Bunda Valak kembali lagi dengan New Story ^^
Ada yang kangen gak?
Yang kangen bilang "Hadir Bunda"
Kalian baca jam berapa?
Nemu nih cerita dari mana?
Hemm.. jangan lupa Vote + Komen ya
Anak bunda Valak tersayang ^^Bantu share ke teman-teman kalian biar segera bunda up ^^
○●○●○●○●○●
Jika tidak memberi bahagia jangan kirim orang sebagai penyiksa
○●○●○●○●○●
~Happy Reading~
"Gimana ceritanya sih? Siapa yang udah dorong lo." tanya Zea sembari mengobati luka pada lutut dan tangan Kara yang mengeluarkan darah. "Gue gak papa, cuman jatuh dari tangga doang."
"Gak mungkin lo jatuh tiba-tiba."
"Liona yang do-""Devan!!! Sakit!!" obrolan mereka terjeda saat terdengar teriakan dari ruang sebelah begitu mengejutkan.
Kara memerengutkan wajahnyaa lalu bangkit dan berjalan tertatih menghampiri orang yang berteriak. "Gak usah teriak bisa?!!" bentak Kara, tak peduli meski Devan tengah mengobati luka Liona.
"Kara, lo kenapa?"
"Bukan urusan lo!!" cewek itu melenggang pergi. "Dev, dia yang tadi dorong aku di tangga." langkah Kara terhenti, cewek itu segera menghampiri Liona.
"Gak salah denger?!!" sinisnya, "Dia yang dorong aku." Kara mengambil sebotol alkohol lalu menuangkan-nya ke wajah Liona. "Makan tuh luka!"
"Kara! Lo kenapa sih?!" bentak Devan tidak suka, "Lo yang kenapa! Kenapa lo tolongin Liona sedangkan lo tau gue juga terluka!!"
Ucapan Kara benar, cowok itu lebih memilih menolong Liona dari pada dirinya, kekasih cowok itu sendiri. "Karena luka Liona lebih parah!"
"Iya! Kalaupun gue mati lo gak akan peduli! Semua orang tidak adil! Mereka seolah buta dengan kebenaran!"
~24 Day~
"Ka minum dulu, nih jus strawbarry kesukan lo," Kara tersenyum senang lalu meminum segelas jus yang Arga bawakan untuknya, "Manis, Kara suka. Makasih ya Ga."
"Ka, lo masih marah sama Devan?" Kara manatap Reza tajam, "Kenapa?!"
"Wow.. santai ibu negara, jangan ngamuk," ucap Alva berusaha menenangkan."Devan selalu bikin Kara sakit! Dia gak segan bentak Kara!" Zea yang merasa sebal melempar kulit kacang pada Alva.
"Gue cuman tanya, kenapa jadi ribut?""Baby Dev.. pelan-pelan.. sakit.."
Wajah Kara berubah masam saat melihat Liona dengan dibantu Devan berjalan memasuki kantin. "Jalan sendiri!" ketus Devan, tapi Liona malah memeluknya.
"Kara are you okay?"
"Muak gue, Ze. Liat sandiwaranya." tangan Zea tergerak mengusap jemari Kara, tak lama Devan menarik salah satu kursi didekat Kara lalu mendudukan diri.
"Ngapain lo kesini?!!" Devan menatap kearah Kara singkat, "Gue laper." Kara tak menggubris, ia memilih pergi.
"Siapa yang kasih izin lo buat pergi?" tanya Devan dingin sembari menahan pergelangan tangan Kara.
"Gue gak butuh izin siapapun buat pergi!"
"Ketua dan ibu negara sedang berseteru," goda Alva. "Lo apaan huh? Gak jelas," sewot Devan.
"Lo mau makan apa Ka?"
"Gue udah makan sama Arga." Devan menghela nafas pelan, cewek kesayanganya itu benar-benar marah padanya.
"Gue mau makan spageti sama jus jeruk," ucap Liona tiba-tiba, membuat atensi mereka semua berubah.
"Devan gak tanya lo!" ketus Kara.
"Biarin! Minggir lo, ini tempat duduk gue!!" Liona mendorong Kara menjauh lalu ia duduk didekat Devan. "Lo yang minggir!"
"Baby Dev.. masih sakit.." ucapnya manja. "Gue gak peduli! Gue udah nurutin lo, sekarang lo pergi!" Liona tak bergeming.
"Dasar cewek aneh," cibir Reza sembari tertawa pelan. "Apa lo huh?!!" teman-teman Devan tertawa saat melihat Liona seperti itu, "Gadis gila." ketus Alva.
Devan bangkit, lalu menarik Kara agar duduk ditempatnya, "Lo duduk sini,"
"Terus lo berdiri?" Devan tak menggubris cowok itu pergi untuk mengambil makanan."Queen of drama," ucap Zea sembari menatap Liona tajam. "Kara yang dorong gue! Kenapa kalian belain dia!"
"Mau gue seret ke ruang CCTV?!" Liona terdiam, menatap kearah Kara tajam. "Gue laporin lo ke Papa!"
"Gue gak peduli, dasar gila!"Liona marah, tanganya meraih gelas berisi jus strawbarry, saat ia hendak menyiramkan-nya ke wajah Kara, tiba-tiba seorang cowok datang.
"Baby Dev maaf," Devan menatap noda jus di bagian perut baju seragamnya. "Kenapa lo siram gue?"
"Kara hina gue!" Devan menatap tajam kearah Kara."Kenapa lo hina Liona?"
"Kenapa lo marah?! Dia yang mulai!!" Kara bangkit menatap Devan tajam, tangan cewek itu terkepal kuat. "Kenapa lo gini? Masalah kecil lo perbesar! Lo berubah!"
Kara melongo mendengar hal itu dari kekasihnya. "Kenapa lo yang marah?! Lo yang berubah!! Lo lebih belain Liona dari pada gue!!" Kara lalu pergi dengan diikuti Zea.
"Kara?!!"~24 Day~
~《《 TBC 》》 ~
Tandai kalau ada TYPO
Gimana part ini
Suka sama karakter siapa sih?
Makasih udah mampir ^^
Bisa yuk 😘
150 readers + 30 komen untuk 》》》
《《 Next 》》
Follow on
Instagram:
@V_Ria
@gara_devan
@kara_velynYouTube:
Ria
KAMU SEDANG MEMBACA
24 Day [On Going]
Teen Fiction⚠️17+ Mengandung Kekerasan ⚠️Don't Plagiat kena pasal ketar ketir ⚠️😇 ⚠️Dengan Follow, Vote, Komen, Share kalian sebagai Readers ngehargain gue sebagai penulis ©De_Ria2023 《~~~○●○●○●○●○●~~~》 "Tentang Rasa yang menjadi Asa." lirih Kara sembari menu...