10. after made up

529 79 3
                                    

FREEN

Aku merasakan seseorang mendorong dan pundakku berulang kali. Mengganggu sekali tapi seperti deja vu. Aku pernah mengalami hal ini. Ya, malam tadi. Aku mengerang saat orang yang mengganggu tidurku itu memelukku. Aku mengerang kembali.

"P'freen ayo bangun! Mama bilang sarapan sudah siap.. kita harus pergi ke galeri seni hari kedua! aku tidak mau melewatkan pameran untuk kedua kalinya..", rengek Becky diatasku. Berat ya ampun dia kira dia ringan?

"Becky.. berat..", keluhku padanya.

"Makanya P'freen bangun! Mandi!", ujarnya padaku merengek seperti anak kecil.

"Iya..", jawabku.

Aku sampai lupa bahwa Becky menginap disini. Saat menelpon Maminya malam tadi tiba-tiba Becky meminta izin untuk menginap. Becky ingin menginap disini malam tadi. Dia ingin menghabiskan sisa malam tadi bersamaku. Aku hanya menghela nafas berat karena aku tahu aku tidak akan menang jika dia sudah bersikeras seperti itu.

Becky menarik tubuhku untuk berpisah dengan kasurku. Aku mengerang dan menariknya kedalam pelukanku. Hm wangi sabun vanilaku. Aku tersenyum mencium aroma tubuhnya.

Becky memelukku erat, "Selamat pagi P'freen.", ucapnya.

"Pagi..", balasku menyandarkan daguku di pundaknya.

"P'freen ayo bersiap kita harus ke galeri seni.", suruhnya padaku lagi tapi tidak melepaskan pelukannya.

Ia menjauhkan wajahnya lalu mencium kedua pipiku dan keningku. Kemudian berdiri menarikku ke kamar mandi, "Sekarang P'freen mandi! kami tunggu di meja makan untuk sarapan!"

Aku tertawa lalu menuruti ucapan sang tuan putri. Jika tuan putri sudah menyuruh, kita harus mematuhinya.

*

*

*

Kami sudah sampai di galeri seni dan sudah banyak yang datang untuk menghadiri sesi bicara dengan salah satu pemuka seni yang cukup terkenal di Thailand.

"P'teayii, terima kasih sudah mau mengisi acara kami..", ucapku memeluk P'teayii.

"Ah Freen, aku yang harus berterima kasih padamu karena sudah menjadikanku bagian dari acara ini.", ucapnya dengan ramah padaku. Aku selalu suka setiap kali P'teayii membuka pameran seni, karena setiap kata dan puisinya begitu menyentuh hatiku.

"Wah siapa ini? Cantik sekali Freen! Pacarmu?", tanya P'teayii melihat Becky yang berdiri disampingku.

Wajah kami berdua bersemu merah, aku dengan cepat menyangkal ucapan P'teayii takut terjadi salah paham.

"ah bukan Phi.. Ini Rebecca Armstrong, temanku.. sudah seperti adikku sendiri juga..", ucapku pada P'teayii. "Becky ini P'teayii."

"Halo Phi, aku Rebecca.", ucap Becky tersenyum pada P'teayii. Lalu merangkul lenganku. Tentu perlakuan ini tidak akan lolos dari pandangan P'teayii yang langsung menggoda kami.

"Yakin kalian tidak pacaran?", goda P'teayii lagi pada kami.

"Phi!!", keluhku pada P'teayii yang tertawa dan Becky yang diluar dugaanku tidak menyangkalnya sama sekali sejak awal.

Becky benar-benar mengikutiku kemanapun, meski sudah kubilang padanya tidak apa jika ia memiliki kegiatan lain tetapi ia menolak dan mengatakan dia tidak memiliki acara apapun.

"P'freen foto disini yuk.", ajaknya padaku. Aku tersenyum saat ia memilih untuk berfoto di balik lukisan anak kecil yang tersenyum.

"Sini aku bantu ambilkan foto buat kalian.", ujar Noey yang menghampiri kami berdua. Aku tersenyum dan memberikan kamera Leica ku pada Noey.

I Found Her - freenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang