Part 3

2K 365 57
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Sebuah mansion mewah berlantai 5 menjulang tinggi di hadapan Amber

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mansion mewah berlantai 5 menjulang tinggi di hadapan Amber.

Meski sudah ditinggalkan selama bertahun-tahun, mansion masih tetap terawat dan indah seperti di masa lalu. Tempat Amber menghabiskan masa kecilnya. Dimana di dalamnya terdapat berbagai macam kenangan indah bersama orangtuanya.

Amber sangat bersyukur masih memiliki rumah kala perusahaan bangkrut dan kehilangan banyak barang-barang berharga.

Setidaknya, ia dan keluarganya masih punya tempat untuk berteduh walaupun tak bisa berfoya-foya lagi seperti sebelumnya.

"Harga jual rumah kita pasti sangat tinggi."

Amber sontak menoleh ke sang mommy --Areum-- yang baru saja mengatakan hal tersebut.

Areum tertawa geli melihat ekspresi protes putri kesayangannya. "Tenang saja, honey. Kami tidak akan pernah menjual rumah ini sampai kapanpun."

"Mommy mu benar. Sesusah dan sejatuh apapun keluarga kita, rumah ini tidak akan pernah dijual karena banyak kenangan indah tersimpan rapat di sini." Imbuh Daddy --Sean-- seraya merangkul Amber.

Gadis cantik itu menyandarkan kepalanya manja ke lengan Sean. "Baguslah kalau begitu. Aku tidak ingin kehilangan rumah ini. Daddy dan mommy tenang saja, aku akan mencari pekerjaan dan memberikan semua gajiku kepada kalian." Ungkapnya penuh semangat.

Areum dan Sean tersenyum haru melihat anak mereka tumbuh dewasa dalam sekejap.

Baru kemarin rasanya Amber merengek minta ratusan juta won untuk dikirimkan ke rekeningnya, tapi sekarang Amber sudah berinisiatif memberikan gajinya. Yah, walaupun belum mendapatkan pekerjaan.

Mereka sangat senang melihat sikap tegar Amber. Padahal mereka sudah overthinking membayangkan Amber tak bisa beradaptasi dengan baik dan berakhir menyalahkan mereka ataupun depresi.

"Lebih baik kita masuk dan segera istirahat." Tutur Areum.

Keluarga kecil itu pun akhirnya masuk ke dalam mansion.

"Bagaimana kalau kita memakai lantai satu saja?" Usul Sean. Disetujui oleh istri dan anak tercintanya.

"Ah, aku mendadak kepikiran. Bagaimana cara kita membersihkan rumah sebesar ini?" Tanya Amber mengingat mereka tak bisa menyewa pembantu lagi.

"Mommy akan membersihkannya sendirian." Sahut Areum.

"Aku akan membantumu, sayang." Timpal Sean.

"Aku juga akan membantu mommy." Tukas Amber. Menarik perhatian kedua orangtuanya.

"Memangnya kau bisa bersih-bersih, honey?"

Amber meringis malu seraya menggaruk pipinya canggung. "Aku bisa mempelajarinya, mom."

Ya, itulah Amber. Anak manja.

Selama 25 tahun hidup, gadis itu selalu dimanja oleh kedua orangtuanya.

Bukan hanya tidak bisa bersih-bersih, Amber juga tidak bisa memasak, dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.

"Kau tidak perlu melakukan itu, honey. Lagipula kau alergi pada debu. Bisa-bisa kau sakit kalau ikut membersihkan rumah ini." Imbuh Sean.

"Kalau begitu, aku akan memijat tubuh mommy dan Daddy setelah kalian selesai membersihkan rumah." Putus Amber. Ingin menjadi orang berguna bagi orangtuanya.

"Baiklah." Tawa Areum dan Sean.

Keluarga kecil itu tetap terlihat kompak dan bahagia meskipun telah kehilangan banyak hal.

Setidaknya, mereka masih memiliki keluarga lengkap dan saling mendukung satu sama lain. Sesuatu yang lebih berharga daripada harta benda.

Harta bisa dicari lagi sedangkan keluarga tidak bisa dicari lagi.

****

Iris hazelnya terus tertuju lurus ke layar laptop. Mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya hingga ia berhenti di salah satu lowongan, yaitu posisi sekretaris di perusahaan L&A.

Langsung saja Amber mencari tahu tentang perusahaan itu. Setelah menemukan fakta perusahaan L&A termasuk perusahaan terbesar dan terkenal, ia langsung melamar tanpa ragu-ragu. Terlebih lagi, gajinya sangat besar.

Amber buru-buru mengirimkan CV yang dibuatnya semalaman beserta berkas penunjang.

"Semoga diterima." Gumam Amber penuh harap.

Gadis cantik itu menendang selimutnya gemas lantaran tak sabar menerima balasan dari perusahaan tujuan.

"Ternyata ini rasanya melamar pekerjaan. Deg-degan." Lirihnya seraya menyentuh dadanya yang berdegup kencang.

"Sayangnya, mungkin aku tidak akan diterima. Bagaimana mungkin sebuah perusahaan ternama menerima sekretaris baru yang tidak berpengalaman di dunia kerja?" Mental Amber down seketika. Antusiasmenya tadi menguap entah kemana.

Ia mengacak rambut hitamnya gusar. "Bodoh!! Kenapa dulu aku tidak mencoba bekerja saja di perusahaan Daddy?!" Erangnya tertahan.

Ting!!

Amber berhenti misuh-misuh sendiri. Beralih membuka ponselnya.

Gadis itu melotot kaget ketika mendapatkan email balasan dari perusahaan.

Kemudian, matanya menyipit lagi, meneliti pesan balasan perusahaan.

Jantungnya terus berdebar kencang lantaran takut ditolak mentah-mentah.

"Selamat, Anda diterima. Anda sudah bisa masuk kerja mulai hari Senin. Kami sangat menunggu kedatangan Anda."

Amber melongo heran membaca pesan tersebut.

"GILA! AKU DITERIMA SEMUDAH INI?! TANPA PROSES WAWANCARA ATAUPUN TES?!"

"LEBIH GILANYA LAGI, MEREKA MEMBALAS PESANKU DALAM WAKTU LIMA MENIT! INI PASTI PRANK 'KAN?!!" Jeritnya heboh.

Amber menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. Mengatur keterkejutannya.

"Apa mungkin ini bukan email resmi perusahaan?" Gumamnya, berusaha berpikir rasional.

"Lebih baik aku tanya dulu ke Daddy."

Amber segera berlari mencari Sean. Kebetulan, ia melihat Sean sedang bersantai di ruang tamu bersama laptop.

"Daddy! Apa benar ini email resmi perusahaan L&A?!" Tanyanya tak sabaran sembari menyodorkan layar ponsel ke depan wajah Sean.

Pria paruh baya itu mengerjap kaget. "Benar, honey. Kau diterima bekerja di sana? Kapan mendaftarnya?"

"Lima menit yang lalu, dad."

Sean tercengang hebat. "Mereka menerimamu dalam kurun waktu lima menit? Tanpa tes, wawancara, dan semacamnya?"

Amber mengangguk kuat.

"Mencurigakan. Lebih baik kau tidak menerima tawaran ini, honey." Saran Sean. "Daddy dan mommy saja yang bekerja. Kami pasti bisa memenuhi semua kebutuhanmu, honey." Timpalnya lagi. Enggan melepas anak kesayangannya bekerja di perusahaan mencurigakan.

Gadis cantik itu mendesah pelan. "Balasan email-nya memang mencurigakan, tapi aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini, dad. Aku akan memastikannya langsung ke perusahaan."

"Jangan, honey. Pesan ini jelas-jelas memiliki maksud terselubung. Tidak mungkin sebuah perusahaan besar menerima seseorang dengan mudah. Daddy takut terjadi sesuatu yang buruk kepadamu."

Amber manggut-manggut pelan mendengar ucapan masuk akal Sean.

Sementara itu, di sisi lain, Luke terlihat menyesali tingkah gegabahnya dalam membalas email Amber. "Semoga saja dia tidak curiga." Gumamnya pasrah.

Bersambung...

16 Juni 2023

firza532

Obsessed [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang