BECKY
Aku perlahan mengigit bibir P'freen, lembut sekali dan rasanya begitu berbeda saat aku berciuman dengan laki-laki. Wangi parfume dior P'freen begitu tercium menenangkanku yang jujur saja rasanya jantungku ingin keluar dari dalam tubuhku. Kemudian aku melepaskan ciumanku menjauh sedikit dari P'freen dan perlahan membuka mataku. Pemandangan P'freen yang sangat terkejut menyambutku, ia menutup mulutnya dengan tangannya. well, aku tidak menyesal sama sekali lagipula P'freen tampak sangat lucu sekarang. Jika ada ponsel rasanya ingin sekali aku memvideokan P'freen.
"Apa yang lucu? kenapa kamu tertawa? Bec.. kamu tau apa yang baru saja kamu lakukan?!", tanya P'freen mengambil jarak dan kini duduk di paling ujung sofa, membuatku menghela nafas berat. Aku tidak suka jarak ini.
"P'freen jangan duduk jauh-jauh!", rengekku tapi P'freen tidak menggubrisku menungguku menjawab pertanyaannya.
Aku memutar kedua bola matakku, berdecak kesal, "Jika P'freen mau aku menjawab, P'freen harus duduk didekatku.", ucapku membuat P'freen melototiku.
oh aku Rebecca Patricia Armstrong, apa yang kumau itu yang kudapatkan. Terutama jika aku memintanya pada P'freen hehehehehe.
P'freen bergerak mendekatiku lagi, membuatku tersenyum puas. Saat ia sudah kembali duduk disampingku, aku menaruh telingaku di dekat jantungnya, membuatnya tercekat. Aku tersenyum lebar mendengar degup jantungnya yang tidak beraturan.
"Apa - Apa yang kamu lakukan Bec?", ucapnya berusaha mundur menjauhkan telingaku dari dadanya.
Aku tersenyum, lalu mengambil tangan P'freen. Dia tidak menolak sama sekali dan hanya menurutiku saja. Aku meletakkan telapak tangan P'freen di dadaku.
"P'freen merasakannya?", tanyaku tersenyum kearahnya.
P'freen mengangguk dan wajahnya terlihat lucu sekali, "Jantungmu berdegup kencang sekali."
"Sama seperti degup jantung P'freen.", aku tersenyum lebar. "P'freen yang membuat jantungku berdegup kencang seperti ini, dan aku senang aku juga membuat hal yang sama pada P'freen."
P'freen menggigit bibirnya, seperti memikirkan sesuatu yang ingin ia katakana padaku. Aku tersenyum. Dari awal semenjak aku kenal dengan P'freen, dia adalah orang yang memang sulit mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata tapi kita bisa tau dari semua sikap dan perlakuannya. P'freen merasakan hal yang sama.
"Aku menyukai P'freen.", ujarku membuatnya terkejut.
"Bec.. kamu masih 20 tahun.", ujarnya membuatku tertawa.
"P'freen 20 tahun itu bukan usia anak-anak. Aku sudah dewasa. Aku mengerti dengan apa yang kurasakan. Aku tidak mengatakan hal ini untuk membuat P'freen merasa tertekan. Tapi, aku tidak mencium sembarang orang P'freen dan teman tidak berciuman apalagi adik-kakak.", ujarku memperjelas keadaan ini. Aku adalah orang yang suka merencanakan sesuatu terlebih dahulu sebelum melakukannya. Aku juga sudah memikirkan pro dan kontranya. Tentu aku memikirkan tentang seksualitas ku. Setelah mencium P'freen tadi aku yakin, aku memang menyukai P'freen.
"Becky.. aku tidak tahu apa yang harus kukatakan sekarang..", ucap P'freen kebingungan. Tentu aku sudah mengira bahwa aku akan membuat P'freen kebingungan seperti ini. Untuk itu aku sudah sangat siap untuk menunggu P'freen menyadari perasaannya. Lagian aku yakin, tidak akan ada yang mampu menolak pesonaku, terutama P'freen hehehe.
Aku menarik P'freen kedalam pelukanku, P'freen menyandarkan dagunya di bahuku saat aku mengusap punggungnya dengan erat.
"P'freen.. Aku tidak memaksa P'freen, dan jangan merasa tertekan.. Ambil waktu sebanyak yang P'freen butuhkan untuk menyadarinya dan dengar P'freen aku sudah memikirkan hal ini. Aku sangat yakin dengan perasaanku.", ucapku meyakinkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found Her - freenbecky
FanfictionIni hanya tentang bagaimana mereka menemukan orang yang tepat baginya.