Bab 3

364 33 0
                                    

Upacara penobatan Saintess dihadiri oleh seluruh penghuni kuil suci, keluarga kerajaan dan bangsawan tinggi. Meski namanya adalah upacara penobatan Saintess, tokoh utama tetap dipegang oleh sang Putri Althea. Para bangsawan lebih tertarik berbicara dengan Putri dibandingkan seorang Saintess yang telah menyelamatkan nyawa mereka.

Kuil suci menjamu makanan dan minuman yang dibantu oleh Putri Althea. Putri telah membawakan koki dan pelayan untuk mengisi kekurangan dalam acara ini. Althea yang murah hati dan ramah itu telah menjadi bahan obrolan para bangsawan dibandingkan tema upacara ini.

"Terima kasih atas kemuliaan hati anda, Yang Mulia. Anda adalah salah satu cahaya kami." Para pendeta mengucapkan rasa syukur. "Dewi akan selalu memberkati anda, Yang Mulia."

Althea tersenyum. "Terima kasih Pendeta. Keberuntungan bagi saya bisa mendapat anugrah langsung dari anda sekalian."

"Anda lah anugrah kerajaan ini Yang Mulia."

Alyssa pun ikut menghampiri perkumpulan pendeta dan Putri Althea.

"Salam saya untuk mawar kerajaan." Alyssa menunduk dalam memberi hormat. "Terima kasih atas kehadiran anda Yang Mulia Putri."

"Tentu saja Saintess. Ini adalah upacara perayaan anda, saya sangat senang bisa melakukan ini. Bagaimana kalau kita minum bersama?" Ujar Putri.

Seorang pelayan memberikan Althea dan Alyssa masing-masing segelas minuman. Baru ingin masuk ke dalam mulutnya, ada asap hitam yang terlihat keluar dari air tersebut.

Klangg!

Alyssa merebut gelas Althea dan membuangnya. Ia juga melempar gelas miliknya. Tidak salah lagi bahwa minuman itu mengandung zat yang berbahaya. Alyssa sampai gemetaran.

"Apa yang kau lakukan?!" Seru pendeta kepada Alyssa.

"Apa yang terjadi?" Pangeran pun ikut datang melihat ada keributan.

"Ma-maaf Yang Mulia. Saya rasa minuman barusan mengandung sesuatu yang berbahaya." Alyssa menunduk menghindari tatapan orang-orang.

Disisi lain Althea menggenggam kedua tangannya menahan rasa terkejutnya. Pangeran kemudian merangkul Althea dan membawanya ke tempat yang nyaman. Sebelum itu dia berucap, "Selidiki minuman barusan. Jika tidak ada masalah dalam minumannya, pihak kuil harus meminta maaf."

Para bangsawan takut memakan hidangan atau minum di kuil. Citra Putri Althea juga akan memburuk jika hal itu benar tanpa asal usul yang jelas. Tapi setelah penyelidikan, dugaan Alyssa benar. Terdapat racun di minuman Alyssa dan Althea. Tapi minuman yang lain tidak berbahaya dan aman. Pelayan yang digerakkan oleh seseorang ini pun tak mau membuka mulut hingga ia mati bunuh diri.

*****

Alyssa menatap kapal dari jauh. Lega melihat kapal Bibi sudah pergi dengan baik. Hanya memakan waktu sehari penuh untuk sampai ke Utara dan butuh satu minggu lagi berita datangnya pasukan Barat menyerang Selatan sampai di pelabuhan. Alyssa berharap tak ada hambatan hingga ia sampai ke Timur. Green membentangkan sayapnya, terbang ke arahnya. Alyssa menengadahkan satu telapak tangannya, tersenyum menyambut Green setelah mengirimkan suratnya. "Kerja bagus Green." Puji Alyssa.

"Saya juga sudah mengantar Nona sampai pelabuhan." Ghazi ternyata juga ingin dipuji.

Alyssa mengusap wajah Ghazi sambil berkata, "Ghazi sangat tangguh. Terimakasih ya sudah mengantar aku dan Bibi."

"Dengan senang hati Nona." Ujar Ghazi bangga.

"Kuda yang sangat kekanak-kanakan." Celetuk Green yang terbang di dekat mereka membuat Alyssa terkekeh.

Saintess Alyssa : Who Am I? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang