Pagi ini Haruto di antar oleh Wonwoo karna alasan Haruto malas nyetir dan ingin diantar oleh hyungnya. Heboh sih sekolah, selain Haruto yang tampan ternyata hyungnya tak kalah tampan.
Haruto menelusuri lorong sekolahnya, ya ramai pada umumnya karna lingkungan sekolahkan. Sesampai dikelas, Haruto lihat lagi bangku disebelahnya tetap kosong tanpa ada sebuah tas. Haruto pun menduduki dirinya dibangku sebelahnya lagi dan meletakkan tasnya
"Kenapa sih Hari" gumam Haruto sembari melihat jendela yang menampilkan banyak siswa siswi yang berdatangan
Asahi dan Jaehyuk pun memasuki kelas dan meletakkan tasnya bersamaan dengan Junghwan. Makin hari kelas Haruto makin banyak disukai karna punya cowok-cowok tampan.
"Masih belum masuk dia?" tanya Jaehyuknmelirik bangku Hari
Haruto hanya menggelengkan kepalanya dengan lesu, Haruto kurang semangat kalau gak ada Hari. Karna kalo ada Hari, mereka biasanya berantem.
Bel masuk sudah berbunyi, akhirnya mereka memulai pembelajaran mereka. Di sisi lain Hari sedang memandangin langit melalui jendela, dia lelah dengan usulan orangtuanya yang mengharuskan dia pindah sekolah.
"Kenapa masih belum beresin baju-bajumu?" tanya sang ibu yang memasuki kamar Hari
Hari tidak menjawab, Hari mematung dan hanya membelakangin ibunya untuk menatap langit lewat jendela saja.
"Kim Hari!!" panggil sang ibu yang menaiki nada suara
Perasaan Hari ingin sekali melompat keluar jendela, Hari hanya bisa meneteskan airmatanya lalu memutar balik badannya untuk menatap sang ibu.
"Aku gak mau pindah eomma!!!" ucap Hari yang menekan setiap kalimat
Plakkk
Satu tamparan melayang ke pipi kanan Hari. Perasaan Hari sangat sakit sekali, kenapa orang yang melahirkannya tetapi juga menyakiti dirinya
"Kau tuli hah?! Aku bilang pindah ya pindah!" pekik sang ibu didepan Hari
"Aku gak mau!!" jawab Hari dengan suara lantang
Plakkkk
Tamparan di pipi kiri Hari. Mungkin tamparan begitu kuat sehingga bibir sudut kiri Hari mengeluarkan darah segar. Hari menggelap darah itu dengan jarinya lalu menatap tajam ibunya
"Apa sih alasan eomma ingin sekali aku pindah hah? Bukannya eomma yang memasuki aku ke sekolah itu? Lalu kenapa malah suruh aku keluar?" jelas Hari sambil mengeluarkan airmata yang sudah tak tertahan lagi
"Aku ini anakmu kan? Kenapa kau malah menamparku? Kenapa malah kau yang menyakiti aku? Aku ini sebenarnya siapa bagi mu!!!" sambung Hari yang melempar vas bunga di nakas
"Aku akan tetap sekolah dan tidak akan pindah sampai aku lulus!!!" ucap Hari dengan amarah yang lalu keluar kamar dengan membanting pintu
Hari berlari keluar rumah dengan penuh airmata yang menetes, namun naasnya....
Tiiiiiiiittt bruuuk
∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆
Praaaang
Jeongwoo tak sengaja menjatuhkan vas bunga yang ada diruangan osis. Hal itu mengundang teman-teman lainnya menoleh
"Kenapa?" tanya Mashiho yang menghampiri Jeongwoo mematung ditempat
"Kau tak apa?" tanya Jihoon yang melihat serpihan vas bunga itu dilantai
"Aku tak apa, aku tak sengaja menyenggolnya tadi" ucap Jeongwoo yang hendak membersihkan serpihan itu
"Lu mau ngapain?" tanya Junkyu yang menahan bahu Jeongwoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis vs Famous Boy🦋🐺
Fanfic"Pergi kalau tidak suka!!" Bentakkan keras dari suara sang ketua osis yang tegas dan bermata tajam "Aku menyukaimu, tapi kau malah menghindar" "Sudahlah, cowok modal tampang doang disukai, action manaaaa"