Bab 1

753 39 2
                                    


Ada banyak hal yang bisa dilihat, dirasakan, dan di dengar, namun tidak semua hal bisa dimiliki. Putri Kerajaan Capella, Althea adalah perempuan yang dapat melihat, mendengar, bahkan merasakan dan memilliki bagaimana keanggunan, kecantikan, dan tulusnya hati perempuan bangsawan sesungguhnya. Mawar merah adalah bunga yang melambangkan Putri Althea Marc Lascaris.

Mawar merah melambangkan kesempurnaan sosok Putri dengan rambut pirang bagaikan emas, kulit seputih gula, mata sayu yang bersahabat dan bibir merah muda dengan senyuman yang mempesona. Althea sangat dihormati, sikapnya yang sopan, cara bicaranya yang santun, dan kebaikannya membuatnya menyandang gelar sebagai Putri Mawar Merah. Adakah hal lain yang tidak bisa ia miliki?

Buk.

Kinan menutup bukunya. Ia menghela nafas sebentar sambil bersandar di bantalan sofa dengan kaki yang ke kanan kiri sambil melihat sekeliling ruang keluarga. Melihat Kakaknya mengambil minum dari kulkas senyum kinan muncul.

"Kak!" panggilnya.

Kiran menoleh, "kenapa?" tanyanya.

"Lu pernah baca buku ini nggak?" Kinan mengangkat buku dengan satu tangannya.

RED ROSE PRINCESS

"Belum." Jawab Kiran, Kinan lalu meletakkan buku itu dimeja.

Kiran meminum air mineral lalu duduk di sofa didepan Kinan. "Emang ceritanya tentang apa?"

"Cerita fiksi jaman kerajaan gitu. Ceritanya ya pasti panjang."

"Bisa lu persingkat aja nggak alurnya sampai akhir? Kalau menurut gue lumayan seru gue mau baca juga." Ucap Kiran.

Sambil makan biskuit kesukaannya Kinan kemudian menceritakan sedikit alur cerita tersebut.

"Putri Kerajaan perfect yang disayang sama banyak orang. Marquis yang ada di kerjaan itu suka banget sama dia. Tapi karena sihir hitam, si Putri itu sakit. Tapi Saintess yang tugasnya nyembuhin malah nggak bisa apa-apa. Parahnya orang yang dia suka, si Duke malah ngelindungin si Saintess. Sampai semua orang yang nentang dia itu dia lawan. Duke ini jadinya bunuh orang kerajaan pokoknya. Padahal Pangeran, Marquis yang suka sama dia, seluruh rakyat kerajaan itu pengen si Saintess dihukum."

"Dihukum apaan?" Potong Kiran.

"Dihukum mati. Dieksekusi."

Mendengar jawaban Kinan, Kiran sedikit meringis.

"Tugasnya kan kayak dokter gitu loh si Saintess ini tapi malah nggak ada gunanya. Tapi akhirnya si Putri ini meninggal. Saintess yang akhirnya ngerasa nggak berguna akhirnya bunuh diri dan karena nyesel Putri meninggal akhirnya Duke itu ngamuk, dia perang bertahun-tahun buat nyari itu penyihir sihir hitam sampe akhirnya jadi Kaisar." Lanjutnya.

"Lagi nggak mood baca." Ucap Kiran.

"Bawa aja udah. Nanti juga dibaca sama Kakak." Kinan meyakinkan.

"Ya udah coba sini gue baca." Kiran mengambil buku itu. Lalu membuka lembaran pertama.

"Kalau ada disitu, lu mau jadi siapa Kak?" Tanya Kinan.

Masih sambil melihat daftar isi buku tersebut, Kiran menjawab "Saintess mungkin?"

"Kok malah jadi dia?"

"Saintess itu kayak dokter kata lu, dia juga mungkin punya batasan. Dia kan manusia." Kiran lalu berjalan ke kamarnya, melenggang keluar menuju balkon. Ia duduk di kursi balkon dibawah awan mendung sambil membaca buku tersebut.

Siur angin membuat rambutnya tertiup dan rasa kantuk pun tak dapat dihindari. Kiran menutup matanya perlahan sambil memeluk buku tersebut.

*****

Saintess Alyssa : Who Am I? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang