12. It'll be Okay

945 99 11
                                    

ZB1 diantar pulang dengan kawalan staff. Perjalanan pulang terasa menyesakan, suara sisa-sisa tangisan mengiris hati sepanjang jalan.

Tidak ada yang akan bisa tidur nyenyak malam itu, jadi semua berkumpul di ruang tengah dalam sunyi alih-alih masuk kamar masing-masing.

"Hyung, ganti baju dulu. Bajumu..."

Taerae tidak melanjutkan ucapannya.

Hanbin menatap darah dibajunya dan bayangan Jiwoong yang jatuh ke pelukannya bersimbah darah kembali berputar.

Hanbin hampir menangis lagi, namun sekuat tenaga ditahan. Jika dia lemah maka yang lain akan hancur.

Hanbin pamit mengganti bajunya yang kotor terkena darah.

Setelah mengambil kaos secara asal Hanbin duduk di kasurnya memandangi dinding dengan tatapan kosong. Rasanya seperti mimpi.

Padahal mereka tadinya tertawa riang menggodanya dan Jiwoong tentang event besok, yang sudah pasti batal mereka datangi, lalu dalam waktu singkat situasi berubah 180°.

Hanbin ingin menenangkan semuanya dan bilang, "Tidak apa-apa. Jiwoongie Hyung akan baik-baik saja."

Namun siapa yang coba dia tipu?

Hanbin bahkan tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri kalau Jiwoong akan baik-baik saja.

Dia melihat terlalu banyak darah untuk bisa yakin kalau Jiwoong baik-baik saja.*

(*Kalau ada orang terkena luka tusuk jangan langsung cabut benda yang menancap karena bisa membuat pendarahan semakin besar.)

Teringat akan teman-temannya yang mungkin saja menunggunya, Hanbin bergegas mengganti baju.

Dia tidak pergi ke ruang tengah namun dapur. Tanpa bilang apa-apa Hanbin membuat satu teko penuh teh.

"Kenapa tidak minta bantuan?" Hao datang karena mendengar bunyi berdenting dari dapur.

Tanpa diminta, Hao membantu Hanbin menuangkan teh ke dalam gelas dan meletakkan gelas-gelas itu ke atas nampan untuk dibawa ke ruang tengah.

Hanbin dan Hao bersama membagikan teh pada adik-adik mereka. Berharap tehnya akan membantu mereka untuk lebih tenang.

Ruang tengah kembali hening, hanya sayup suara tetesan air dari kamar mandi yang terdengar.

Tidak ada yang bicara tapi semua tahu mereka menanti hal yang sama.

Kabar dari Rieul yang pergi ke rumah sakit menemani Jiwoong.

Kemudian saat itu ponsel Hanbin berbunyi.

Hanbin tidak pernah segugup itu menerima panggilan telepon.

"H-Halo, Hyung?"

"Hanbin-ah, syukurlah. Kita bisa bernapas lega Hanbin-ah."

"Maksud Hyung?"

"Luka tusuknya tidak dalam dan tidak mengenai bagian vital. "

Hanbin membuang napas yang entah sejak kapan dia tahan.

Airmatanya kembali mengalir namun kali ini untuk alasan yang baik.

"Syukurlah hiks syukurlah Hyung."

"Jangan menangis lagi dan tidurlah. Jiwoong akan segera kembali berkumpul dengan kalian."

Hanbin mengangguk tanpa sadar Rieul tidak akan melihatnya.

"Eum. Terima kasih Hyung."

Pip

Hanbin tersenyum pada teman-temannya meski pipinya basah airmata.

"Jiwoong Hyung akan baik-baik saja."

Kalimat itu akhirnya bisa dia ucapkan dengan lantang.

Pull Through - Jiwoong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang