17. Rumour

794 107 7
                                    

"Apa yang tadi Hyung bicarakan dengan Rieul Hyung?" tanya Hao ketika Jiwoong pergi menyendiri ke dapur setelah pulang dari meetingnya dengan Rieul.

Member lain sedang menikmati waktu senggang menonton film bersama di ruang tengah. Hanbin pikir ini sebuah cara yang bagus untuk melupakan peristiwa buruk yang terjadi dan bersantai sedikit mengisi waktu yang luang karena debut yang diundur.

"Bukan apa-apa." Jiwoong mencoba meyakinkan Hao dengan senyum.

Tentu saja Hao tidak langsung percaya. Justru aneh kalau Jiwoong bilang itu bukan apa-apa padahal dia pergi dengan Rieul cukup lama.

"Hyung menyembunyikan sesuatu!"

"Memangnya apa yang harus Hyung sembunyikan?"

Hao kebingungan sendiri. "Entah."

Jiwoong tertawa kecil. "Sudah. Jangan khawatir, semua baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu aku pasti cerita."

"Janji?"

Hao menyodorkan kelingkingnya. Lalu Jiwoong menyambutnya.

"Eum."

Datanglah Gyuvin dengan wajah polos.

"Kalian sedang apa?" tanya Gyuvin saat melihat kedua kakak tertuanya sedang mengaitkan kelingking satu sama lain.

"Sudah selesai nonton filmnya?" tanya Jiwoong seraya menarik tangannya hingga kaitan jarinya terlepas.

Gyuvin mengangguk.

"Gunwook sedang memilih film lain. Hyung belum jawab pertanyaanku."

Jiwoong mengangkat bahu. "Hanya melihat kelingking siapa yang lebih panjang."

Hao tidak percaya Jiwoong menggunakan itu sebagai alasan.

Jiwoong tampak cuek, dia mengambil sebotol air mineral dari kulkas lalu kembali ke ruang tengah berkumpul dengan yang lain.

Hao buru-buru menyusul.

Tinggallah Gyuvin yang pergi ke dapur untuk mengambil beberapa botol minuman dan camilan.

Gyuvin juga anak yang peka dan sangat pemerhati, jelas dia tahu ada yang mencurigakan.

Dia akan melihat dulu keadaan dan hanya bertanya kalau perlu.

Gyuvin kembali ke ruang tengah dengan tiga botol isotonik dan satu pack besar chips.

Dia melirik Jiwoong dan Hao.

Hao sudah asyik mengobrol dengan Hanbin.

Sementara Jiwoong sibuk dengan ponselnya.

Gunwook sudah memutar film kedua dan semua orang menonton dengan hikmat.

Sesekali Gyuvin masih melirik Jiwoong dan Jiwoong selalu sibuk dengan ponselnya.

Jadi Gyuvin mengendap ke belakang sofa di mana Jiwoong duduk dan berusaha mengintip apa yang dibaca Jiwoong dengan begitu serius.

Itu sebuah portal berita.

Kolom komentar.

Kalau Gyuvin tidak salah lihat ada 5 tab yang terbuka di browser.

Jiwoong sepertinya membaca satu per satu komentar.

Gyuvin kembali ke tempatnya dan membuka ponselnya sendiri.

Mencoba mencari artikel yang Jiwoong baca dan memeriksa komentarnya.

Dan Gyuvin sadar apa masalahnya.

Beberapa orang berpikir Jiwoong punya masalah dengan teman satu grupnya dulu. Mereka membuat spekulasi tidak berdasar tentang Jiwoong yang berbuat jahat hingga menimbulkan dendam dan berujung penyerangan.

Beberapa orang juga menyebut Jiwoong pembawa sial karena membuat debut ZB1 tertunda dan membuat Hanbin tidak bisa hadir di acara Gucci.

"Semua grupnya bermasalah. Jangan menulari ZB1 dengan kesialanmu."

Gyuvin marah.

Mereka tidak tahu apapun tapi bersikap seolah mereka tahu segalanya.

Mereka menyebut diri mereka fans tapi melukai salah satu member dengan ucapan mereka.

Pantas saja Jiwoong tampak murung.

Tanpa berpikir banyak, Gyuvin berjalan menghampiri Jiwoong, tidak peduli protes yang timbul karena tubuh tinggi Gyuvin menghalangi pandangan.

Kemudian dia merebut ponsel Jiwoong dan meletakannya di meja.

"Jangan terus menatap ponsel dan lihat filmnya."

Jiwoong mengerjap bingung.

Kenapa Gyuvin tiba-tiba begitu serius tentang menonton film?

"Gyuvin minggir! Aku tidak bisa lihat layar TV-nya!" protes Ricky.

"Jangan lihat ponsel lagi. Kalau Hyung lakukan aku akan menyembunyikan ponsel Hyung ketika Hyung tidur."

Setelah bilang begitu, Gyuvin kembali ke tempat duduknya dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Saat itu Jiwoong tersadar kalau Gyuvin sepertinya entah bagaimana tahu dia sedang membaca komentar-komentar buruk.

Pull Through - Jiwoong ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang