FREEN
Cuaca Bangkok begitu cerah pada pagi hari ini, dan aku memiliki rencana untuk menghabiskan waktu bersama anak terakhir keluarga Armstrong dan Bonbon. Menghabiskan waktu di taman sambil piknik terdengar baik menyenangkan bukan? Bonbon merupakan anjing English bulldog yang dimiliki oleh Becky. Bonbon sangat sulit menutup mulutnya dan lidahnya terus terjulur keluar. Tapi Bonbon sangat imut!
Awalnya aku memang berencana untuk pergi ke taman bersama Becky, karena beberapa hari ini dia seperti mudah sekali kesal padaku. Tidak tau kenapa, dia seperti sedang red day setiap hari. Menjawab pesan dengan singkat, dan juga melihatku dengan kesal beberapa kali. Menolak untuk bercerita. Huft, apa Becky masih pada fase remaja? Bukankah dia sudah melewati fase itu?
Aku melihat Becky yang sedang menonton TV di ruangan keluarganya dan menolak bergabung bermain bersamaku dan Bonbon di lantai. Mami Armstrong sudah berangkat bekerja beberapa menit yang lalu. Maminya Becky seorang manajer di Centara Hotel yang merupakan hotel terbesar di Thailand. Papi Becky merupakan CFO (Chief Financial Officer) di perusahaan teknologi elektronik di Thailand. Dilihat dari besarnya rumah Becky yang seperti mansion ini wajar jika kalian berpikir bahwa Becky hidup seperti seorang putri. Tidak bermaksud untuk membandingkan kehidupanku dengan Becky tapi memang kehidupan kami berbeda 180 derajat. Tapi aku tetap bersyukur dengan bagaimana Becky tetap tumbuh menjadi pribadi yang baik dan rendah diri. Tidak pernah sekalipun aku melihat dia merengek untuk sesuatu pada orangtua nya kecuali sedikit kebebasan karena orangtua nya yang memperlakukan Becky masih seperti anak kecil karena masih dibawah umur (dibawah 20 tahun).
Melihat sang putri yang masih mendiamkan si rakyat jelata ini tanpa sebab membuatku berfikir bagaimana caranya agar sang putri berhenti melakukannya. Richie yang sudah siap untuk pergi ke kampus mengenakan kemeja biru langit dan trouser pants bewarna cream. Mendekatiku lalu duduk disampingku.
"Bagaimana dengan pameran seni nya Freen?", Tanya Richie padaku.
Aku tersenyum sembari menjawab, "Semuanya sudah beres kamis nanti kita akan mulai menata tempatnya. Tiket pameran juga sudah mulai dijual."
"Aku tau project mu kali ini akan sukses lagi. Jujur, aku sangat kagum dengan semua project UKM Seni, selain menguntungkan juga mempromosikan universitas kita dengan sangat baik.", ucapnya sambil menyodorkan Cream puff kearahku. Aku tersenyum dan sedikit canggung untuk menerima suapan cream puff itu karena kedua tanganku sedang memegang Bonbon. Tapi laki-laki separuh British ini dengan senyuman diwajahnya menungguku untuk menerima suapan darinya dengan tersenyum canggung aku menerima suapan cream puff itu.
"Bukan aku kok yang hebat, tim projectnya yang solid dan kompak yang mewujudkan semuanya. Aku hanya 1 dari bagian tim itu.", jawabku.
"Tetap saja, semuanya tidak akan terjadi jika bukan karenamu yang bagus memimpin mereka, Freen."
Baiklah, sepertinya aku tidak akan menang. Jadi aku hanya tertawa kecil dan tidak menjawabnya lagi. "Ada kelas hari ini?", Tanyaku padanya meski sebenarnya aku tau karena Richie memiliki kelas yang sama dengan Saint hari ini.
"Iya nih, mana 4 mata kuliah lagi. Rasanya aku tidak sanggup lagi menghandle semua kegiatan di BEM jika seperti ini terus. Aku sangat lelah.", keluhnya.
"Apa kamu menikmati menjadi ketua BEM?"
"Tentu. Aku senang karena bisa bertemu dan berbicara dengan banyak orang.", Jawabnya dengan tersenyum.
"Kalau begitu semuanya terbayarkan. Setidaknya kamu menikmati apa yang kamu lakukan Richie. Karena akupun begitu, rasanya menyenangkan melakukan sesuatu bersama dengan teman-teman yang lain meskipun rasanya lelah sekali.", ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found Her - freenbecky
FanfikceIni hanya tentang bagaimana mereka menemukan orang yang tepat baginya.