Part 14

1.5K 210 185
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Rahang Luke mengeras, tatapannya berkilat marah, dan tangannya mengepal kencang melihat Amber tertawa riang bersama Elard

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahang Luke mengeras, tatapannya berkilat marah, dan tangannya mengepal kencang melihat Amber tertawa riang bersama Elard. Tawa yang belum pernah keluar saat bersamanya.

Amarah bercampur kecemburuan menguasai dirinya. Dihampirinya kedua orang itu dengan langkah besar. Lalu, menarik tubuh Amber ke dalam pelukannya dalam satu kali sentakan.

"Kau mengabaikan ucapanku, amour?" Nada dingin nan menusuknya mampu membuat Amber bergidik ngeri.

Nafas Amber lagi-lagi tercekat menghadapi sifat menyeramkan Luke. Pria itu selalu muncul di saat dirinya bersama pria lain. Seolah mempunyai pendeteksi tersendiri. Mengerikan.

Gadis cantik itu berusaha melepaskan pelukan Luke darinya kala berhasil menguasai keterkejutannya. Tanpa menyahut ucapan Luke karena dirinya tahu bahwa Luke tidak bisa diajak kompromi. Berpegang teguh pada pikirannya sendiri, menyudutkan Amber. Selalu saja begitu. Bukan merupakan hal asing lagi baginya.

Sayangnya, Luke tidak membiarkan Amber lepas begitu saja. Luke kian mengeratkan pelukannya di tubuh Amber seraya menatap Elard tajam. Pria yang berdiri canggung di hadapannya.

"Pergilah! Mau sampai kapan kau berdiri di dekat kami seperti orang bodoh?" Cemooh Luke ke teman laki-laki Amber.

Elard meringis pelan mendapatkan tatapan maut dan cemoohan menyakitkan atasannya. "Bapak jangan salah paham. Aku dan Amber hanya berteman biasa. Jadi, bapak tidak perlu bersikap waspada kepadaku." Ungkapnya memberanikan diri.

Berharap meringankan sedikit beban Amber meskipun tak yakin Luke akan mendengarkannya.

Tipe laki-laki seperti Luke mustahil mendengarkan perkataan orang lain karena meyakini apa yang ingin diyakininya saja.

"Apa yang kau katakan? Aku hanya ingin kau pergi, bukan mendengarkan omong kosong mu." Tukas Luke tertawa. Lebih tepatnya tawa merendahkan sehingga membuat Elard mati kutu.

Elard akhirnya mengurungkan niat ikut campurnya dalam urusan Amber. Luke bukanlah lawannya.

Pria itu pergi setelah berpamitan ke keduanya. Meninggalkan Amber yang tertunduk pasrah.

"Dia sungguh lucu." Decih Luke seraya mengecup puncak kepala Amber tanpa beban.

"Sampai kapan kau akan memelukku?" Tanya Amber memberanikan diri lantaran tak nyaman berada di dalam pelukan Luke. Terlebih lagi puluhan pasang mata menatap mereka dengan tatapan tertarik.

Kehidupan kantor Amber sudah cukup hancur. Jangan sampai semakin hancur lagi!

Pasti dirinya akan menjadi bahan gosip karyawan yang mengagumi sosok Luke.

"Diamlah, amour. Aku sedang berusaha meredamkan amarahku supaya aku tidak memarahimu." Cetusnya sembari membenamkan wajahnya di bahu Amber dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh kekasihnya yang sangat menenangkan.

"Semua orang melihat kita." Ketus Amber. Kembali memberontak di dalam pelukan Luke. Berusaha menyingkirkan tangan Luke yang membelit tubuhnya.

Luke menggeram pelan. Kesal mendapatkan penolakan Amber secara terus menerus.

Pria tampan itu menegakkan kepalanya, mencengkram dagu Amber kuat, memaksa Amber menoleh ke arahnya, dan menyatukan bibir mereka.

Amber melotot syok. Tak menyangka Luke berani menciumnya di hadapan semua orang.

"Gadis di dalam dekapanku ini adalah kekasihku. Jadi, berhentilah menatapnya karena dia merasa terganggu oleh tatapan kalian."

Semakin syok lagi ketika Luke mengumumkan hal tersebut begitu saja setelah menciumnya.

Amber refleks menutup bibirnya melihat Luke hendak menciumnya kembali.

"Puas, amour? Mereka sudah berhenti menatapmu." Kekeh Luke melihat tatapan syok Amber. Terlihat sangat menggemaskan di matanya.

"Dasar gila!" Umpatnya tertahan.

Luke tersenyum miring sembari mencium rahang Amber tanpa mempedulikan reaksi karyawannya. "Aku memang gila dan ini salahmu. Kau yang membuatku menggila." Mengelus perut gadis di depannya penuh intimidasi.

Amber menggeliat tak nyaman akibat diperlakukan demikian. "Cepat lepaskan aku!" Protesnya kesal. Matanya pun berkaca-kaca akibat terlampau kesal.

Luke yang menyadari hal tersebut sontak melepaskan pelukannya sebelum Amber benar-benar menangis.

Amber mendesah lega seraya menenangkan jantungnya yang berdebar kencang akibat terlampau takut. Kemudian, mendelik sinis ke Luke.

Sementara itu, Luke terus memperhatikan semua gerak gerik Amber sambil menahan senyum.

Kala melihat Amber lebih tenang, tangan nakal Luke kembali beraksi. Digendongnya tubuh Amber dan membawanya masuk ke dalam lift.

"Arghh!! Turunkan aku, brengsek!!" Jerit Amber frustasi. Baru beberapa detik lalu dia menghela nafas lega, tapi Luke sudah berulah lagi.

Luke tertawa puas. Lalu, diturunkannya Amber di dalam lift. Dimana hanya mereka berdua di dalamnya.

"Dasar gila! Kau ingin membuatku malu sejauh mana lagi?!" Amber menuding wajah Luke marah. "Tadi kau memelukku, menciumku, dan menggendongku di hadapan semua orang. Apakah urat malumu sudah putus?!" Amuknya.

Luke tersenyum polos. "Benar."

Amber memukuli tubuh Luke kesal. "Luke bodoh! Jangan pernah melakukan hal memalukan itu lagi!!"

Pria tampan itu menangkap kedua pergelangan tangan Amber dan menyudutkan Amber ke dinding lift. "Kalau aku tidak mau?" Tantangnya. Menunduk, menghapus jarak di antara mereka.

Amber menoleh ke samping karena wajah mereka begitu dekat. Bahkan hidung mancung mereka saling bersentuhan.

Namun, Luke tak membiarkan Amber mengalihkan pandangan ke arah lain. Dicengkeramnya dagu Amber dan memaksa gadis itu menatapnya. "Apa aku sangat jelek sampai kau enggan menatapku, amour?" Bisiknya tepat di depan bibir Amber.

Gadis cantik itu menelan saliva kasar. Jarak mereka terlalu dekat. Saking dekatnya, Amber tidak berani menjawab pertanyaan Luke.

Amber semakin tak bisa berkata-kata kala Luke mencium bibirnya tanpa memberikannya ruang untuk memberontak sedikit pun.

Lagi dan lagi. Amber hanya bisa pasrah di bawah kuasa Luke. Pria yang menurutnya sangat menyeramkan dan mesum.

Bersambung...

7/7/23

Ayok vote dan komen!

Kuy spam komen sebanyak-banyaknyaaa

//Komen kalian penyemangat ku 🌹

firza532

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsessed [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang