1. Bandara

1.8K 124 0
                                    

Note: Cerita mengambil latar kejadian yang nyata namun telah diubah untuk kepentingan cerita.

Note: Cerita mengambil latar kejadian yang nyata namun telah diubah untuk kepentingan cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ZB1 baru saja kembali dari Jeju untuk shooting reality show mereka. Semua sedikit kelelahan setelah melakukan banyak aktivitas fisik.

Tema acaranya adalah camp, tentu saja ada banyak kegiatan outdoor yang menguras tenaga.

Dalam bayangan semua member setelah ini mereka bisa segera kembali ke asrama dan tidur nyenyak.

Namun kenyataannya justru masalah menanti di depan mata.

Tidak ada yang menyangka sejumlah besar penggemar sudah menanti di bandara, padahal keberangkatan mereka ke Jeju biasa saja.

Pada awalnya semua masih berpikir tak akan ada masalah, para penggemar berdiri di belakang garis batas dengan teratur.

Namun tiba-tiba saja orang-orang mulai mengejar mereka, menempel di semua arah tanpa memberi jarak. Dan dalam sekejap keadaan berubah jadi kacau.

Para staff dengan segera membentuk dinding, berdiri di sekeliling member untuk melindungi mereka. Namun jumlah staff jelas tidak sebanding dengan orang yang memburu ZB1.

Staff kewalahan, semua member mulai panik karena terjebak, ekspresi wajah yang kaku tidak dapat disembunyikan.

Jalan yang semula lebar sekarang tidak terisa jarak. Sulit untuk melangkah.

Tanpa perintah, member menggenggam tangan satu sama lain. Langkah kaki yang terbatas berusaha dipercepat.

Matthew dan Taerae yang kebetulan berada paling depan dikawal oleh banyak staff sampai tiba di mobil.

Di belakang mereka ada Gyuvin, Hao Hanbin dan Yujin yang terdorong kesana-kemari tanpa bisa melawan.

Bahkan untuk mempertahankan kaitan tangan pun sulit. Hanbin menoleh ke belakang dengan khawatir saat terpisah dari Hao yang terus dia pegangi.

Staff memeganginya erat memaksanya terus bergerak maju sementara dia terus menoleh ke belakang khawatir pada teman-temannya. Hanbin hanya dapat melihat sekilas Hao dan Gyuvin juga berada dalam lindungan staff.

Hanbin bergabung dengan Taerae dan Matthew di dalam van yang sama, sementara Gyuvin diarahkan ke mobil van lainnya sambil dipapah oleh staff.

Tidak lama Hao masuk ke van Hanbin dan Yujin dipapah oleh staff masuk ke van Gyuvin.

"Oh, tidak. Sepertinya Yujin cedera," ujar Taerae melihat kondisi dari jendela.

"Dia hampir jatuh tadi, seharusnya aku memeganginya," ujar Hao menyesal.

"Jangan bilang begitu. Situasinya sudah separah ini, kita semua panik. Jangan menyalahkan diri sendiri," balas Hanbin.

"Hanbin-Hyung benar, ini bukan salah Hao-Hyung," tutup Taerae.

"Ini sangat menyeramkan. Kenapa ada begitu banyak orang?" ujar Matthew, wajahnya pucat.

"Kuharap yang lain baik-baik saja," doa kecil Hanbin diamini Taerae, Matthew dan Hao dalam hati.

Melirik ke belakang, kondisi semakin parah. Ricky, Gunwook dan Jiwoong sudah total menjadi satu dengan kerumunan. Bergerakpun sulit, tidak tersisa ruang sama sekali. Terpaksa hanya saling mendorong untuk maju.

Jiwoong berjalan paling belakang, dia ingin memastikan adik-adiknya tidak tertinggal. Tangannya tidak lepas dari bahu lebar Gunwook.

Hanya ada sekitar dua staff di kiri dan kanannya, sama sekali tidak cukup untuk menghalau puluhan orang. Berkali-kali Jiwoong merasakan entah tangan siapa menyentuhnya di beberapa bagian tubuh.

Jiwoong bahkan tidak bisa protes.

Lagipula suaranya tidak akan terdengar di antara puluhan suara lain yang melebur jadi satu. Jiwoong sendiri pun kesulitan mendengar arahan staff.

Setelah melewati pintu kaca, mobil van mereka mulai terlihat.

Meskipun bagi Jiwoong yang terlihat sejak tadi hanya punggung tegap Gunwook sebab Gunwook berjalan tepat di depannya menutupi pandangan.

Jiwoong jelas tidak melihat payung besar yang nyaris mengenai wajah Gunwook kalau saja Ricky tidak menahannya. Karena itu Ricky jadi lebih protektif, dia pegangi tangan Gunwook dengan erat sepanjang sisa perjalanan.

Langkah-langkah kaki dipercepat mendekati van yang telah siap menunggu dengan pintu terbuka.

"Ricky-ssi duduklah di belakang dengan Gyuvin-ssi. Yujin-ssi cedera, dia tidak bisa pindah ke kursi belakang," staff memberi arahan pada Ricky yang masuk ke mobil lebih dulu.

Kemudian Gunwook menyusul duduk di samping Yujin.

Hanya tersisa Jiwoong dan seharusnya dia masuk tepat setelah Gunwook.

Jadi ketika staff menutup pintu semua orang menjadi bingung.

Apa mungkin Jiwoong masuk ke van satunya?

"Jiwoongie-Hyung belum masuk," ujar Gunwook mengkonfirmasi pada staff yang siap di kursi kemudi.

"Sepertinya ada masalah."

Balasan yang dia terima membuat hati semua member di van yang sama mendadak semakin tidak tenang.

Mereka hanya bisa memantau dari jendela apa yang terjadi di luar.

Meskipun tidak terlalu jelas sebab fans juga mulai mengerumuni sekeliling mobil.

Kemudian sekitar lima orang staff dari berbagai arah mendorong kerumunan di sekitar van menjauh.

Barulah semua orang di mobil melihat Jiwoong.

Seorang petugas keamanan bandara menggendongnya di punggung.

Kemudian pintu mobil kembali dibuka dengan cepat. Seorang staff wanita muncul dengan wajah panik.

"Gunwook-ssi tolong pindah ke belakang!"

Di tengah rasa terkejutnya Gunwook bergerak dalam autopilot pindah ke kursi belakang meski berhimpitan dengan Gyuvin dan Ricky.

"Jiwoong-ssi pingsan, tolong pegangi dia," ujar staff pada Yujin yang duduk di kursi tengah sebelum menyingkir agar Jiwoong bisa dimasukan ke mobil.

Tangan Yujin bergetar saat mengambil alih tubuh Jiwoong yang lemas.

Kepala Jiwoong disandarkan pada bahu kecilnya hingga Yujin bisa melihat jelas memar di pelipis kiri Jiwoong. Entah apa yang sudah terjadi.

"H-Hyung..." panggil Yujin lirih.

Namun sepasang mata favoritnya masih tetap terpejam rapat. Perasaan Yujin tidak karuan.

Bingung, takut, khawatir, panik, dan marah. Semua bercampur jadi satu.

Gunwook, Ricky dan Gyuvin yang hanya melihat dari kursi belakang bahkan tidak mampu mengucapkan apapun karena terlalu terkejut.

Pintu ditutup kembali dengan cepat lalu staff wanita tadi buru-buru duduk di kursi depan. "Ke rumah sakit sekarang!"

Pull Through - Jiwoong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang