09.

575 95 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen.
Maaf jika ada typo.
Happy reading!!!!

****

Eunchae-ku.

"Buka mulut aaa~~"

Eunchae membuka mulutnya lebar hingga sendok berisi makanan itu total masuk kedalam mulutnya.

"Kamu mirip ibu ya"Sunoo menatapi wajah adiknya yang semakin gembul.

"Kalau kakak mirip aku" Eunchae membuka mulutnya lagi siap menerima suapan baru dari sang kakak.

"Kapan adikku sebesar ini ya? dulu dia masih sangat kecil dan sering menangis"

"Tapi kak, kakak jangan begitu dengan kaka jihan... aku jadi tidak enak"

Sunoo menatap manik yang indah itu dengan tatapan serius. "Ini daerah kekuasaan kita, jangan mau menunduk pada siapapun, dan ingat tidak ada yang boleh membentakmu selain aku"

Sunoo kembali menyuapi eunchae "Kamu itu kelurga kakak satu-satunya, jadi kakak akan lebih mengutamakanmu setelah ibu. mengerti?"

"Mengertimm tapi kak..."

"apa?? kenapa diam?"

"Bagaimana perasaan kakak dengan ka jihan?"

Sunoo menghentikan pergerakannya "Itu hanya-

"Sebatas teman masa kecil bukan? lalu apa yang akan kakak lakukan? sebentar lagi purnama datang, jika memang kakak tidak mencintainya lepaskan dia kak"

Sunoo menarik nafas panjang "Aku tidak pernah menhannya chaae, dia yang memaksakan aku masuk dalam kehidupannya"

"Lalu? bagaimana dengan wasiat ibu?"

"Kakak akan tetap menikahinya, tapi kakak tidak yakin bisakah seluruh cinta ada padanya"

"Jangan dipaksa kak"

"Tapi wasiat ibu lebih penting, toh kakak juga butuh pewaris sebagai penjaga wilayah sekaligus pemimpin baru kan?" Sunoo mengelus surai hitam adiknya.

"Bagaimana dengan penyihir itu kak? apa dia masih mencari kita? bagaimana jika kita tertangkap, aku takut kak"

Sunoo menggenggam tangan eunchae, "Kita memiliki jauh lebih banyak psukan bersama kita sekarang, jangan takut"

"Apa? kakak bersedia membangun kastil dengan para enigma?"Sunoo mengangguk "Itu artinya, me-mereka akan tinggal disini?"

"Tentu saja, desa mereka hancur toh kita banyak keuntungan"

Sunoo sedikit heran dengan wajah eunchae yang tiba-tiba merah lebam, bahkan dia sepertinya sangat senang dengan kabar enigma akan tinggal.

"Punya pacar ya?"Tuduh sunoo.

"A-aku harus ke kebun, habiskan makan kakak ya!!!"
BLAM!!

"dasar aku bahkan tau apa yang dia maksud"

Sunoo turun dari ranjang, dia memperhatikan tubuhnya yang hanya mengenakan baju ikatt tanpa apapun itu di depan kaca, sejak kapan penampilannya sangat kacau dan kakinya merasa sakit begini.

dia mengendus aroma tubuhnya sendiri, ada yang aneh, ini bukan aroma yang biasa ia keluarkan bahkan aroma tubuhnya bercampur dengan aroma seseorang, apa dia melakukan suatu kesalahan?

Dia mengecek bagian lehernya yang memiliki bekas lebam, bekas lebam apa ini??.

"Bahkan aku telanjang?" Gumam sunoo.

"Tuan!" Jungwon masuk karena dia mendengar sunoo memanggilnya.

"Wonie, panggil kakak saja, hanya ada kita berdua"

Jungwon mengangguk, "kenapa kak?" Bocah itu mulai bicara santai.

"Bagaimana dengan pembangunannya? Dan apa yang terjadi selama aku pergi?"

Sunoo mengganti baju sembari mendengarkan jungwon bercerita.

"Tidak terjadi apa-apa, Enigma banyak membantu kita, bahkan mereka mempertebal pertahanan desa"

Sunoo mengangguk Faham, tapi bagaimanapun dia harus serba berhati-hati dengan pergerakan pemangsa alias para Enigma, karena ketika mereka berada di puncak sexual mereka akan jadi sangat liar.

"Kakak sakit?" Jungwon melihat sunoo berjalan tertatih.

"Hanya sedikit susah berjalan"

Angkat!
"Hei? Apa-apaan turunkan!" Omel sunoo saat tubuhnya di angkat oleh jungwon.

Jungwon menaruh sunoo di atas kasur dan merapikan selimutnya.

"Anda sakit, biar saya saja yang berkeliling"

"Hei jungwon, aku harus melihat rakyatku" sunoo masih membantah.

"Apakah anda tega menyaksikan rakyat anda sedih karena kondisi anda yang memaksa?"

Sunoo diam, dia mengakui dirinya kalah dengan jungwon "Bahkan tubuh anda lebih ringan daripada saat saya mengendong anda kala perang"

"Kau marah ya?" Tanya sunoo yang melihat wajah jungwon merah.

"Tidak, saya akan pergi dulu, istirahatlah tuan"

Sunoo memandangi punggung lebar jungwon mulai hilang dibalik pintu, sepertinya jungwon benar, tidak apa-apakan jika beristirahat sejenak.

*
*
*
*




Jihan duduk di depan rumahnya, perasaannya kacau, dia membuat kesalahan sampai sunoo membentaknya tadi.

"Kak..." Eunchae berdiri dihadapan Jihan dengan wajah bersalah.

"Oh eunchae~ ayo duduk, mau kubuatkan jus?? Aku pandai meracik jus"

"Tidak kak, eunchae.. ingin minta maaf karena tadi kakak sampai berprilaku kasar"

Srugh!
Jihan tiba-tiba menunduk dihadapan eunchae bagaikan budak di depan ratu.

Tatapan semua orang mulai menganggu eunchae, ini bisa jadi salah paham.

"Kak bangun" eunchae panik.

"Saya telah salah, bagaimanapun anda adalah darah dari.pemimpib terdahulu, maafkan saya"

Eunchae memaksa Jihan untuk berdiri, bisik-bisik seluruh warga sangat menganggu.

"Jangan salahkan kakak, itu hanya tidak sengaja, kalau begitu aku duluan" eunchae memilih meninggalkan tempat Jihan dan kembali kerumah untuk menghindari bisikan orang-orang.

"Putri anda darimana saja??" Bibi khawatir melihat eunchae duduk dengan pandangan yang syok.

Bibi mengangkat wajah eunchae yang dimana gadis itu sedang menangis tersedu-sedu.

"Aku merasa diremehkan bi.."

"Kenapa? Beraninya ! Siapa yang berani meremehkan seorang putri kekaisaran?!" Bahkan wajah bibi sangat merah sekarang.

"Kak Jihan bi, apakah pantas dia meminta maaf dan menunduk dihadapan ku"

Bibi berdiri dengan tegap "sepertinya ini memang waktunya, saya akan melatih anda sebagai putri bangsawan sesungguhnya"

"Seperti ibu?" Gumam eunchae.

"Iya, Ratu sudah memberikan amanah ini kepada saya, dan saya jamin anda akan dipandang terhormat"

"Kakak... Tidak akan malu kan" eunchae memalingkan wajahnya, jini suaranya terdengar parau.

Bibi menepuk pundak itu lembut dan memeluknya , "tidak akan putri, anda adalah keturunan darah biru, identitas alpha murni anda sangat kami sembunyikan"

"Itu juga keinginan ibu anda, maaf ya kalau ini sangat membebani anda"

"Hiks, tidak bibi ibu menyembunyikan identitasku agar ayah tidak tertarik dengan kami, hiks ibu banyak berkorban untuk kami"

"Iyaa, cup cup~ alpha manisku jangan menangis lagi ya"
.
.
.











TBC.

ENIGMA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang