Chapter 6

329 21 0
                                    

Chenle mengurungkan niatnya untuk mengistirahatkan diri dirumahnya.

"Ahjussi." panggil Chenle sedikit berteriak.

"Ya, Tuan Chenle?"

"Boleh aku meminta tolong pada mu?"

Ahjussi kim tersenyum tipis, "Tentu saja boleh."

Chenle turut tersenyum, "Tolong bawakan mobil ku ya?"

Ahjussi kim mengangguk mengerti. Dalam benak pria paruh baya itu tentu tau kenapa Chenle akan pergi lagi padahal baru saja sampai. Tentu karena ada orang-orang yang selalu menganggap Chenle sampah berada di dalam rumah nya. 

Ahjussi Kim memberhentikan mobil Chenle tepat di dekat pemiliknya. Chenle tersenyum semakin lebar melihat Ahjussi Kim yang keluar dari mobilnya.

"Terima kasih Ahjussi. Oh iya, aku ingin meminta tolong sekaaliii~ lagi. Beritahukan kepada Renjun hyung bahwa aku akan menginap dirumah Asahi untuk hari ini." Ahjussi Kim hanya mengangguk disertai kekehan ringan karena nada memohon Chenle, persis ketika pemuda itu masih kecil.

Chenle kemudian masuk ke dalam mobilnya Dia mengklakson sebanyak dua kali yang dijawab bungkukan oleh Ahjussi Kim.

Pria paruh baya itu kemudian menutup kembali gerbang rumah keluarga Lee. Senyuman miris terpampang di wajah pria paruh baya itu. Dia sudah bekerja dan mengabdi kepada keluarga Lee sejak lama, dia tentu tau apa saja yang terjadi pada keluarga majikannya.

"Aku hanya berharap. Raga dan jiwa kalian cepat bersatu kembali untuk memusnahkan para bedebah itu."

*****

Tiga remaja lelaki kini tengah bersantai-santai diruang tengah keluarga Hamada.

Posisi mereka pun amat berantakan dan terlihat aneh. Di kursi panjang terdapat Asahi yang tertidur disandaran kursi dengan tangan yang memegang playstation. Di karpet bulu berwarna merah terdapat Chenle yang tertidur dengan posisi tengkurap. Lalu disofa single terdapat seorang remaja lelaki bernama Choi Beomgyu yang tertidur dengan posisi duduk, playstation di genggaman nya pun hampir terlepas.

Nyonya Hamada yang baru saja sampai di rumah dikagetkan oleh suguhan pemandangan di depannya ini.

Memang terlihat bersih tanpa ada bekas sampah sedikit pun. Tapi waktu sudah menunjukkan jam 9 lewat, seharusnya mereka tidur dikamar bukan malah tidur dengan sembarang dan posisi yang tidak enak seperti ini.

Nyonya Hamada menghela nafasnya pelan. Kemudian disampingnya Tuan Hamada terkekeh pelan.

"Coba bangunkan saja mereka dan suruh tidur di kamar Asahi. Jika tidak mempan, panggil saja aku." ucap Tuan Hamada sembari pergi yang sebelumnya telah mencuri kecupan di pipi sang istri.

Nyonya Hamada menggeleng pelan melihat kelakuan suaminya, "Ada-ada saja.."

Nyonya Hamada kini mendekat ke arah tiga remaja lelaki itu. Menepuk pelan bahu tiga remaja itu secara bergantian sembari memanggil nama mereka.

Eunghh..

Lenguhan terdengar dari Chenle yang langsung terbangun serta menggeliat pelan. Chenle kemudian bangkit dari posisi tengkurapnya, mengucekkan mata nya. Dia kemudian mendongak, wajah khas orang tidur miliknya mengekspresikan keterkejutan melihat Nyonya Hamada. Dia tersenyum tipis dengan kaku, Nyonya Hamada yang melihatnya mengelus surai Chenle dengan pelan.

Selang 3 detik berikutnya, Chenle lantas turut membantu membangunkan dua remaja lainnya.

"Yak.. Asahi cepat bangun dulu!!"

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang