22

498 53 22
                                    

Sesampainya mereka bertiga di pekarangan rumah tua milik Jaehyun, Jeno dan Jaemin menghentikan langkah mereka membiarkan Jaehyun berjalan memasuki halaman rumahnya. Dirasa tak ada yang mengikuti, Jaehyun membalikkan tubuhnya setelah membuka pintu rumahnya "kenapa kalian diam di sana?! Ayo masuk!" Serunya.

Mendengar itu Jeno dan Jaemin saling melempar pandanga satu sama lain, lalu bergegas memasuki kediaman Jaehyun. Jaehyun terlebih dahulu mempersilahkan kedua pria itu masuk kedalam rumahnya baru disusul oleh dirinya.

"Duduklah dimana pun kalian suka" katanya.

Jeno dan Jaemin langsung mengarah ke sofa yang telah tersedia di ruang tengah. Mereka duduk berjajar dengan kepala menunduk kebawah. Jaehyun mendekat dan berdiri di hadapan mereka dengan kedua tangan dilipat didepan dadanya dengan tatapan yang masih sama.

"Kalau begitu, apa kalian yang memberikan kissmark di tubuh ku?!"

Jeno dan Jaemin saling lempar pandang. Mereka tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Jaehyun. Jeno sedikit mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap tunangannya "kami tidak pernah melakukan hal itu"

Jawaban itu sukses membuat tubuh Jaehyun mendadak kaku. Wajahnya memucat seketika.

"Benar, sebelum kami melaksanakan acara sakralnya, kami tidak akan pernah berani melakukan itu terhadap mu" kini giliran Jaemin yang bersuara.

Ketakutan mulai menyerang Jaehyun, kalau bukan Jeno dan Jaemin pelakunya, lalu siapa lagi. Jeno dan Jaemin bangkit dari duduknya melihat wajah Jaehyun kembali pucat membuat mereka khawatir.

"J-Jaehyun..?" Jaemin memanggil.

Yang dipanggil masih terdiam, lalu kedua matanya bergetar menatap ke arah Jeno Jaemin bergantian "k-kalau bukan kalian... L-lalu.. Si-siapa.. Yang melakukannya??" Ujar Jaehyun dengan begitu takutnya.

Tangan Jeno Jaemin terulur menyentuh pundak Jaehyun dan memberikan usapan lembut di sana "tenanglah, biar kami yang akan mencari tahu" kata Jaemin.

"Serahkan itu kepada kami, dan kami akan menjagamu"-Jeno.

Jaehyun sedikit lega setelah mendengarnya, tapi tetap saja, ketakutan terus menyerang dirinya " a-aku takut"

Jeno Jaemin merengkuh tubuh Jaehyun, menyalurkan rasa aman agar tunangan mereka tidak lagi ketakutan "sebaiknya kau istirahat sekarang, jangan terlalu dipikirkan, kami akan mencari pelakunya"

Jeno Jaemin melepas pelukan mereka dan hendak melangkah keluar tapi, Jaehyun dengan cepat menahan kedua lengan mereka "jangan pergi! Te-tetaplah disini! Setelah mendengar bukan kalian yang melakukannya, aku jadi semakin takut sendirian"

Jeno Jaemin kembali saling lempar pandang, melihat Jaehyun ketakutan, membuat mereka tak tega untuk meninggalkannya sendiri malam ini "kami tidak akan pergi" kata Jeno.







Jeno dan Jaemin menuntun Jaehyun menuju kamarnya, mereka masuk dengan perasaan canggung. Biasanya mereka memasuki kamar Jaehyun dalam wujud serigalanya, dan disaat Jaehyun tertidur atau sedang berada di dalam kamar mandi, barulah mereka akan merubah wujud mereka menjadi manusia.

Ini adalah pertama kalinya mereka masuk kedalam kamar dengan wujud manusianya dan Jaehyun telah mengetahuinya. Jaehyun telah menaiki kasurnya, menutupi setengah dirinya dengan selimut tebal.

Sebelum benar benar akan tertidur, Jaehyun melihat kedua manusia serigala itu hanya berdiri menatapnya. Jaehyun merubah posisinya menjadi duduk "apa yang kalian lakukan di situ, kemarilah" Jaehyun memberi isyarat di samping kanan dan kirinya.

"Kau mau kami tidur disamping mu?" Ucap Jeno.

"Kenapa? Bukanya kalian biasanya tidur di sampingku?"

"Itu saat kami berwujud serigala, dan kau belum mengetahui hal ini sebelumnya"-Jaemin.

"Apa bedanya?!" Jaehyun menepuk nepuk kasurnya "cepat kemari!" Sambungnya dengan sedikit paksaan.

Dengan ragu, Jeno Jaemin berjalan mendekat dan naik diatas kasur Jaehyun. Jeno berada disamping kanan Jaehyun, dan Jaemin berada disamping kirinya. Setelah itu, Jaehyun menyibakkan selimutnya dan mereka berbaring bersama dibawah selimut tebal yang sama.

Ketiganya menatap langit langit kamar, rasa canggung membuat mereka tak berani untuk membuka percakapan. Hingga salah satu diantara manusia serigala itu memutuskan untuk bersuara "Jaehyun" panggilnya.

Sang pemilik nama membalasnya dengan deheman "hm?"

"Aku ingin bertanya"

"Apa?"

"Apa penyebab kau sakit? Sampai tabib bilang bahwa kau terlihat menyedihkan" katanya dengan hati hati.

Jaehyun terdiam sejenak, mengingat kembali kapan ia mengidap penyakit misterius ini "entahlah... Padahal sejak aku kecil, aku adalah bocah yang selalu berlarian kesana kemari" Jaehyun mulai menceritakan tentang dirinya. Jeno dan Jaemin mulai menajamkan pendengaran mereka.

Jaehyun bercerita tentang masa lalunya kepada Jeno dan Jaemin, sampai saat Jaehyun menyebut nama Johnny, kedua manusia serigala itu merubah air wajahnya menjadi terlihat begitu kesal. Di kisah Jaehyun, Johnny diceritakan sebagai pria yang baik, pria yang bertanggungjawab, bijaksana dan lain sebagainya. Tentu hal itu bertentangan dengan pendapat mereka berdua.

Johnny dalam kisah mereka adalah sosok pria yang jahat, dan kejam. Dia adalah penyebab hancurnya desa, penyebab mereka kehilangan kekuatan mereka. Jaehyun tak henti hentinya memuji sosok Johnny sampai membuat mereka mulai jengah mendengarnya.

Tapi, jika mereka membantah apa yang Jaehyun katakan, mereka takut juka Jaehyun tak menyukai mereka, membenci mereka, jadinya mereka hanya diam mendengarkan walau di dalam hati mereka menyumpah serapahi Johnny.

Setelah lamanya Jaehyun berbagi cerita, si cantik itu telah terlelap dalam tidurnya. Dia menghadap ke arah Jeno, meringkukkan tubuhnya dalam dekapan manusia serigala bersurai putih. Dan Jeno mengusap punggungnya dengan lembut, menyalurkan kehangatan dan kenyamanan di sana.

Iri. Itulah yang dirasakan Jaemin saat ini, ia melempar tatapan tajam pada kembarannya yang ditatapi malah memejamkan matanya seolah tak akan terjadi apapun pada dirinya. Tak lupa dengan wajah sombong yang sengaja ia tunjukkan untuk Jaemin.

Akan ku balas kau Jeno!

Coba saja 😜

My Two Strange Adopted Wolves (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang