3. a mother's worries

1.2K 34 1
                                    

Tok tok tok tok tok

"Angel, mamah tau kamu di dalam. Buka pintunya, mamah mau ngomong." Itu adalah suara Tiara dari balik pintu.

Angel memilin ujung bajunya sebab masih ragu membuka pintu.

"Angel, mamah cuman mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu." Ujar Tiara lagi.

"Jangan jadi anak durhaka ya kamu." Kini nada suara Tiara terdengar naik.

Akhirnya Angel memilih membukakan pintu sebab ia masih mempunya adab untuk mendengarkan orangtua berbicara.

Perempuan itu menunduk menghindari tatapan sang ibu ketika ia baru membukakan pintu. Berbeda dengan Tiara yang menatap datar ke arah putrinya.

"Boleh saya masuk?" Tanya Tiara dengan nada sinis.

"Boleh, mah." Angel mempersilahkan Tiara masuk dan kini mereka berdua duduk di kursi ruang tamu.

"Mau aku buatin teh_"

"Gak usah." Tolak Tiara.

Kini pandangan Tiara mengelilingi setiap sudut rumah kontrakan yang kecil itu. Setelah puas menilai, Tiara pun menatap Angel yang duduk di kursi depannya.

"Jadi, gimana rasanya setelah kamu puas mengkhianati mamah?"

"Hah?" Angel tersentak mendengar pertanyaan itu.

"Mah, Angel sama sekali gak khianati mamah_"

"Trus kenapa kamu setuju aja kawin lari sama Justin?" Potong Tiara dan perlahan tatapannya turun ke bawah menatap perut rata putrinya.

"Dan yang lebih parah, kamu malah mengandung anaknya yang berarti menjelaskan bahwa kamu sama Justin udah lama berhubungan spesial sebelum pernikahan mamah." Suara Tiara terdengar bergetar mengucapkan kalimat itu pertanda ia menahan emosi yang sangat dalam.

"Mah, kan mamah sendiri yang paksa Angel kenalan sama Justin. Dimana dulu Angel gak mau kenalan sama dia, bahkan Angel juga sempat milih jalan-jalan keluar kota daripada makan malam sama Justin dan pak Manuel." Jelas Angel tidak terima disalahkan padahal ia juga adalah korban.

Tiara tertawa miris, ia menyilangkan kedua tangan di depan dada dengan dagu angkuh menatap sang anak. "Jadi kamu memutarbalikkan fakta dan menyalahkan mamah atas semua ini?"

"Bukan maj_"

"ANGEL, kalo kamu menjelaskan bahwa kamu adalah korban, kenapa kamu gak kasih tau mamah kalo Justin memperkosa kamu? Kenapa kamu mau aja waktu dia ajak kamu kawin lari? Padahal kamu tau bahwa dia adalah calon Abang tiri kamu. Kenapa hah?" Tiara frustasi akan situasi saat ini.

Angel menatap ibunya dengan air mata yang bercucuran. Kenapa setiap terjadi pelecehan pihak perempuan yang selalu disalahkan?

"Mamah datang kesini cuman mau nyakitin hati Angel?" Tanyanya serak.

Tiara memutar bola mata seraya menarik nafas panjang. Ia berdiri dan berjongkok di bawah putrinya seraya menggenggam tangan Angel dengan lembut.

"Kamu merasa mamah benci sama kamu?" Tanya Tiara dibalas anggukan Angel.

"Kamu tau Angel, tiap mamah kepang rambut kamu sewaktu kamu kecil, mamah selalu berharap suatu saat nanti kamu jadi wanita karir yang bisa berkuliah diluar negri." Tiara berucap dengan parau.

"Mamah mati-matian cari nafkah semenjak papah kamu meninggal. Mamah gak mau masa depan kamu seburuk ini. Kamu pikir mamah gak capek cari biaya buat masa depan kamu? Mamah capek Angel, mamah cakep banget bahkan rasanya mau nyerah."

"Dan kehadiran Manuel di hidup mamah sangat mengurangi rasa capek mamah. Dia cinta mamah dan mamah juga cinta dia. Menikah dengan Manuel bukan cuman buat menghilangkan rasa kesepian mamah, tapi juga menghilangkan rasa capek mamah. Bahkan tanpa diminta pun, dia bersikeras membiayai kehidupan kuliah kamu. Dia setuju kamu kuliah di luar negri, bahkan membiayai dan sangat mendukung keputusan kita."

Trapped Men Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang