Chapter 8

271 19 0
                                    

Mark memijat pangkal hidung nya, di meja kerja nya masih banyak berserakan kertas-kertas yang memerlukan tanda tangan dirinya.

Beberapa hari yang lalu dia baru saja membangun sebuah cafe atas nama salah satu adiknya, cafe yang baru dibangun namun sudah banyak yang mengajukan kerja sama.

LHcoffe'

Menjadi pilihan nama untuk cafe yang baru saja dibuatnya.

Mark menyandarkan punggung nya pada sandaran kursi kerja nya. Matanya perlahan terpejam, melupakan banyak nya pekerjaan yang dia tinggalkan.

Karena sejujurnya, tubuh Mark benar-benar sangat lelah.

*****

Seorang anak kecil berusia 2 tahun tengah duduk di sebuah gazebo sendirian. Begitu tenang dengan menikmati semilir angin yang menerpa tubuh kecil nya.

Dirinya bahkan tak terganggu sama sekali oleh suara bayi yang terdengar dari dalam rumah.

Beberapa saat kemudian kembali hening. Dia mendongak, melihat kearah langit biru ditemani awan.

Senyuman manis terpatri di bibirnya, bekas biji-biji semangka dia buang dan membereskan kembali wadah-wadah yang sebelumnya dia pakai.

Selepas dari dapur dan mencuci wadah bekasnya, dia pun kembali ke ruang tengah.

Dapat dia lihat, seorang bayi berusia 6 bulan yang tengah digendong oleh seorang pengasuh.

"Ahjumma!! Aku ingin menggendong adik~" ucap anak itu terdengar semangat dan antusias, pengasuh itu tersenyum kecil.

"Nanti ya kalau Tuan Mark sudah besar." ucapan dari pengasuhnya membuat Mark mengangguk pasrah.

"kk-kak-kakak."  menatap ke arah suara itu berasal, dari mulut adiknya. Mark menatap bayi mungil itu.

Netra nya bertemu dengan netra bayi itu, tanpa sadar senyuman tipis terkembang dibibirnya.

'Aku berjanji akan menjaga adik ku.' gumam Mark pada saat itu tanpa.sadar.

*****

Usia Jeno anak ke-tiga Lee Donghae dan Lee Yoona kini sudah beranjak usia kedua tahun.

Sedangkan Renjun sekarang sudah tumbuh dengan usia genap keempat tahun. Anak kecil itu terlihat semakin manis.

Si sulung Mark pun sudah berusia enam tahun. Anak itu sudah bersekolah di sekolah dasar ternama di kota itu.

Keseharian adik-adik Mark adalah bertengkar. Tak ayal ketika baru pulang dari sekolahnya Mark selalu mendapati Renjun yang menangis karena buku gambarnya disobek oleh si kecil Jeno atau bahkan kuas lukisnya yang dipatahkan oleh Jeno, terkadang pula Jeno yang menangis atau keduanya sama-sama menangis. Dan ketika itu pula mereka tak akan berhenti menangis sebelum dipeluk oleh sang kakak.

Mark kecil pun hanya bisa pasrah saja. Lagi pun, dia juga terkadang usil kepada kedua adiknya itu.

Namun, ketika di rumah ada ayah dan ibunya. Mark selalu dihukum jika keduanya bertengkar, mereka menganggap Mark tidak becus menjaga adiknya.

Seperti hal nya sekarang ini. Mark dihukum berdiri menghadap ke arah dinding dan melewatkan makan siangnya juga terlambat makan malam. Terhitung kan sudah berapa lama si kecil Mark berdiri dengan perut kosong?

Tak ada keluhan yang keluar dari si sulung, bahkan dia enggan memberikan posisi ini kepada sang adik yang terus memohon agar dirinya saja yang dihukum karena merasa bersalah.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang