26

424 49 3
                                    

Sesampainya di halte dekat kantor Jaehyun, dengan terburu buru Jaehyun keluar dari sana dan diikuti oleh mereka berdua. Begitu sampai di lobby dengan langkah cepat menuju lift, "Jaehyun!"sebuah seruan memanggil namanya terdengar membuat langkah Jaehyun berhenti seketika.

Tubuh Jaehyun mendadak kaku, dan menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Dari ujung sana ada Johnny yang mulai mendekati dirinya. Jaehyun tiba tiba saja teringat akan mimpi yang dialaminya semalam.

Johnny telah berdiri tepat di depan Jaehyun, menatap wajah cantiknya "kau sudah sampai?" Tanyanya basa basi. Jaehyun termangu sejenak lalu ia menganggukkan kepalanya. Kedua mata elang itu melihat sosok dua orang pemuda yang berdiri di belakang sang pujaan hati.

Johnny menatap ke arah mereka berdua. Jaehyun yang tahu kemana seniornya itu melihat, ia langsung menggaet lengannya menjauh dari Jeno dan Jaemin "kalian tunggu disini, jangan kemana mana!" Katanya dengan terburu buru, lalu Jaehyun menarik lengan Johnny menuju lift.

Begitu Jaehyun hilang dibalik pintu besi bersama dengan musuhnya, Jeno dan Jaemin hanya bisa menunggu fi lobby sesuai perintah tunangannya. Mereka bisa saja mengikuti tanpa ketahuan oleh Jaehyun dengan menggunakan kekuatan mereka, tapi mereka tidak bisa mengelabui Johnny begitu saja.

Mereka menunggu, duduk di sofa yang telah disediakan. Menunggu adalah sesuatu yang sangat menyebalkan, sangat dibenci hampir seluruh makhluk hidup. Tapi mereka mau tidak mau harus melakukan nya guna melatih kesabaran.

Di ruang rapat dimana Jaehyun berada dengan sekumpulan orang orang yang sedang mendiskusikan masalah pekerjaan mereka. Terjadi suatu hambatan pada proyek Jaehyun, yaitu banyaknya karyawan yang kurang dilatih saat mengerjakan tugas mereka. Terlebih tugas itu berasal dari proyek Jaehyun.

Tak hanya itu, banyak dari para pekerja itu yang saling membuat suatu konflik antar pekerja, membuat banyak waktu yang terbuang dan pekerjaan menjadi selesai. Jika mereka memilih untuk memecatnya, maka akan menjadi dampak yang buruk bagi perusahaan. Dan hal itu tidak baik juga bagi Jaehyun. Proyek yang telah lama ia buat dan susun secara rapi bisa gagal, dan tidak jadi di produksi kan. Akan sangat berpengaruh bagi kehidupan nya.

Kini mereka sedang mencari jalan keluar, saling mendiskusikan sampai mendapatkan keputusan yang lebih baik.

Setengah hari telah menjelang, Jeno dan Jaemin masih menunggu, rasa bosan semakin menaungi keduanya. Tapi meski begitu, ia tidak ingin meninggalkan tempat. Benar benar anjing yang setia kepada tuannya.

Setelah sekian lama mereka menunggu, akhirnya Jaehyun menunjukkan batang hidungnya. Jeno dan Jaemin langsung beranjak dari tempatnya dan menghampiri tunangan mereka dengan begitu antusias nya. Tidak peduli dengan Johnny yang berdiri dibelakangnya.

Jaehyun mengukir senyuman, tangannya terangkat untuk mengusap kedua surai mereka "terimakasih telah menunggu, maaf jika aku lama" katanya. Jeno dan Jaemin tidak membalas ucapan Jaehyun, hanya tersenyum sambil menikmati usapan di kepala mereka.

Johnny jengah menatap pemandangan di depannya. Jika bukan karena Jaehyun, mungkin Johnny akan menghabisi mereka. "Jaehyun, kita harus lekas pergi dari sini!" Ujarnya yang mengundang tanya bagi Jeno dan Jaemin.

"Kau mau kemana?" Tanya Jaemin.

"Kami ingin mengunjungi beberapa tempat terlebih dahulu sebelum pulang, dan ka-"

"Kami akan ikut dengan mu!" Hendak Jaehyun ingin menyelesaikan ucapannya, Jeno telah mendahului nya. Mereka tidak akan membiarkan tunangannya pergi sendiri, terlebih jika itu bersama dengan Johnny. Pria jangkung itu semakin menatap tajam kearah mereka. Jaehyun yang telah merasakan persekutuan, mencoba untuk menengahi.

Ia berbalik badan menghadap pada Johnny, dan menunjukkan raut memohonnya "ijinkan mereka ikut, lagipula mereka baru dengan wilayah ini, aku takut jika terjadi apa apa pada mereka" katanya. Johnny tidak tega melihat wajah Jaehyun, secara wajah itu sangat terlihat melas dan menggemaskan. Ia tidak tahan.

Johnny mau tidak mau mengiyakan permohonan Jaehyun, dan si cantik langsung mengukir senyuman "terima kasih Johnny!" Serunya yang terdengar begitu senang. Johnny benar benar tak kuasa pada Jaehyun, ia ingin menjadikan si cantik pasangan hidupnya kelak.

"Bukan masalah. Aku akan mengambil mobil terlebih dahulu" lalu Johnny meninggalkan tempat menuju basement.

Sementara Jaehyun, Jeno dan Jaemin menunggu di lobby. "Berjanjilah kalian tidak akan membuat kekacauan!" Pinta Jaehyun agak tegas. Jeno dan Jaemin mengangguk, dan setelah itu mobil Johnny tiba di luar sana. Segera Jaehyun langsung mendatangi rekannya disusul oleh Jeno dan Jaemin.

Johnny membukakan pintu bagian depan, niatnya ia berikan untuk Jaehyun tapi, yang masuk malah Jeno. Jaehyun terkejut melihat Jeno masuk begitu saja, terlebih Johnny. "Ada apa? Kau keberatan?" Tanya Jeno tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Johnny menarik nafas dalam dalam agar emosinya tidak meledak begitu saja. Ia berpaling di pintu bagian belakang setelah menutup bagian depan. Dibukanya pintu itu dan, lagi, bukan Jaehyun yang masuk, melainkan Jaemin. Ia meniru aksi kembarannya. Jaehyun hanya bisa diam sambil mengedipkan kedua kelopak matanya.

Sungguh, ingin rasanya Johnny membakar mobilnya yang didalamnya terdapat Jeno dan Jaemin. Lalu membawa Jaehyun pergi dari sana. Lagi lagi Johnny berusaha menahan emosinya yang hampir di ujung tanduk.

"Maafkan mereka, mereka masih anak anak" ucap Jaehyun yang menganggap Jeno dan Jaemin anak anakn. Padahal usia mereka lebih dari itu. Dengan sebuah paksaan, Johnny mengembangkan senyumannya "bukan masalah. Kau benar, mereka masih anak anak" Johnny menatap tajam kearah Jaemin yang menatapinya dengan mengejek.

Anak anak yang menyebalkan!

Kemudian Jaehyun memberi kode pada Jaemin untuk bergeser dan pemuda bersurai hitam itu segera melakukannya. Jaehyun langsung masuk kedalamnya dan Johnny menutup pintu. Kembali pada bagian pengemudi, Johnny siap menjalankan mobilnya ke tempat tujuan mereka.

My Two Strange Adopted Wolves (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang