Follow dan vote sebelum membaca!
Happy reading!
10 menit Alnaira berjalan mengelilingi jalanan yang banyaknya orang berlalu-lalang, tetapi Alnaira tidak menemukan Lola. Alnaira memegang ponselnya nya lalu ia mulai menelfon Lola dan hasilnya pun sama Lola tidak mengangkat telfon darinya.Alnaira berjalan kembali dan tatapannya berhenti mengarah kepada perempuan yang tengah duduk di kursi di depan toko ice cream, dan Alnaira melihat kresek yang sedang perempuan itu bawa. Alnaira berjalan menghampiri perempuan tersebut yang sedang memakan coklat.
"La, gue cariin kemana-mana dan ternyata lo ada disini lagi makan coklat?" Alnaira berkacak pinggang melihat Lola yang sedang anteng memakan coklat dan melihat beberapa bungkus coklat yang telah ia habiskan. Lola hanya menatap Alnaira dengan santai.
"Lo makan coklat sampe 4 bungkus gini ngga eneg La? Awas lo, nanti batuk lagi," ucap Alnaira memperingati, lalu ia mendudukkan dirinya di sebelah Lola.
Lola hanya diam menanggapi, ia masih sibuk mengunyah coklat yang sedang ia makan.
Lola melirik Alnaira yang sedang melihat banyaknya kendaraan dan orang-orang berjalan berlalu-lalang didepannya.
"Nai..." panggil Lola kepada Alnaira. Alnaira melirik dengan menaik turunkan alisnya ke arah Lola.
"Lo mau gak?" Lola menawarkan coklat yang masih tersisa beberapa bungkus.
Alnaira menggelengkan kepalanya. "Lo makan aja, gue takut diabetes," ucap Alnaira dengan santai.
"Yakali makan 1 bungkus coklat doang langsung diabetes, ya gak bakal lah Neng Naira." ucap Lola terkekeh pelan.
"Nih ya, kata gue makan coklat tuh emang bener bisa naikin mood, apalagi pas pms gini" ujar Lola.
"Tapi menurut gue makan coklat kok ngga naikin mood ya? Kayak biasa aja gitu, gaada perubahan naik mood. Apa gue harus makan coklat 10 bungkus dulu biar mood nya naik drastis?"
"Ya ngga gitu juga kali, lo makan 10 bungkus langsung diabetes lah Naira," sahut Lola, lalu ia tertawa dan menyipitkan matanya.
Alnaira pun ikut tertawa melihat sahabatnya sudah kembali mood nya. Padahal ia hanya mengucapkan kata-kata yang mungkin biasa saja? Tetapi bisa membuat sahabatnya ini tertawa.
"Btw, kok lo bisa duduk disini sih? Kan lo beli coklat bukan beli ice cream, emang lo udah izin sama pemilik toko ini kalau lo ikut duduk di depan toko ice cream ini?" tanya Alnaira dengan mengerutkan dahinya.
"Bisa lah, orang ini tempat duduk umum kok. Gue juga udah izin sama salah satu pegawai disini."
Alnaira mengangguk mengerti.
"Lo... Baik-baik aja, kan?" tanya Alnaira dengan hati-hati.
"Aman, gak usah khawatir. Ucapan si Ojol tadi gak gue masukin ke ginjal kok." jawab Lola dengan santainya.
Alnaira tersenyum tipis, lalu ia kembali melihat orang-orang yang berjalan di depannya.
Setelah beberapa menit mereka duduk di depan toko ice cream, tetapi maupun keduanya sama-sama tidak ingin beranjak dari kursi berwarna hitam tersebut. Mereka terlalu nyaman dengan pikirannya masing-masing.
"La, balik ke cafe yu? Takutnya Pak Trian udah dateng, kan nanti kalo Pak Trian dateng duluan sebelum kita bisa-bisa gajih kita di turunin" ajak Alnaira setelah beberapa menit keduanya tidak ada yang bersuara. Lola berdiri lantas ia membuang sampahnya.
"Ayo, btw ini coklat tinggal sisa 3, kasihin ke siapa ya?" Lola menjulurkan kresek putih nya kepada Alnaira.
"Kasih ke Tari aja atau siapa kek yang pengen makan coklat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah (On Going)
RandomBerawal dari pertemuan pertama di cafe, lalu berujung saling mengagumi? "Ayo, saya antarkan kamu pulang," ucap laki-laki tersebut dengan memakai setelan jas kantor berwarna navy. "Ma-maaf kak aku ngga bisa, aku ud-." "Kamu... Menolak saya?" Tanya...