BECKY
Setelah aku berhasil maju satu langkah mendekati P'freen dengan label super friend. Kini aku bisa lebih leluasa untuk menciumnya. Rasanya seperti kami sudah berpacaran tapi lebih lowkey and secretly membuatku merasa antusias hehe.
P'freen kini mulai sibuk dengan pekerjaan barunya. Aku juga ikut membantu usaha clothing brandnya yang semakin membesar. Selain semakin sibuk mencari uang, P'freen juga ditawari untuk menjadi asisten dosen di universitas rangsit yang ditolaknya dengan sopan. Saat kutanya mengapa, P'freen hanya menjawab ia tidak tertarik di bidang akademi, maunya fokus bisnis biar bisa beli rumah sama mobil buatku. Lihat? Siapa coba yang tidak jatuh hati kalo dibilang begitu?
Aku juga fokus belajar, meski bukan termasuk siswa pintar seperti P'freen tapi nilaiku masih dalam kategori sangat baik. P'freen juga selalu mendukungku setiap kali aku ada ujian. Dia selalu menawariku untuk menginap di apartemen untuk lebih fokus belajar dan menyiapkan cemilan untukku. Sembari aku belajar, P'freen akan membuat file presentasi di kantornya atau hanya mengolah data saja. Ia akan duduk disampingku membuatku tau bahwa dia ada bersamaku.
Kami menghabiskan banyak waktu bersama meski begitu P'freen dan aku tetap memberikan jarak yang sehat di antara kami berdua. Karena aku dan P'freen tetap memiliki keluarga dan teman.
Seperti minggu lalu saja, untuk merayakan pencapaian penjualan yang banyak P'freen memberi hadiah jalan-jalan ke Hongkong kepada P'opp, P'nutt, dan P'nam. Sedangkan aku sudah membuat jadwal menonton konser Taylor swift bersama Richie dan pacarnya Jane. Meski begitu kami masih saling mengabari satu sama lain.
Hari ini aku memiliki jadwal pergi bersama Irin ke mall, dia terus merengek mengatakan bahwa aku tidak mempunyai waktu untuknya, padahal dia sendiri sibuk dengan P'noey.
"Jadi akhirnya kalian menyewa apartemen bersama?", tanyaku sambil meminum thaitea-ku.
Irin mengangguk mengunyah steak yang ada di dalam mulutnya, "Aku sudah mempertimbangkannya secara matang, apalagi orangtuaku akan kembali ke Songkla. Mereka ingin aku memiliki orang yang bisa menjagaku Bec."
"Bukankah terlalu cepat?", tanyaku lagi.
Irin menggelengkan kepalanya, "Melihat bagaimana cara P'noey memperlakukanku kupikir waktu bukanlah masalah Bec. Bukankah kamu dengan P'freen juga sebenarnya tinggal bersama? Kamu menghabiskan waktu lebih banyak di apartemennya daripada dirumahmu sendiri.", godanya padaku.
Aku jadi teringat salah satu tujuanku mengajak Irin keluar, "Oh iya Irin, apa kamu mengenal P'seng?"
"Ohh senior jamur?"
Aku bingung, "Ha?"
"Itu loh rambutnya hahah orang-orang memanggilnya Mr. Mushroom."
Setelah dipikir-pikir memang mirip jamur.
"Kenapa? P'freenmu butuh anti jamur?", ujar Irin langsung mengetahui maksudku.
Aku mengangguk, "Iya. Menyebalkan sekali. Awalnya kupikir dia akan menjadi rekan kerja biasa saja untuk P'freen. Tapi lama kelamaan dia menjadikan alasan kerja itu untuk terus menelpon dan mengirim pesan ke P'freen."
"Wahh modus sekali.", respon Irin menggelengkan kepalanya.
"Dia juga pernah bersikeras untuk datang ke apartemen P'freen malam-malam. Alasannya karena dia butuh P'freen menjelaskan beberapa data yang dia tidak mengerti. Mengerikan sekali kan?"
"Umm Bec, aku ada satu informasi yang kemungkinan kamu belum tau.", ujar Irin membuatku mengernyitkan dahiku.
"Apa?"
"Tapi berjanji kamu harus tanya baik-baik pada P'freen dan jangan bertengkar."
"Kamu membuatku cemas, ini tentang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found Her - freenbecky
أدب الهواةIni hanya tentang bagaimana mereka menemukan orang yang tepat baginya.