part 11

1.9K 41 0
                                    

Happy Reading❤️

***
Liam menuntun Mika menuju ruang makan sesampainya mereka di unit apartemen pria itu.
"Aku sudah mesen makanan tadi dan langsung diantar kesini. Kamu makan lah, aku mandi dulu, gerah" pria itu kemudian berlalu menuju kamar.

Mika meletakkan tas sandangnya keatas meja lalu menyusun makanan yang sangat banyak ini kebeberapa piring dan mangkok. Duduk disalah satu kursi memilih untuk makan saja, ia tidak mau menunggu pria itu, Sepertinya juga Liam tidak mau makan. Ia menikmati makan dalam diam kemudian setelahnya membersihkan piring dan cangkir yang telah dipakainya.

Sementara itu Liam sedang berdiri dibalkon kamar dengan handuk yang membungkus dari pinggang hingga ke lututnya. Ia menatap kosong kearah bangunan-bangunan tinggi disekitar dengan satu batang rokok terselip disudut bibirnya. Sudah beberapa minggu ini ia sedang berperang dengan hatinya sendiri. Bahkan dirinya sendiri juga bingung dengan keinginannya yang berlebihan kepada Mika. Ia sudah menjauh, mencoba untuk mengabaikan dengan tidak pernah menghubungi tetapi tetap saja pikirannya tertuju kepada wanita itu. Liam masih berkelana dengan pikirannya sendiri saat mendengar sura pintu kamar yang dibuka perlahan, ia lalu menoleh dan menemukan Mika berdiri rikuh disana.

"Kamu gak makan?" Wanita itu bertanya lembut tetapi wajahnya memerah.

"Kesini" perintah Liam. Melihat Mika berdiri didepan pintu kamar tentu saja wanita itu membangunkan singa didalam dirinya yang sedang Liam coba untuk tenangkan. Sia-sia ia berusaha sekeras ini, wanita itu hanya perlu berdiri didepannya menatapnya salah tingkah dengan wajah memerah ia akan langsung kelabakan sendiri untuk mengendalikan nafsunya.

Nafas Liam terasa berat dan kejantanannya menggeliat mengeras saat melihat langkah ragu-ragu Mika mendekatinya. Ia mengapit batang rokoknya ditangan sebelah kiri lalu meniupkan asapnya didepan wajah Mika, sesaat setelah wanita itu berdiri didepannya. Liam terkekeh kecil saat melihat Wanita itu langsung terbatuk dengan mata perih yang hampir mengeluarkan air mata. Tetapi dengan segera Liam mematikan rokoknya dengan menekan di pagar balkon lalu membuangnya sembarangan kebawah.
Ia mendekat lalu menepuk lembut punggung wanita itu hingga Mika sudah tidak terbatuk lagi dan kemudian ia mengulurkan minum.

"Kamu mau bunuh aku!" Cecer Mika kesal sembari meninju dada telanjang Liam dengan kepalan tangannya.

Liam terkekeh lagi "gak juga" balasnya cuek dan dengan santainya ia duduk anggun dikursi balkon sembari menyaksikan kekesalan Mika yang menggemaskan. Ia melihat wanita itu masih mengatur nafas yang malah membuat dadanya naik turun dan membuat Liam gagal fokus.
Ia langsung menarik tangan wanita itu mendudukan dipangkuannya lalu membungkam protes itu dengan ciuman dalam. Sepersekian detik Mika sempat memberontak tetapi langsung terbuai dan mengikuti permainan bibirnya. Ia tersemyum sinis 'betapa wanita ini belajar dengan cepat, gadis polos yang berubah menjadi wanita liar'. Tidak seharusnya ia bimbang dan menjauh seperti pengecut, tinggal jalani dan nikmati saja, wanita ini juga pasti akan menerimanya,  Mika tergila-gila kepadanya. Secara bersamaan ciumannya makin dalam, ia meremas keras dada wanita itu lalu menekan kejantanannya yang mengeras dibokong Mika.

"Hmm Liam" Mika mendorong dada pria itu menjauhkan wajahnya. Liam kembali mendekat dan sudah akan melanjutkan ciumannya lagi tetapi Mika menjauh. Pria itu mengerutkan kening tidak suka dan dengan keras kepala kembali menekan belakang kepala Mika untuk menyatukan bibir mereka kembali. "Liam tunggu dulu" seru Mika kesal, ia menutup bibirnya dengan telapak tangan.

Liam menghela nafas kesal kemudian menarik salah satu kaki Mika agar duduk mengangkang dipangkuannya.
"Kenapa heum?" Ia bertanya lembut tetapi kabut dimata itu tidak dapat berbohong betapa bergairahnya ia sekarang. Liam kemudian berlanjut dengan melepaskan satu per satu kancing kemeja Mika dan kaitan bra wanita itu tanpa kesusahan.

Like An IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang