⚠️~20~⚠️

129 7 2
                                    

~Happy Reading~

Oh iya selamat hari raya Idul Fitri
Buat anak bunda yang
merayakan 🥰

Mohon maaf lahir batin, jika bunda sering ada salah kata ataupun perbuatan yang menyinggung atau menyakiti perasaan kalian😄

.
.
.
.
.
.

Let's Go
.
.
.
.
.
.
.

Jangan jadi Ninja apalagi jadi Hantu 🙂

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

《《Devano Anggara Dirgantara》》

"SIALAN!"

Sean Dirgantara menggebrak meja dengan keras seraya menatap tajam satu persatu cowok yang ada di hadapanya. Sejak kejadian tadi Sean segera mendatangi gedung tua yang menjadi markas geng Black Moon.

Tempat itu kini dipenuhi anak geng motor sekaligus anak buahnya. Davit serta anak Black Moon dibuat terbahak saat Sean menjelaskan maksud kedatangannya ke tempat itu. "Saya sedang serius! Kenapa kamu ketawa!"

"Tenanglah Moon!" seru Davit kepada gengnya saat Sean mencengkram erat kerah jaket ketuanya. Seraya terkekeh cowok bermanik hitam itu memandang Sean, "Rencana lo bagus Om, sayangnya gue gak bisa bantu."

"Maksud kamu?!"

"Saya mau hancurin Devan dan Kara, sedangkan Om hanya menginginkan Aleta doang. Sorry Om mending kita jalan masing-masing aja," remeh Davit seraya melangkah pergi menghampiri Black Moon.

"Lagian Black Moon gak minat buat celakain anak-anak. Sorry gak level, mending Om pergi dari sini." Sean menatap Davit tajam seraya terkekeh meremehkan. Para remaja itu terlalu mudah mengambil kesimpulan serta meremehkannya. "Devano Anggara itu anak saya."

Langkah Davit terhenti seiring seringai mematikan yang terukir miring di bibirnya. "Itu bisa diatur. Saya punya seseorang untuk dimanfaatkan."

"Siapa dia?"

Davit mencari sesuatu di ponselnya lalu melemparkannya ke pria itu, "Liona Adelia, cewek bodoh yang saya budak untuk merayu Devan. Cewek itu rela telanjang demi dapatin Devan."

Sean tersenyum miring, tak habis fikir jika putranya juga digilai banyak wanita. "Dasar."

"Gimana Om?" Sean mengangguk setuju dengan Davit, "Asalkan Aleta tidak boleh terluka."

~24 Day~

"Baby Dev peluk!"

Devan seketika mendorong Liona sampai terjengkang saat gadis itu merengek meminta pelukan saat ia baru datang untuk menjemput Kara. "Jangan sentuh gue!"

"Siapa kamu?! Berani sekalu dorong putri saya!" murka Amel tidak suka dengan Devan. "Mama jangan dibentak! Dia cowoknya Lio!"

Kara yang mendengar keributan di luar seketika mengurungkan niat untuk menghampiri Devan. Dengan kasar tanganya menyambar kunci motor sport di gantungan lalu melangkah pergi. "Mau kemana?" tanya Devan saat ia melewatinya begitu saja.

24 Day [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang