Part 11

1.3K 215 321
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Gangguan Luke membuat Amber terjaga semalaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gangguan Luke membuat Amber terjaga semalaman. Gadis cantik itu tidak bisa tidur walaupun sangat mengantuk. Alhasil, wajahnya pun seperti zombie di pagi hari. Wajah pucat, mata sembab, dan kantong mata membengkak.

Amber bahkan tidak punya tenaga untuk berjalan menuju ke kantor jika saja Luke tidak membawanya secara paksa.

Sungguh melelahkan menerima perlakuan semena-mena Luke. Lebih melelahkan lagi karena dia tidak bisa melawan. Kejatuhan keluarganya menghancurkan segalanya.

Sekarang, Amber tak bisa melarikan diri lagi. Amber tidak memiliki uang untuk melakukan itu. Terpaksa menahan, menahan, dan menahan.

Semoga saja dirinya masih diberi kewarasan oleh sang pencipta dalam menghadapi kegilaan Luke.

'Arghhhh!! Kenapa harus bertemu dia lagi?' Jerit batinnya kesal. Misuh-misuh sendiri sambil bekerja.

Amber semakin menjerit di dalam hati kala menyadari Luke menatapnya intens.

Posisi duduk mereka yang saling berhadapan membuat Luke leluasa menatapnya.

Gadis itu segera menunduk, bersembunyi di balik layar komputernya. Menghadirkan tawa geli dari Luke.

"Kau tidak pernah berubah, amour." Komentar Luke tapi diabaikan oleh Amber.

Luke bertopang dagu seraya tersenyum. Menatap siluet tubuh Amber. "Apa saja yang telah kau lakukan semenjak pergi dariku? Apakah kau pernah memiliki kekasih baru?"

"Jangan menanyakan urusan pribadi di jam kerja." Tegur Amber sinis.

"Oh, kau ingin aku menanyakannya di luar jam kerja. Di rumahmu? Baiklah. Aku akan menanyakan semuanya di rumahmu." Sahut Luke menarik kesimpulan sesuka hati.

Amber mengebrak meja penuh emosi. "Berhentilah mengangguku! Apalagi mendatangi rumahku!"

Luke tersenyum manis. Tak terganggu sedikitpun melihat kemarahan gadisnya. "Lalu, dimana? Di rumahku? Kau ingin mengobrol sepuasnya di rumahku?"

Tangan Amber terkepal erat. "Diamlah, brengsek! Berhentilah mengangguku!!" Teriaknya kencang.

Namun, ia langsung menutup mulutnya ketika melihat tatapan dingin Luke.

Tanpa memikirkan pekerjaannya, Amber segera bangkit dari kursinya. Melarikan diri dari ruangan. Meninggalkan Luke yang memijit keningnya kesal.

Kali ini Luke membiarkan Amber pergi karena wajah gadisnya itu tampak sangat kelelahan.

"Sial, sial, sial!!"

Amber menghentakkan kakinya berulang kali. Melampiaskan kekesalannya ke lantai yang dipijaknya.

"Luke sialan! Mati saja kau sana!" Umpatnya lagi.

Amber menarik rambutnya frustasi.

Sifat Luke benar-benar membuatnya tertekan. Ingin melawan, tapi tidak bisa karena Luke terlalu menakutkan. Entah kegilaan apalagi yang akan Luke lakukan kalau dirinya terlalu memprovokasi Luke.

Gadis itu pergi ke rooftop perusahaan yang sempat diberi tahu Luke kepadanya.

Setibanya di sana, dia melihat ke bawah dengan pikiran negatif. "Apa aku lompat saja dari sini?"

Dengan mengakhiri hidupnya, Luke tidak akan bisa lagi menganggunya. Semuanya akan berakhir.

Amber termenung cukup lama memikirkan hal tersebut.

"Setelah dipikir-pikir, aku juga tidak punya tujuan hidup. Aku menghabiskan usiaku dengan mengikuti arus tanpa tahu apa yang hendak kuraih."

Gadis itu mendadak tertekuk lesu. "Tapi, mommy dan Daddy pasti akan sangat sedih kalau aku meninggalkan mereka."

Di saat titik terendahnya, Amber selalu teringat kedua orangtuanya. Orang yang sudah membesarkannya dan menyayanginya sejak kecil. Orang yang rela melakukan apapun untuk kebahagiaannya.

"Benar. Orangtuamu pasti akan sangat sedih kehilanganmu. Makanya jangan pernah berniat bunuh diri lagi, nona. Buanglah jauh-jauh pemikiran burukmu itu."

Amber terhenyak kaget. Refleks menoleh ke belakang.

Seorang pria tampan berambut coklat berjalan ke arahnya, lalu berdiri di sisinya. Yang mengejutkannya, pria itu adalah pria yang kemarin menolongnya di tangga.

Pria itu menatap lurus ke depan. "Seberat apapun masalahmu, bunuh diri bukanlah cara yang tepat menyelesaikan masalah."

Amber tertawa kecil sebagai respon. "Aku tahu, tapi hanya cara itulah yang bisa kulakukan agar terbebas darinya. Rasanya aku benar-benar tidak sanggup lagi menghadapinya. Sifat dan perbuatannya itu selalu membuatku tertekan." Jawabnya miris.

"Mau ku beri tahu cara paling ampuh supaya bisa menghadapinya tanpa merasa tertekan?"

Amber memiringkan kepalanya. "Cara apa itu?"

"Anggaplah orang itu sebagai anjing yang selalu mengonggong untuk mendapatkan perhatian. Abaikanlah setiap perbuatannya kepadamu. Tahan, jangan pernah marah. Jangan pernah direspon. Jangan pernah menunjukkan perasaan dan emosimu."

Amber menghela nafas gusar. "Ku rasa, aku tidak bisa melakukannya karena tingkahnya sangat menyebalkan. Aku tidak bisa diam saja setiap kali melihatnya berulah."

Pria itu tiba-tiba menjentikkan jarinya. "Nah! Itu dia masalahnya! Kau selalu menunjukkan respon terhadap perbuatannya. Respon mu itu pasti membuatnya sangat terhibur. Coba abaikan dia. Abaikan semua ucapan dan perbuatannya. Suatu saat nanti, dia pasti akan merasa lelah dan menyerah."

"Baiklah, akan ku coba saranmu."

"Atau mau cara yang lebih praktis?" Tanya pria itu tiba-tiba.

"Apa itu?"

"Menikah dengan pria lain. Ku jamin, dia akan langsung berhenti menganggumu."

Ekspresi Amber kembali muram. Mana mungkin dia bisa menikahi pria lain karena Luke pasti akan menggagalkan pernikahannya dengan berbagai cara.

Luke itu licik dan jahat. Nekat melakukan apapun demi menahannya.

Jangankan menikah, berdekatan dengan pria lain saja Luke pernah menghajar hingga babak belur. Apalagi menikah! Luke pasti akan membunuh calon suaminya.

Luke dan obsesinya memang sangat mengerikan. Makanya Amber kabur dari Luke meskipun berakhir sia-sia.

"Aku lebih memilih opsi pertama. Aman dan tidak membahayakan siapapun. Terima kasih sudah mendengarkan ku dan memberikanku saran."

Pria itu mengangguk seraya tersenyum tipis. "Namaku Elard. Kau bisa bercerita kepadaku kapanpun kau mau." Tuturnya penuh perhatian.

Bersambung...

28/6/23

Ayok vote dan komen!!

Kuy spam komen di sini👉👉

firza532

Obsessed [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang