part 6

3.5K 53 5
                                    

Happy Reading❤️

***
Mika sedang duduk dimeja makan menikmati makanan yang sudah sangat didambakannya. Dirinya lapar sekali, tidak mempedulikan Liam yang terkekeh melihatnya makan dengan begitu lahap. Hingga seseorang perempuan paruh baya masuk ke dalam, menatapnya sekilas kemudian membungkuk kearah Liam lalu minta ijin untuk membersihkan  kamar. Dan dengan santainya Liam memperbolehkan orang asing itu masuk kedalam kamar yang bahkan belum dibersihkan dari perbuatan mereka tadi. Mika mengikuti langkah wanita setengah baya itu dengan tatapan panik. Kemudian menoleh kesamping menatap Liam yang dengan santainya melanjutkan makannya.

"Itu siapa?"

"Kamu bisa manggil dia mbok Lina, dia yang bersih-bersih disini" jawab Liam kalem sembari menghabiskan makan nya yang sudah tinggal sedikit.

"Kamu gak malu?"

"Malu kenapa?" Meletakkan sendok lalu menatap Mika dengan kening berkerut.

"Dia pastii tahu perbuatan kita tadi"

"Gapapa, dia udah terbiasa" jawabnya cuek kemudian dengan senyuman miring pria itu membawa tangannya untuk mengelus paha Mika.
"Kamu pikir siapa yang cuciin baju dan celana dalam kamu yang tertinggal setiap kita selesai melakukannya. Dia dibayar buat beres-beres kamar dan seluruh apart ini. Jadi kita gak perlu malu" penjelasan Liam yang semakin membuatnya tidak punya muka lagi.

"Aku bisa beresin kamar dan nyuci bajuku sendiri Liam" ucapnya tidak habis fikir. Bagaimana bisa pria ini tidak malu menjadi orang yang tidak bermoral seperti ini, membawa perempuan kerumahnya dan membiarkan orang lain membersihkan bekas percintaannya. Dirinya dan Liam pastilah menjadi bahan gosipan diluar sana.

"Nyatanya buat berjalan saja kamu selalu kewalahan kan? Gimana jadinya kalau aku juga harus biarin kamu beres-beres dan nyuci baju. Gak usah dipikirin lanjutin makan kamu" putus pria itu akhirnya sebelum kemudian mengecup singkat bibir Mika.
"Dari tadi bibir kamu minta dicium, mesum banget sih ini" ucapnya dengan senyuman menggoda sembari menjepit bibir bawah Mika dengan jarinya.

Mika memutar bola matanya jengah tetapi ia dapat merasakan pipinya memanas. Wanita itu memukul pelan tangan Liam dan melepaskannya dari bibirnya.
"Aku pulang ya habis ini" ucapnya kemudian.

"Gak usah, disini aja" jawab pria itu cuek.

"Nanti bunda khawatir" Mika takut sekali sebenarnya setiap pulang kerumah setelah melakukan dosa dengan Liam. Ia selalu menghindari tatapan bundanya, antara malu dan merasa bersalah.

"Aku udah telfon bunda kamu kok" Mika mengerutkan kening bingung, bagaimana bisa pria ini minta ijin ke bundanya agar dia bisa tidur disini, itu pasti hanya akal-akalannya saja. Dia akan tetap pulang malam ini dengan atau tanpa ijin dari Liam, emang dia siapa berani ngatur-gatur, batinnya kesal.

Saat sudah akan membantah tiba-tiba suara bell dipintu depan terdengar. Mereka saling berpandangan sejenak, lalu kemudian Liam memutuskan kontak dan langsung bernjak.
"Aku lihat dulu siapa yang bertamu" pria itu melewati dengan elusan  singkat puncak kepalanya. Hingga membuat dadanya mengembang.
Mika memutuskan untuk melanjutkan makan yang sudah mulai dingin, sembari mencuri dengar. Ia mendengar suara-suara beberapa pria makin dekat dan juga suara seorang wanita. Ia panik, apalagi sekarang dirinya masih mengenakan kaos Liam dan tidak mengenakan pakaian dalam sama sekali.

Saat akan beranjak berlahan menuju kamar tiba-tiba tiga orang pria yang memiliki perawakan hampir sama demgan Liam blasteran berdiri di pintu pantry menatapnya dengan tatapan kaget. Sesaat kemudian seorang wanita cantik berkulit eksotis dan berdada berisi muncul menyusul mereka bersamaan dengan Liam berjalan disampingnya. Mungkin Liam sempat melupakannya, karena saat tatapan mereka bertemu, pria itu segera berlari kearahnya dan menyembunyikan tubuhnya dibelakang tubuh bidangnya.

Like An IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang