai.

"Gue gapapa Kak Reno, kemarin gue cuma pusing doang ngga sampe pingsan kok" Sahut Alnaira yang terdiam sejenak lalu kembali membersihkan lantai.

"Yaudah kalo gitu, tapi kalo lo ngerasa pusing bilang ke gue ya Nai" Ucap Reno yang tengah membereskan cangkir keramik.

"Iya kak, santai aja"

"OMA OMAGA, kalian kok udah pada disini aja" Tiba-tiba Ojol datang lalu membuka pintu cafe dan melihat Alnaira dan Reno.

"Oma omaga, oma omaga, gue kaget anjir denger teriakan lo" Ucap Reno lalu kembali membereskan gelas kopinya.

"Oma omaga, Nai lo udah baik-baik aja kan? Sini A'a lihat dulu" Cerocos Ojol lalu membalikan tubuh Alnaira.

"Bacot lo tukang ojek, nanti si Naira nya pusing kalo di gituin sama lo" Ucap Reno menatap Ojol, Ojol hanya menyengir kuda.

"Maafin A'a ya Neng geulis, soalnya A'a khawatir sama Neng geulis" Ucap Ojol lalu menggaruk belakang kepalanya.

"Gapapa Kak, makasih ya Kak udah khawatir sama Naira"

"Heh tukang ojek daripada lo modusin terus Naira mending lo bantuin gue cepet" Reno datang dengan membawa kantong plastik berukuran sedang yang berada di tangan kanannya.

"Tukang ojek tukang ojek, nama gue bukan tukang ojek anjir" Sahut Ojol lalu menaruh kantong nya.

"Lagian nama lo kan singkatannya tukang ojek online" Ucap Reno lalu memberikan kantong plastik nya kepada Ojol.

"YUHU GUE DATENG ADA YANG KANGEN GUE GAK SETELAH SEKIAN LAMA GAK LIAT GUE" Lola datang dengan Tari dan Revan di belakangnya.

"Lo jangan teriak-teriak La, telinga gue sakit denger suara cempreng lo" Reno menghela nafas pelan melihat tingkah Lola dan Ojol.

"Kayanya lo sama Ojol jodoh deh La" Lanjut Reno.

"Amit-amit gue punya jodoh kaya si Ojol" Lola bergidik ngeri lalu menatap Ojol yang tengah menatapnya.

"Halah tapi dalem hati lo pasti suka kan sama gue, lagian gue juga ganteng La" Ucap Ojol dengan bangganya.

"Ganteng dari Hongkong"

"Aamiin, ternyata muka gue mirip kaya orang-orang di Hongkong ternyata" Ucap Ojol.

"Bukan gitu konsepnya Ojol sorojol!" Lola menatap ke arah Ojol yang tengah bingung dengan perkataan Lola.

"Udah kalian gak usah berantem, mending sekarang kalian beres-beres ya". Ucap Alnaira melerai keduanya.

"Naira ya ampun gue kangen banget sama lo sampe gak sadar kalo lo daritadi udah di sini" Lola lantas memeluk Alnaira yang tengah membersihkan lantai.

"Gue juga kangen banget sama lo" Ucap Alnaira lalu membalas pelukan Lola.

"Nai, lo baik-baik aja kan?" Tiba-tiba pelukan mereka terurai seiring dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Tari kepada Alnaira.

"Gue baik-baik aja kok Tar, oh iya, lo udah sembuh total kan?" Ucap Alnaira dengan menatap Tari.

"Udah kok, aman"

Alnaira hanya menganggukan kepalanya saja dan sekarang Revan tengah berjalan ke arahnya.

"Lo gapapa kerja hari ini Nai? Kalo lo belum fit sepenuhnya lo boleh ambil cuti dulu" Ucap Revan dengan berdiri di sebelah Tari.

"Gue udah gapapa Kak, aman kok"

"Oke semua kita tinggal nunggu Tio dateng, sebelum dia dateng mending kita beres-beres dulu yang belum kelar tadi ya, sebagian bersihin lantai atas, sebagian di bawah" Reno memberi intruksi kepada mereka, mereka pun menganggukan kepalanya.

~••~

Hari semakin gelap, awan yang tadinya cerah bersamaan dengan matahari yang semakin naik kini turun perlahan lalu di gantikan dengan awan yang hitam.

Pukul 20.00 Alnaira masih setia di meja waiters nya yang sedang menggantikan Ojol dengan tangan melihat handphone di genggamannya.

"Permisi, saya mau pesan americano nya 3" Seorang laki-laki tengah berdiri di depan Alnaira dengan setelan jas berwarna navy, Alnaira menatap laki-laki didepannya membuat laki-laki itu menaik turunkan alisnya.

"Baik, ini pembayarannya, silahkan di tunggu ya Kak"

Laki-laki tersebut hanya menampilkan wajah datarnya lalu pergi begitu saja.

Alnaira segera menyiapkan pesanan laki-laki tadi.

Ketika 3 gelas kopi sudah siap, lantas Alnaira berjalan menuju laki-laki berjas navy, lalu menaruh cangkir keramik yang masih mengepul oleh kopi hitam di meja.

"Ada yang mau di pesan lagi Kak?" Tanya Alnaira kepada laki-laki yang tengah sibuk dengan laptop di mejanya.

"Tidak" Hanya kata itu yang terucap tapi membuat jantung Alnaira berdetak tidak karuan, Alnaira segera berjalan ke meja kasirnya.

"Nai, gue pulang duluan ya" Lola pamit kepada Alnaira yang sudah siap dengan tas berada di pundaknya.

"Tumben La jam segini lo udah mau pulang aja?"

"Ayah gue nyuruh cepet pulang Nai, lo hati-hati ya" Sahut Lola kepada Alnaira, Lola lalu pamit kepada Alnaira dan melambaikan tangannya ke arah Alnaira.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.56 Alnaira menatap ke arah depan dan melihat laki-laki berjas navy sedang melipat kedua tangannya dengan mata yang fokus dengan layar laptop di depannya.

"Mohon maaf Kak, cafe sebentar lagi akan tutup" Alnaira berucap ramah kepada laki-laki yang masih fokus dengan laptop nya.

"Tidak bisa tutup jam 11 malam?" jawab laki-laki tersebut.

"Tidak bisa kak sudah ketentuannya cafe ini tutup pada pukul 10 malam"

"Yasudah kalo begitu saya ingin pesan americano nya 3 lagi" Ucap laki-laki berjas navy membuat mata Alnaira melotot tidak percaya

Bagaimana tidak, laki-laki berjas itu sudah menghabiskan 3 gelas kopi sendirian.

"Mau pakai kemasan prototipe Kak?" tanya Alnaira.

"Iyalah, tadi kata kamu cafe nya mau tutup kan? Terus selain pakai kemasan mau pakai apalagi? Piring?" sahut laki-laki tersebut dengan menatap Alnaira yang sedari tadi menatap ke arah lain.

"Baik Kak, tunggu sebentar"

"Kak Tio bantuin Naira ya Kak, tolong buatin americano buat laki-laki itu" Tunjuk Alnaira kepada laki-laki yang sedang memasukan laptopnya kedalam tas.

"Siap, tapi nanti lo yang nganterin ya"

Alnaira terpaksa mengangguk.

"Ini Kak kopi nya, terima kasih ya Kak sudah berkunjung dan menikmati minuman kami" Ucap Alnaira dengan menundukkan kepalanya.

"Ya, sama-sama"

Alnaira melongo tidak percaya dengan ucapan laki-laki tersebut, hanya itu yang ia ucapkan?

Lalu laki-laki tersebut berlalu dari hadapan Alnaira dengan wajah datarnya, Alnaira menatap punggung tegap laki-laki tersebut. Jantung Alnaira berdetak kencang, entahlah perasaan apa ini.

°°°°°°

Reifan nongol? 🤔

See you the next chapter ya guys!


Singgah (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang