Keduanya masih terdiam saling pandang, Lisa sampai menunduk dengan pipi yang sudah memerah membuat Satria terkekeh mengacak puncak kepala gadis itu gemas sendiri, melihat pasangan ini berpelukan di depannya Felix langsung pergi dengan omelan-omelan keluar dari bibirnya yang sama sekali tidak di hiraukan oleh Lisa dan Satria.
"Kenapa hm?", tanya Satria menatap dalam ke arah Lisa.
Lisa akhirnya mendongak menatap wajah Satria yang kini menampilkan senyuman lebar, "makasih", cicit Lisa membuat cowok itu menaikan alis tinggi tidak mengerti.
"Makasih sudah berniat mencintai gue", ujarnya akhirnya paham jika cowok di depannya tidak mengerti.
Satria terkekeh menarik Lisa ke dalam pelukannya, "gue yang harusnya ucapin itu Lis, makasih sudah menunggu, makasih memberi gue kesempatan untuk mencintai, ada hal yang ingin gue ungkapkan sama lo, Lis", ujarnya melepas pelukan menatap manik mata Lisa dalam.
Lisa mengangkat alis tinggi, menatap tangannya yang di genggam Satria erat menuntun mengarahkan pada dada bidang cowok itu, Lisa melotot merasakan degupan yang sangat terasa dari sana, "lo berhasil Lis, lo berhasil buat gue jatuh cinta sama lo, maaf karena gue pernah menyakiti hati lo, dan maaf juga pernah menyukai sahabat lo", ujarnya.
Lisa tersenyum mengusap dada Satria lembut, "makasih juga sudah pernah menyukai sahabat gue, maaf karena sahabat gue tidak akan luluh sama cowok kayak lo, hehehee Livia sudah tahu perasaan gue dari dulu, sampai dia selalu menjaga jarak, menjaga perasaan gue", jelasnya membuat Satria melotot tidak percaya.
Lisa terkekeh melihat wajah Satria yang masih melongo, "lo ngak tahu banyak hal yang sudah Livia korbankan demi gue, karena itu saat lo jujur waktu itu gue rela meski sakit demi sahabat gue, pengorbanan seperti itu tidak seberapa dengan apa yang selama ini Livia lakukan untuk gue, tapi satu hal yang gue yakini bahkan jika Livia punya perasaan yang sama terhadap lo, dia akan mengubur perasaanya demi persahabatan kami".
Lisa terkekeh sedangkan Satria kembali memeluk Lisa dengan eratnya, "gue salut sama persahabatan kalian, biasannya persahabatan cewek akan renggang hanya karena satu cowok tapi kalian berdua berbeda, gue makin sayang sama lo Lis", ujarnya mengeratkan pelukan, Lisa membalas pelukan Satria tersenyum senang, tidak sia-sia perjuangan Lisa selama ini.
Akhirnya perjuangannya membuahkan hasil, cowok yang selama ini ada di hatinya punya perasaan yang sama terhadapnya.
*****
Livia menaikan alis menatap wajah masam Felix, cowok itu kini duduk di kursi samping brangkas Livia, "banyak cowok yang suka sama lo", celetuk Felix membuat Livia melongo bingung tidak mengerti sama sekali
Felix mengusap wajahnya kasar, mengingat pandangan teman kelasnya yang lain kepada Livia membuat Felix uring-uringan, Felix yakin bukan hanya Satria yang pernah kecantol dengan gadis imut di depannya, Felix menatap wajah Livia dalam mengenggam tangan gadis itu lembut.
"Gue mohon Liv, beri gue izin untuk dekat sama lo", ujar Felix memohon membuat Livia menghela nafas menarik tangannya frustasi sendiri.
"Bukannya lo selalu berusaha mendekat walaupun tanpa izin dari gue, jadi untuk apa gue ngasih izin", ujar Livia memalingkan pandangan jengah sendiri dengan tingkah cowok aneh itu.
Felix meringis baru menyadarinya, "oh iya juga ya, gue lupa, gue gelisah tahu barusan saja gue tahu kalau Satria suka sama lo, sampai akhirnya gue ingat tatapan teman kelas kita sama lo, gue punya saingan banyak bangat elah", ceritanya membuat Livia menoleh dengan alis bertautan.
"Walaupun Satria suka, gue ngak bakalan suka, cowok yang di sukai sahabat gue tidak akan bisa menarik perhatian gue", ujarnya berdecak kesal.
Felix terkekeh gemas baru melihat ekpresi dari gadis ini, biasannya hanya wajah datar yang dia tampilkan tapi kini Felix melihat ekpresi yang berbeda.
"Ehmm".
"Siap-siap pulang", ujar Lisa membuat Felix langsung menoleh menatap tajam ke arah Satria yang terlihat meringis.
Lisa menahan tawa, Felix tidak mampu menutupi perasaannya sama sekali, cowok itu terlalu mudah di tebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen Heart (Selesai)
Short StoryCinta, satu kata penuh makna. Tapi Cinta, tidak ada artinya bagi yang pernah merasa patah dan kecewa. Namun apakah Cinta mampu meluluhkan hati yang beku ? hati yang sudah tertutup rapat dengan benteng kokoh dan kuat. Ini kisahnya, kisah seorang Feli...