1

3.4K 163 6
                                    

"Huft~"
Helaan nafas dari seorang pemuda yang telah menyelesaikan semua aktivitas yang melelahkan. Memasukkan semua barang kedalam kardus, dan mengosongkan isi rumah. Setelah dirasa semua sudah beres, pemuda itu siap mengangkat semua barangnya ke mobil pick up yang telah ia pesan. Juga dibantu oleh si sopir sewaan tersebut.

Semua barang telah naik, pemuda dan supir juga telah memasuki mobil, dan mereka siap untuk melakukan perjalan menuju sebuah pedesaan terpencil yang jauh dari perkotaan. Sebuah kampung halaman yang dulu sering ia kunjungi saat masih kecil bersama kedua orang tuanya untuk mengunjungi sang kakek dan nenek.

Kini ia harus ke sana sendiri, tanpa ditemani oleh kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya telah meninggal akibat kecelakaan yang begitu tragis, saat ia berusia 18 tahun. Seminggu setelah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya, kakek dan neneknya pun menyusul kepergian anak dan menantu kesayangan mereka. Pemuda itu hanya seorang anak tunggal, membuatnya harus hidup sendiri.

Sesampainya di tempat yang ia tuju, yaitu rumah peninggalan sang kakek dan neneknya. Pemuda itu turun dari mobil, berdiri didepan pagar hitam yang tak begitu tinggi itu, ia memandangi halaman rumah tua yang tampak tak begitu usang "hai kakek, nenek. Lama tak berkunjung, mulai hari ini aku akan tinggal disini"

Setelah bermonolog sendiri, pemuda itu menurunkan barang barangnya yang dibantu oleh sang sopir, lalu dibawa masuk kedalam rumah.

"Terimakasih banyak, paman. Saya akan membuatkan minuman dulu untuk paman" ucap pemuda itu.

"Ah, tidak perlu repot-repot" balas sang sopir.

"Ini tidak merepotkan, sebentar ya paman" tanpa basa basi, pemuda itu langsung menuju dapur dan membuatkan minuman untuk si sopir. Setelah menunggu beberapa menit, pemuda itu keluar dengan nampan yang berisi minuman segar yang ia buat tadi.

"Silahkan paman, minumannya" ucap si pemuda itu, sambil menyerahkan minumannya.

"Terimakasih anak muda"

Sang sopir meminumnya hingga tandas, dan si pemuda itu tersenyum saat melihat raut sopir sewaannya terlihat segar kembali setelah membantunya membawakan barang barangnya.

"Minumannya sangat enak, terimakasih sekali lagi"

"Sama sama, paman. Oh iya, ini uang untuk biaya ongkos kirim, juga jasanya paman" pemuda itu menyerahkan amplop yang berisi uang, yang langsung diterima oleh si sopir.

"Paman bisa menghitungnya terlebih dahulu, jika kurang akan saya tambahkan"

Si sopir itu membuka isi amplop, dan menimang nimang jumlah uangnya "tidak, ini lebih dari cukup" ucap si sopir dan hanya diangguki oleh si pemuda itu.

"Ah ngomong ngomong, siapa namamu? Dan berapa usiamu? Kau terlihat sangat muda untuk tinggal di desa yang sangat jauh dari kota dan terpencil ini" tanya si sopir.

"Nama saya Jung Jaehyun, saya berusia 25 tahun. Saya pindah dari kota ke desa karena masalah kesehatan saya. Hidup di kota membuat kesehatan saya menurun, jadi saya memutuskan untuk pindah ke sini" jelas si pemuda itu, atau yang dipanggil sebagai Jaehyun.

"Ah... Begitu rupanya, tak jarang pemuda sepertimu mau tinggal didesa terpencil ini. Yah~ namanya juga anak muda, pasti hanya ingin bersenang senang. Tinggal ditempat seperti ini, akan mudah membuat mereka mati kebosanan" ucap si sopir dengan sedikit bumbu candaan.

"Hahahaha😅, saya mengerti maksud anda. Yah, mungkin bagi pemuda lain tinggal disini sangat membosankan, tapi bagi saya di sini adalah tempat ternyaman yang pernah saya kunjungi."-Jaehyun

"Yang pernah kau kunjungi?"-si Sopir

"Dulu, ini adalah rumah kakek nenek saya, tapi mereka sudah lama meninggal, jadi dari pada dibiarkan kosong, saya memutuskan untuk menempati rumah ini. Karena lingkungan disini sangat cocok bagi saya yang menyukai ketenangan dan kedamaian" -Jaehyun.

Si sopir hanya mengangguk sebagai respon dari penjelasan Jaehyun. "Baiklah kalau begitu, semoga kau betah tinggal disini. Paman pamit undur diri"

"Baiklah paman, terimakasih sekali lagi dan berhati hatilah di jalan"

Setelah melakukan obrolan kecil, si sopir itu pergi meninggalkan kediaman baru Jaehyun. Dan Jaehyun menaruh kembali nampan serta gelas gelas bekas minuman tadi ke dapur, lalu dicuci nya.

Setelah selesai mencuci gelasnya, Jaehyun langsung membersihkan seisi rumah, dan menata ulang beberapa perabotan.

Hari mulai sore, Jaehyun juga sudah menyelesaikan semua pekerjaannya, membersihkan dan mendekor ulang isi rumah tuanya. Setelah menyelesaikan kegiatannya, Jaehyun berencana untuk jalan jalan sore disekitar rumah tuanya untuk menghilangkan rasa penat dalam tubuhnya.

Jaehyun begitu menikmati berjalan santai di lingkungan barunya. Udaranya begitu segar, angin yang semilir menerpa tubuhnya, membuat dirinya dibuat semakin nyaman. Tak banyak penduduk asli yang berlalu lalang, desa ini terlihat begitu sepi, dan sunyi. Tapi itu tak masalah bagi Jaehyun yang menyukai ketenangan.

Jaehyun terus menelusuri jalan setapak yang Ian pijaki. Jalan itu lurus masuk menuju hutan.

Hutan dengan berbagai jenis pohon yang rindang, nampak begitu tenang, dan teduh yang membuat Jaehyun semakin ingin memasuki hutan tersebut.

Jaehyun terus menapaki kakinya tanpa henti. Terus memasuki hutan, hingga ia menemukan sebuah danau yang cukup luas terletak ditengah tengah hutan. Saat akan mendekati danau itu, Jaehyun melihat sesuatu seperti dua gundukan besar, tapi berbulu.

Dua gundukan itu berwarna hitam dan putih, karena rasa penasaran yang tinggi Jaehyun mendekati dua gundukan tersebut.

Perlahan tapi pasti, Jaehyun semakin mendekati dua gundukan itu, hingga "TAK!!" tanpa sengaja Jaehyun menginjak sebuah ranting pohon yang mengeluarkan suara. Membuat salah satu dari gundukan itu bergerak. Gundukan berwarna putih itu terlihat akan bangkit.

Jaehyun semakin melebarkan matanya. Gundukan itu bangkit, dan berdiri dengan empat kakinya. Tunggu, benda itu mempunyai empat kaki, satu ekor, dan tingginya hampir menyamai tinggi Jaehyun sendiri. Benda itu menoleh kearah Jaehyun.

Moncong itu, hidung yang berwarna hitam kelam, telinga yang menjuntai keatas, dan mata merah darah yang menyala menatap Jaehyun.

Jaehyun terdiam ditempatnya, melihat yang berada didepannya. Yang awalnya ia kira sebuah gundukan batu berbulu yang aneh, kini berubah menjadi seekor serigala besar dengan bulu yang begitu lebat, dan seputih salju.

Serigala itu langsung membalikkan tubuhnya, dan masuk kedalam mode waspada. Membuat Jaehyun sedikit ketakutan. Tanpa sengaja, Jaehyun melihat noda darah yang mengotori bulu putih serigala itu "k-kau terluka"

My Two Strange Adopted Wolves (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang