⚠️~11~⚠️

150 23 52
                                    

~Happy Reading~

Hai nakku apa kabar?

Kangen bunda?

Jangan lupa
Baca
Vote
Komen
Share

Tandai TYPO

Jangan plagiat atau bunda akan hapus

"Jangan jadi NINJA dengan menghilang tanpa meninggalkan jejak, bikin bunda sedih."

Ria

Devan menghentikan laju motor sportnya di depan sebuah mension mewah keluarga Kara, tak lama gerbang hitam itu terbuka menampilkan sosok cewek yang tersenyum manis ke arahnya.

"Baby Dev."

Dengan segera Devan mendorong cewek itu menjauh, namun cewek itu tetap bersikeras memeluknya. "Lepasin, gue kesini mau jemput Kara!"

"Kara gak ada."

"Gak mungkin!" Dengan segera Liona menjalankan aksinya, ia meraih tangan Devan lalu membawanya ke pipi kirinya yang terdapat bekas mereh.

"Tadi Kara tampar dan maki gue dan Mama, jadi Papa hukum dia saat ini."

Mata Devan terbelalak tidak percaya dengan ucapan cewek itu. "Dev, jangan lupakan perjanjian kita."

"Jangan sakiti Kara!"

Liona tersenyum tipis sembari naik keatas motor sport Devan lalu memeluk cowok itu dari belakang dengan erat.

"Asal lo mau jalan sama gue, semua bisa diatur."

"Sial!"

~24Day~

Kara perlahan membuka matanya, cewek itu mengerjap beberapa kali untuk menghalau rasa pening yang menyerang kepalanya. Sembari bangkit tanganya tergerak mengusap sesuatu yang melingkar di kepalanya.

"Perban? Siapa yang ngobatin luka gue?"

Kara terdiam saat menatap figura kecil yang terdapat fotonya, tertata rapi diatas nakas dekat dengan beberapa boneka kecil yang ada disana.

"Nggak mungkin, gue tidur di kamar Devano."

Tak lama pintu kamar itu terbuka menampilkan seorang wanita muda yang melanhkag menghampirinya sembari tersenyum hangat, "Sayang gimana keadaan kamu?"

Tanpa menjawab Kara langsung memeluk erat wanita itu, berusaha mencari kehangatan dan perlindungan dari sosok ibu. Lia tersenyum tipis, tanpa ragu ia memeluk gadis itu dengan sangat erat, tak lupa ia juga mengecup pucuk kepala Kara.

"Kamu aman disini sayang, jangan takut."

Air mata Kara mengalir menuruni pipinya, sungguh pelukan dari Lia begitu hangat dan sangat menenangkan. Seolah ia bisa merasakan lagi kehadiran bundanya.

"Bunda, Kara udah bangun?"

Kara sontak menghapus air matanya saat mendapati Devan masuk kamar. "Devan? Kenapa Kara bisa disini?"

24 Day [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang