Bagian 10 🍂

37 38 36
                                    

Follow dan vote sebelum membaca!


Happy reading!




Kini Alnaira sudah berada di dalam rumah laki-laki berjas navy alias Reifan, dengan kedua paruh baya yang terlihat masih muda yang tengah duduk di sebelah Alnaira.

"Kamu temennya atau pacarnya Reifan cantik?" tanya Ibu paruh baya tersebut dengan menatap ke arah Alnaira.

"Bunda ngomongnya!" Reifan datang dengan membawa jas yang tadi ia pakai.

"Emang kenapa dengan omongan Bunda? Kan Bunda cuman nanya doang iya kan, Yah?" Ibu tersebut lalu menoleh ke arah suaminya. Suaminya hanya berdehem pelan.

"Kenapa kamu bisa kesini?" kini Ayah dari Reifan menatap Alnaira dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mmm... Tadi say–"

"Tadi dia nolongin Rei Pah di jalan, soalnya tadi mobil Reifan tiba-tiba mogok" Reifan memotong ucapan Alnaira. Alnaira hanya bisa diam, sungguh, ia ingin cepat pulang sekarang juga.

"Kenapa bisa mogok gitu sih Rei, jadi ngerepotin anak cantik ini kan" Ibu nya mendelik ke arah Reifan.

Reifan hanya mendengus pelan mendengar ucapan Ibu nya.

"Maafin anak Tante ya sayang. Oh iya, kamu mau minum apa? Pasti kamu capek kan" tawar Ibu Reifan kepada Alnaira.

Ketika Ibu Reifan hendak berdiri dari duduknya, Alnaira lalu mencegahnya "Gak usah Tante, sekarang saya mau pulang kok" Alnaira lalu meraih tas yang berada di sebelahnya.

"Minum dulu nak, sebagai ucapan terimakasih" Ayah dari Reifan lalu berucap dan menatap Alnaira dengan tatapan yang lembut.

"Gak usah Om ngerepotin, lagian saya membantu Kak Reifan ikhlas kok Om, Tante" tolak Alnaira dengan halus.

"Udah diem!" Reifan duduk di sebelah Alnaira dengan memangku laptopnya. Alnaira hanya bisa diam dengan kaku.

"Namanya siapa?" Tanya Ayah Reifan kepada Alnaira yang sejak tadi terdiam dengan canggung.

"Nama saya Alnaira Om" ucap Alnaira dengan tersenyum lembut.

"Habis pulang kerja ya?"

"Iya Om, habis pulang kerja di cafe" jawab Alnaira. Lalu ia melihat Ibu Reifan tengah membawa nampan.

"Kalo Om boleh tahu, kamu kerja di cafe mana?"

"Di cafe 'hello coffe' Om" jawab Alnaira dengan sedikit kaku.

"Sebentar, cafe nya terdengar tidak asing" Ayah Reifan terdiam dan berfikir sejenak.

"Nama pemilik cafenya Pak Trian Pramadya, bukan?" lanjut Ayah Reifan.

"Iya om, betul, Pak Trian pemilik cafenya"

"Kalau Pak Trian sih temen Om itu" ungkap Ayah Reifan, lalu meneguk air putih yang di bawakan oleh istrinya.

"Pak Trian yang waktu dulu punya restoran bukan, Yah?" tanya Reifan yang masih menatap layar laptop di depannya. Ayah Reifan hanya berdehem pelan.

"Nama kamu tadi Alnaira, ya?" Tanya Ibu Reifan kepada Alnaira yang sedang menunduk.

"Iya Tante" jawab Alnaira dengan senyum yang melihatkan gigi gingsulnya. Ibu Reifan lalu mengambil tangan Alnaira yang dingin lalu mengusap pelan punggung tangan Alnaira.

"Dingin banget tangannya Al, mau tante ambilkan jaket biar tubuh kamu ngga kedinginan gini?"

"Tidak usah tante, Al mau pamit pulang aja. Takutnya Papah sama Mamah Al nyariin."

Singgah (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang