Jaehyun, Jeno, dan Jaemin, telah masuk kedalam rumah. Langsung saja Jaehyun berjalan menuju dapur untuk mempersiapkan bahan bahan yang akan di olah menjadi makanan. Membiarkan dua serigalanya terdiam memandanginya.
Tanpa Jaehyun ketahui saat ia tengah sibuk, dua serigalanya telah bertransformasi menjadi dua pemuda dengan surai hitam dan putihnya. Menatap punggung Jaehyun dengan tatapan kebingungan. Mereka pun saling lempar pandang, saling melempar tanya lewat sorot mata dan telepati.
"Kenapa dia terlihat sangat bahagia?" -JaeminJaemin.
"Entahlah, dia orang yang susah ditebak"-Jeno, sembari mengangkat kedua bahunya.
Mereka pun berjalan mendekat, sedikit mencondongkan tubuh mereka, mengintip dari balik tubuh Jaehyun apa yang sedang dilakukannya "dia memasak, untuk dirinya? Sebanyak ini?"-Jaemin yang lagi lagi menatap ke arah Jeno.
"Mungkin dia sangat kelaparan"-Jeno.
Mereka terus mengintip kegiatan Jaehyun, hingga saat dimana kedua tangan yang sedang lihainya memotong sayuran terhenti begitu saja. Otomatis Jeno dan Jaemin yang masih berwujud manusia menegakkan kembali tubuh mereka, sedikit menjauh.
Jaehyun merasa ada yang mendekati dirinya dengan jarak yang begitu dekat. Dihentikannya aktivitas yang sedang memotong sayuran, melirik ke kanan dan kiri lalu Jaehyun membalikkan tubuhnya secara tiba tiba.
Tak ada siapapun di dapurnya. Hanya dirinya, juga dua serigala yang menatap ke arahnya. Heran. "Apa hanya perasaan ku saja?" Dirasa tak ada siapapun, Jaehyun kembali membalikkan tubuhnya dan melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda.
Hembusan nafas lega dikeluarkan oleh serigala hitam dan putih itu, untung saja mereka cepat cepat merubah diri mereka karena jika terlambat sedikit saja, bisa bisa Jaehyun akan lari ketakutan dan tak mau melihat mereka lagi.
Jam menunjukan pukul siang hari, sudah setengah hari Jaehyun berada di dapur. Masakannya juga tinggal di sajikan, menata meja makannya serapi mungkin, mulai dari piring, sendok, garpu, sumpit, gelas, dan lain lain.
Meja makan telah siap. Masakan yang dimasaknya juga telah di sajikan di atas meja dengan cantiknya. Semua sudah rapi sesuai keinginannya, tinggal membersihkan diri dan menunggu tamu yang akan datang beberapa menit lagi.
Jaehyun menutup terlebih dahulu masakan yang tersaji di meja makan dengan tudung saja, lalu ia bergegas menuju kamarnya untuk segera membersihkan diri. Begitu Jaehyun masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya, di situlah Jeno dan Jaemin merubah diri mereka lagi menjadi manusia.
"Tak biasanya Jaehyun masak sebanyak ini"-Jaemin.
"Hm, aku juga tahu. Atau mungkin dia kedatangan tamu?"- Jeno.
"Tamu? Tamu seperti apa yang membuat Jaehyun harus masak sebanyak ini?"-Jaemin.
Lagi lagi Jeno hanya mengendikkan bahunya sebagi responnya untuk pertanyaan Jaemin. Di saat keduanya sedang berdiskusi, terdengar nada dering juga getaran yang disebabkan pada ponsel Jaehyun yang tertinggal di atas meja. Hal itu membuat Jeno dan Jaemin beralih fokus pada benda pergi itu.
Jalan mendekati alat itu yang menyala juga menampilkan sebuah nama. Nama yang membuat emosi Jaemin memuncak. Untung saja Jeno dengan sigap menahan kembarannya, mencoba untuk menenangkan Jaemin yang sudah mengeluarkan aura alpha dan memancarkan mata merahnya.
Membuat kondisi di luar rumah menjadi riuh, banyak burung burung berterbangan meninggalkan tempatnya saat merasakan aura dari Jaemin yang begitu kuat. Tak hanya itu, kelompok mereka yang bertugas untuk mengawasi sekitar menjadi mengelilingi kediaman Jaehyun dengan jarak yang begitu dekatnya.
"Jadi, dia yang membuat Jaehyun masak sebanyak ini?!"
"Jaemin, tenangkan dirimu!"
"Tenang?!! Kau pikir aku bisa tenang?!! Aku punya firasat buruk pada pria ini sejak awal kita bertemu pandang!!"
"Aku tahu, aku tahu... Aku juga merasakannya, tapi kita juga harus memikirkan Jaehyun untuk saat ini!!"
"Pikirkan nanti jika kita tiba tiba menyerangnya, bagaimana reaksi Jaehyun nantinya. Kau tak ingin dibenci dan ditakuti oleh Jaehyun, bukan?"
Mendengar itu, Jaemin mencoba untuk menenangkan dirinya. Mencoba untuk menetralkan aura alpha-nya dan membuat kondisi diluar rumah Jaehyun, kembali normal. Saat ini Jaemin sudah merasa tenang, tinggal nanti. Entah saat kedatangan tamu Jaehyun, mungkin Jaemin akan membunuhnya setelah mengunjungi rumah Jaehyun nya.
Beberapa menit sudah Jaehyun selesai dengan mempersiapkan dirinya. Ia keluar dari kamarnya dengan pakaian rumahan tapi tetap terlihat rapi dan pantas di tubuhnya. Berjalan menuju dapur, semua masih terlihat baik baik saja. Tak ada perubahan sedikit pun di sana, Jaehyun berjalan mendekat dimana ponselnya tergeletak.
Ia menyalakan ponsel itu, dan betapa terkejut dirinya mendapati pemberitahuan yang terpampang di layarnya panggilan tak terjawab dari seniornya sebanyak sepuluh kali. Juga ada pesan teks, langsung saja Jaehyun membuka obrolan chatnya.
Johnny Sunbae
Jaehyun, aku hampir dekat dengan lokasi desanya jadi, bersiap siaplah.Jaehyun... Sepertinya aku tersesat. Jalanannya membuatku berputar putar.
Jaehyun... Ban roda ku bocor~
Untung saja aku membawa ban cadangan, dan alat alatnya. Tenang saja, aku bisa mengatasinya sendiri.Jaehyun, mungkin aku akan sedikit terlambat sampai ke rumahmu. Maafkan aku, dan tunggu aku.
Aku akan menghubungi mu begitu aku sampai di sana.
Jaehyun menatap miris pesan yang disampikan oleh seniornya, betapa sialnya Johnny saat sedang melaksanakan perjalanan menuju rumahnya. Di samping itu, Jaehyun juga mencari cari keberadaan kedua serigalanya. Niatnya untuk memperkenalkan mereka secara langsung kepada Johnny.
Jaehyun mencari di kamar mereka, tapi tidak terlihat moncong mereka. Berjalan ke pintu dan berdiri diambang pintu itu, menatap sekitar yang pasti belum tentu akan menemukan kedua serigalanya.
"Dimana mereka? Kenapa mereka sering sekali menghilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Two Strange Adopted Wolves (HIATUS!!!)
WerewolfSeorang pemuda yang lebih memilih pindah ke pedesaan ketimbang menetap dikota, karena penyakit yang dideritanya.