🌼||Happy Reading||🌼
°
°
°Mati. Keadaan terbalik dari hidup. Tak bernyawa, tidak bernapas, dan tak ada detak jantung. Itu bukan keadaan yang mengejutkan, aku sendiri juga sudah mengetahui itu sejak lama. Dalam perang pun, mati hidup adalah hal yang biasa. Seharusnya aku biasa saja dengan kata itu.
Ya, seharusnya.
Namun, kini jantungku berdetak lebih kuat dibandingkan suara Charles ketika memukul sesuatu. Sangking kerasnya, kupikir orang bisa mendengar. Jantungku seperti memberontak, hendak menghancurkan tulang rusak dan pergi keluar. Rasanya sesak, seolah-olah jantungku membesar.
Hal ini membuat napasku tak beraturan. Aku menghirup oksigen lebih cepat seperti orang kepayahan. Hidungku terus menghisap udara di sekitarku, mungkin tak akan berhenti sebelum udara habis.
Aneh, ini sungguh aneh.
Ludahku juga terasa pahit. Padahal, itu hanya air liur yang tak berasa. Aku juga tak sedang memakan apapun, tapi rasa pahit itu tinggal di lidah. Membuat semua di dalam mulutku kelu, tak tahu harus berbuat apa.
“Candaan macam apa ini?”
Kepalaku mulai pening, suara percakapan lima lelaki itu masih terdengar, tapi tak kunjung membuatku fokus.
“Aku tak sedang bercanda, Tuan Matthew. Bagaimana kalau begini? Aku tahu satu rahasia terbesarmu dan akan kukatakan sekarang.”
Rahasia? Apa yang dia maksudkan?
Aku mencoba melihat ke arah mereka, tapi pandanganku mulai mengabur. Warna-warna bercampur abstrak seperti lukisan seni yang tak kupahami artinya. Kakiku juga gemetaran, kusadari juga jika keringatku mengalir deras.
Cuaca sedang panas, tapi aku justru kedinginan.
“Kau menggunakan sihir terlarang untuk menyelamatkan adikmu. Bahkan di usia muda dan nyaris merenggut nyawamu juga.”
Penjelasan Theodor membuat jantungku seperti berhenti berdetak. Setelah sekian lama berisik, jantung itu diam. Digantikan oleh suara dari kepalaku. Memori yang entah dari mana datangnya muncul dan berputar-putar semaunya.
Ada darah, hujan, hutan, dan air mata. Semua hal yang mengerikan segera membuat mulutku sontak membuka.
“Tidak!”
Aku tak tahu berteriak karena apa. Yang jelas, aku ingin ingatan itu berhenti. Menghilang dan tak menghantuiku lagi. Suara teriakanku semakin keras, aku juga memukul kepalaku agar berhenti bekerja. Menabrakkan tubuhku pada semua yang di dekatku. Hingga akhirnya semuanya berhenti.
Kegelapan menjemput. Tapi, kegelapan itu membuatku nyaman dan damai. Tubuhku menjadi ringan. Lalu, bersiap untuk jatuh.
***
“Kau bilang tubuhnya baik-baik saja, lantas, kenapa dia tak kunjung bangun?”
“Aku juga tak tahu, Ayah! Kuperiksa berulang kali tetap saja sama. Tidak ada yang aneh.”
“Mungkin dia mengingat kejadian ‘itu’.”
“Rasanya mustahil, Kak Arthur.”
Kedamaian sepertinya tak ingin berlama-lama denganku. Baru saja aku merasakan ketenangan, suara lelaki di keluarga gilaku terdengar. Memang dasar orang gila. Kalau ada yang sedang beristirahat harusnya mereka diam, dong! Kenapa malah berdebat di sini?!
“Oh, sepertinya dia bangun. Alisnya mengkerut.” Suara terdengar lagi, itu dari lelaki yang paling kubenci di keluarga ini, Charles. Teringat hukumannya semalam membuatku semakin ingin memusnahkannya dari dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitor's Princess [HIATUS]
Fantasía[Kemungkinan cerita dihapus atau rombak revisi] Shaquille adalah keluarga yang paling dekat dengan keluarga kekaisaran. Mereka juga terkenal akan gila perang. Mulai dari yang tua hingga yang muda, semua diterjunkan ke medan pertempuran. Bahkan satu...