Happy Reading❤️
***
Liam menghempaskan tubuhnya kesamping Mika setelah mendapatkan pelepasannya. Napasnya masih berkejaran, tubuhnya basah oleh keringat. "Aku suka. Kamu cepat belajar" ucapnya ditengah masih menormalkan napas. Setelahnya pria itu beranjak duduk dipinggir ranjang kemudian melepaskan k*ndom yang dipakainya tadi dan melempar kesudut ruangan asal. "Aku mandi dulu, Mau ikut bergabung?" Ucap Liam menggoda, Ia menoleh kesamping menatap wanita itu sekilas.Mika yang masih mencoba menormalkan napasnya hanya bisa terdiam sembari menatap langit-langit kamar.
"Malam ini aku ada janji dengan teman, kamu bisa pulang" pria itu lalu berjalan meuju kamar mandi tanpa risih dengan tubuh telanjangnya.
Dirinya kembali ditinggalkan setelah menguras habis tenaganya. Setelah membuat seluruh tubuhnya memar, dari leher, dada, paha dan bokong. Pria itu mengatakan menyukai tanda merah disuluruh kulit pucatnya. Tetapi sekarang dia dibiarkan sendiri, bahkan secara tidak langsung menyuruhnya pergi. Bahkan untuk menggerakkan kaki saja dirinya sudah merasa ngilu bagaimana mungkin dia pulang kerumah dengan keadaan begini dan membuat bundanya serangan jantung.
Mika kemudian tertawa getir mendengarkan ucapan pria itu. Setelah semua yang telah mereka lakukan lima bulan ini, tidak ada sedikitpun terlihat bahwa pria itu akan memandangnya. Serasa perjuangannya sia-sia, tetapi dirinya tidak mau menyerah, masih ingin mencoba berjuang sebentar lagi. Sampai dimana ia sudah lelah dan tidak sanggup lagi, setelah seluruh tenaganya untuk berjuang habis tak tersisa. Dan semoga sebelum saat itu tiba Liam sudah berubah,
"Kamu masih mau tiduran?" Saat sedang berperang dengan pikiran sendiri ucapan pria itu tiba-tiba menyentaknya. Mika menatap sendu Liam yang berdiri dihadapannya dengan handuk menggantung rendah di pinggangnya. Ia dapat melihat tatapan gelap Liam menjelajahi seluruh tubuhnya.
"Badanku masih sakit. Aku boleh isgirahat dulu disini?"
Liam terkekeh "padahal yang bekerja keras itu aku, tetapi kamu yang kelelahan. Yaudah gapapa, nikmati waktu isirahatmu. Kamu bisa memakai kamar ini sampai besok, aku gak pulang malam ini" Liam melepaskan handuknya lalu memakai pakaian serba hitam yang pas ditubuhnya dan makin membuatnya kelihatan gagah dan menawan.
Mika merasakan dadanya seperti diremas tangan tak kasat mata. "kenapa?"
Dengan cepat Liam berbalik menatap tajam Mika "aku gak akan memberi jawaban hanya untuk menyenangkan hatimu atau memberi makan rasa penasaranmu. Kamu pasti tahu pria seperti apa aku" ucapnya tanpa perasan. Tatapannya tajam menusuk wanita itu.
"Ya. Aku mengerti. Maaf karena telah lancang" suara Mika bergetar, matanya mulai berkaca.
Liam mendengus "Tidak apa. Dimafkan karena kamu enak" pria itu lalu mengedip satu mata, manggodanya.
"Nanti aku hubungi lagi untuk pertemuan selanjutnya. Kamu masih mau kan?""Iya" jawab wanita itu segera tanpa pikir panjang.
Liam tertawa senang mendapat respon cepat darinya "bagus" ia berjalan bergerak menuju Mika kemudian langsung melahap rakus bibirnya dan meremas keras sebelah dadanya. Pria itu menjauh saat ia hampir kehabisan napas, dengan tangan yang masih memilin puncak dadanya. "Nikamti waktu istirahatmu" lalu berbisik diatas bibirnya.
Saat Liam berjalan menjauh dan menutup pintu apartemen perlahan, secara tidak sadar air matanya mulai meleleh. Ia kemudian terkekeh miris, meratapi nasipnya, Merutuki kebodohannya.
Tbc
***21 juni 2023
![](https://img.wattpad.com/cover/255176599-288-k316087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Like An Idiot
Любовные романы21+ "Gila" Anton betepuk tangan bangga "perempuan tak tersentuh itu bisa lo dapatin, rahasianya apa bro?" LIAM menatap serius kearah anton lalu melirik kebawah ke arah diantara kakinya dengan senyuman miring. "Brengsek!" Anton berdiri dan meninju bi...