"maafin aku ya."
"Jangan kesini gue bilang, nanti Lo sakit gue yang repot."
Angel yang mendengar itu sontak kembali mundur dan memasuki rumah. Ia duduk di kursi dekat jendela sambil memperhatikan Justin yang sibuk menjemur pakaian yang dimana seharusnya itu adalah tugas Angel. Ia sedih karena tidak bisa melakukan pekerjaan rumah dan merasa bahwa ia semakin membebani Justin.
Senyum Angel terukir melihat tato salib kecil di lengan lelaki itu yang saat ini tidak memakai baju atasan, Justin memang anak berandalan tetapi ia masih ingat Tuhan. Bahkan pagi tadi Justin pergi ibadah ke gereja membuat Angel menangis saat melihat betapa tampannya lelaki itu memakai kemeja ditambah parfum dan berangkat ke gereja menggunakan mobil.
Wanita itu sempat memohon minta ikut tetapi tidak diizinkan suaminya lantaran Waktu beribadah cukup lama dan memakan waktu satu setengah atau dua jam di Gereja sementara perut Angel yang sering kram tidak memungkinkan untuk ikut ibadah sehingga Justin menyuruhnya berdoa dari rumah saja.
"Apa aku buat teh manis aja biar Justin senang?" Monolog Angel dan sedetik kemudian ia ngacir ke dapur.
Justin bahkan tidak ada istirahat hingga saat ini, dimulai dari bangun pagi dan memasak sarapan juga makan siang tadi, dilanjut mandi dan pergi ke Gereja, pulang dari Gereja langsung ganti baju dan mencuci pakaian hingga kini menjemur. Bahkan makan siang pun ia belum hingga sekarang waktu menunjukkan pukul satu siang.
Setelah selesai membuat teh manis panas, Angel membawanya ke ruang tamu bersamaan dengan Justin yang telah selesai menjemur.
"Aku buatin kamu teh manis." Ujar Angel ketika lelaki itu baru duduk di sampingnya.
"Ngapain Lo buatin gue teh manis panas siang-siang gini?" Tanya Justin sinis membuat Angel tersadar akan kebodohannya.
"Iya juga ya, harusnya minum yang segar." Beo Angel.
"Tapi gak ada es batu." Lanjut Angel membuat Justin berdecak.
"Gak usah dibuat, gak ada gunanya juga."
Angel memberengut mendengarnya, ia melihat Justin yang kini berpindah sofa dan merebahkan diri pada sofa panjang hendak mengistirahatkan tubuh.
"Justin, kamu belum makan siang." Ujar Angel seraya mendekati suaminya.
Justin tidak menjawab, ia hanya memejamkan mata dengan sebelah tangan yang berada di atas keningnya. Seketika ia terkejut saat merasakan Angel ikutan berbaring dengan membuat ia secara refleks menahan tubuh wanita itu berjaga-jaga juga Angel terjatuh.
"Jangan tidur di sini, Lo ke kamar aja sana. Ini sempit." Kata Justin tetapi dibalas gelengan oleh Angel yang mendongak dan menatapnya polos.
Angel semakin merapatkan diri sambil memeluk pinggang suaminya kuat-kuat sehingga Justin berdecak menahan emosi lalu memeluk tubuh wanita itu agar tidak terjatuh ke lantai.
Kini Angel benar-benar tersenyum lebar karena ia merasakan Justin mencium rambutnya dan memainkannya. Perlahan mata Angel mulai memberat lantaran biasanya jam segini ia sudah tidur siang semenjak hamil, ia mulai menutup mata dengan aroma parfum Justin yang semakin membuat ia mengantuk hingga terlelap.
❄️❄️❄️
Angel menguap setelah membuka mata dengan sempurna. Ia menatap sekeliling dan tidak menemukan Justin di mana pun, kemudian ia bangun dan sadar bahwa sekarang ia sudah berada di kamar. Ia turun dari kasur dan berjalan keluar kamar, ia mengintip dari jendela lalu sadar bahwa mobil Justin juga tidak terparkir di halaman membuat ia yakin Justin pergi keluar rumah.