Written by. CH-Zone
"Arrrgghhhh!" keluh gue sambil banting pembolong kertas ke sudut tembok.
Gue paling benci ngerjain administrasi karena emang paling bete ketik-ketik dan bikin kolom. Kalo bukan karena besok pagi-pagi harus ngebut ke bandara buat meeting di Bali, gue nggak bakalan mau urusan ginian. Sialnya, ini urusan dadakan dan admin gue udah pada pulang.
Terdengar suara pintu dibuka dan gue auto nengok untuk melihat Rara yang masuk dengan ekspresi ngeri.
"Kenapa? Ada apa? Ada yang jatuh?" tanya Rara sambil menutup pintu dan berjalan ke arah gue.
"Nggak ada!" jawab gue ketus karena nggak suka diganggu kalo lagi kerja. Ditambah liat muka Rara, gue tambah kesel karena kalo ada doi bakalan ada urusan.
"Tapi tadi gue ada denger bunyi kenceng dari atas," seru Rara bersikeras.
"Gue lempar barang! Nggak ada yang jatoh! Yang jatoh itu cuma lu kemaren!" sewot gue kesal.
"Kok lu marah? Kan gue tanya," decak Rara.
"Gue nggak seneng lu tanya-tanya! Sana keluar, nggak usah kepohin urusan gue! Gue lagi kerja!"
"Gue tahu lu lagi kerja makanya gue nanya ada apa karena tadi bunyi kenceng banget pas lagi bikin indomie menyek!"
"Terus kenapa?"
"Gue mau nawarin lu mau gak? Kali aja lu bego karena laper, butuh asupan micin karena otak lagi dehidrasi!"
Gue berdecak kasar dan kembali pada laptop yang bikin gue sakit kepala. Kerjaan gue masih banyak dan sekarang udah jam sembilan. Nggak bakalan keburu meski cuma buat makan.
"Nggak usah deh, gue lagi banyak kerjaan," celetuk gue akhirnya.
Gue menoleh saat merasakan adanya pergerakan Rara yang mendekat dan mengerutkan kening saat melihatnya menggeser laptop gue dan memiringkan kepala untuk melihat apa yang tertera di layar.
"Kenapa lu nggak bikin kolom tabel aja dan ketik manual di word? Gunanya Excel itu buat itungan dan ada rumusnya juga," komentar Rara kemudian.
Gue menatap Rara sesaat lalu mengarahkan laptop padanya. "Contohin."
Rara berdecak dan berjalan memutari meja sambil mengambil bangku kecil yang ada di belakangnya dan duduk disitu sambil menatap laptop.
"Kalo lu mau buat itungan, baiknya bikin kolom. Disini ada beberapa keterangan, item, jenis, juga kuantiti untuk rincian penawaran, kan? Make it simple, lu bikin kelompok sesuai jenis atau barang, lalu nanti tinggal disusun dan ditotalin di akhir," cerocos Rara dengan dua tangan yang sudah bekerja dengan cepat.
Gue cukup takjub liat doi yang kerjanya cukup cepet. Tatapan di dokumen, tapi dua tangan tetep ngetik diatas keypad tanpa perlu melihat tapia pa yang dia ketik bener semua, nggak ada salahnya. Tangannya udah kayak dewa, mainin touchpad, ketik di keyboard, sesekali liat ke arah layar dengan bibir yang kayak lagi ngitung dalam ati.
"Lu bisa ngerjain ginian?" tanya gue tolol.
Rara melirik sinis tanpa menghentikan kerjaan dan kembali pada dokumen. "I'm accountant, Silly. Of course I can do all this shit. Buat orang yang modalnya cuma ngebacot kerjanya kayak lu nggak bakalan paham soal ketik ginian!"
"Gue jago ngetik, yang laen tapi," balas gue keki.
Cara Rara nyombong gitu bikin emosi tapi jasanya diperlukan saat ini. Gue minta doi buatin satu bundle dokumen yang selembar aja udah gue coba buat selama sejam tapi nggak jadi-jadi, dibikin sama doi kurang dari sejam. Gokil!
KAMU SEDANG MEMBACA
Benching Chad
Storie d'amoreIn Collaboration with @CH-Zone The peanut to my butter. Glaze on my donut. Cherry to my sundae. Milk to my cookie. Cheese to my macaroni. But... Never an option. Just on benching Chad. WARNING: MATURE CONTENT (21+) Ini adalah cerita kolaborasi dan a...