"tin, cuman luka itu doang?"
"Iya." Jawab Justin ketika luka sabetan di lengannya selesai dijahit oleh dokter.
Sementara Lucas kakaknya mendapatkan luka bogeman di pipi kiri dan sudut bibir yang terluka. Pertaruhan barusan lebih banyak diambil alih oleh Justin ketika melawan sang ayah ditambah beberapa bodyguard.
Mereka memang tidak melawan semuanya sebab tau pasti akan kalah. Setelah Justin berhasil membawa Angel keluar dari rumah Imanuel, mereka segera mundur dari sana. Bahkan luka sabetan yang diterima Justin berasal dari ayahnya sendiri yang berusaha mencegah kepergian mereka.
"Angel belum siuman?" Tanya Justin.
"Belum, kata dokter efek obat biusnya belum habis." Jawab Mariska yang berusaha memakaikan baju Lucas.
"Sekarang ngerti kan kenapa gue belum bisa lepasin cewek itu?" Justin menghela nafas berat.
Lucas dan Mariska mengangguk paham.
"Kalo gue lepasin dia, ayah sama pelakor itu bakalan maksa Angel aborsi supaya pernikahan mereka bisa terlaksana." Ujar Justin.
Mariska mengambil duduk di sofa depan Justin lalu menyipitkan mata. "Dan bahaya itu bakalan terjadi karna Lo bentar lagi KKN. Angel bakalan makin mudah diincar sama mereka."
Justin menarik sudut bibir dan matanya menjelajahi ruangan atau lebih tepatnya apartemen Mariska. "Angel bakalan tinggal disini selama gue KKN."
"GILA LO." Bentak Mariska tidak terima, ia sangat membenci wanita itu dan mana mungkin ia sudi menampungnya.
"Gimana menurut Lo bang?" Tanya Justin kepada Lucas.
Lucas terlihat mengangguk singkat dan ikutan duduk di samping Mariska. "Ide bagus."
"Bagus darimana nya? Kenapa gue malah ikut berkorban?" Semprot Mariska tidak terima.
"Sayang!" Lucas menarik pinggang kekasihnya untuk mendekat.
"Aku gak mau. Tau sendiri kan gimana bencinya aku sama cewek itu." Balas Mariska berusaha untuk tidak terkena rayuan.
Lucas tertawa kecil, ia mengusap sensual pipi wanita itu seolah merayu. "Sayang, jadi lebih baik Angel tinggal di apartemen aku?"
"Ya udah, dia tinggal di apartemen kamu trus kamu pindah aja ke sini." Kata Mariska santai.
"No, dia butuh penjagaan dan otomatis aku harus tinggal bareng sama dia."
"Kamu gila?" Tanya Mariska semakin tidak terima. Mana mungkin ia membiarkan orang yang dicintainya tinggal satu atap dengan orang yang dibencinya.
"Trus gimana dong?" Pancing Lucas seakan berusaha memaksa kehendaknya sendiri.
"YA UDAH TERSERAH." ucap Mariska final kemudian pergi dari sana menuju kamar.
"Jinak banget cewek Lo." Ujar Justin
❄️❄️❄️
Angel merasakan tubuhnya tidak ada tenaga, kepala pusing dan sedikit sesak nafas. Ia menatap sekeliling kamar yang tidak diketahui itu kamar siapa. Perlahan ia turun dari kasur, berjalan dengan lemah keluar kamar.
Sial, hal pertama yang ia lihat ketika keluar kamar adalah dua orang yang sedang asik berciuman di sofa, bahkan mungkin sebentar lagi akan memulai permainan yang lebih panas.
Lucas dan Mariska belum menyadari keberadaan Angel sebab mereka masih asik dengan dunia berdua. Lucas sudah bertelanjang dada sementara Mariska masih mengenakan bra berwarna hitam. Salah satu tangan Lucas bergerak lincah ke punggung kekasihnya dan berhasil melepaskan pengait bra.