Ting.
08xxx
:Bunuh saja anak itu
Dia tdk penting bagiku.Justin melirik sekilas pesan itu dan kembali fokus mengemudikan mobil.
"Tapi tin, gak ada gunanya lagi Lo pertahankan cewek itu. Mamah nya juga udah gak peduli sama dia."
"Atau Lo masih kurang puas dan lebih milih hancurin hidup Angel lebih dalam?"
Justin meremas kuat stir mobil saat berhenti di lampu merah. Ia melirik ke arah wanita yang duduk di samping kursi pengemudi, wajah Angel yang tertidur lelap nampak tenang dan lembut.
"Sementara ini dia harus bedrest untuk menstabilkan pemulihan. Tekanan darahnya tinggi dan itu mengancam keselamatan janin nya. Sering mengalami kram adalah pertanda kandungan yang rentan, disebabkan oleh usia yang terlalu muda."
"Apa kalian mengalami kecelakaan sehingga harus menikah dini? Bahkan umurnya belum sampai sembilan belas tahun yang berarti baru lulus SMA."
Justin diam tanpa ekspresi. Ia kembali melajukan mobil menuju rumah. Dalam pikirannya berulang kali berdebat antara kembali ke kehidupan mewah atau tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi ini.
Tak sampai lama, mereka akhirnya sampai di rumah kontrakan yang kecil yang bahkan halaman kecilnya hanya mampu menampung mobil mereka saja.
Suara pintu mobil yang ditutup sedikit kuat membuat Angel sedikit terusik, ia perlahan membuka mata bersamaan dengan pintu mobil di sampingnya ikut terbuka. Justin menyelipkan tangan dibawah pundak dan lutut wanita itu lalu menggendongnya memasuki rumah.
"Justin..."
"Ssstttt, tidur."
Angel menatap kabur wajah suaminya yang menggendong tanpa ekspresi. Apa lelaki itu masih marah tentang ia yang meminum susu kotak tadi?
Justin perlahan meletakkan Angel di atas kasur yang cukup kecil. Ia memperbaiki posisi tidur wanita tersebut dan menyelimuti sebatas bahu.
"Eghh.." Angel setengah sadar menarik baju Justin berharap ia akan memeluknya.
"Kenapa sayang?" Tanya Justin pelan seraya mencium kening istrinya lalu ikut berbaring di sampingnya.
Lelaki tersebut mengelus rambut dan punggung Angel berharap ia akan tertidur kembali.
Dan benar saja, setelah beberapa menit Angel kembali tertidur dengan lelap dalam pelukan hangat Justin.
❄️❄️❄️
"DUDUK GUE BILANG."
Angel yang semula asik mengekori Justin seketika memberengut kesal. Ia mundur dan duduk di meja makan menunggu Justin selesai memasak sarapan.
Angel tersenyum manis melihat punggung pria itu yang terekspos bebas sebab sekarang Justin tidak memakai atasan.
Tak lama, Justin datang ke meja makan dengan membawa dua piring nasi goreng sebagai sarapan.
Angel bertepuk tangan sekilas dan menutup mata dengan tujuan membaca doa, berbeda dengan Justin yang langsung memakan tanpa berdoa terlebih dahulu.
"Justin, hari ini kamu kerja?" Tanya Angel setelah selesai berdoa dan kini asik dengan sarapan.
Justin hanya mengangguk sekilas sebab masih fokus dengan sarapannya.