part 9

2.7K 59 0
                                    

Happy Reading❤️

***
Mika terbangun sendiri lagi di ranjang besar milik Liam. Setelah semalam pria itu mengerjainya, dirinya kembali ditinggalkan. Menahan ngilu di selangkangan ia kemudian bergerak bangun, tetapi saat kakinya menapak lantai ia kemudian terjatuh duduk dilantai yang dingin itu. Kakinya terasa lemas, tidak mampu menopang tubuhnya sendiri. Sambil meringis Mika kemudian mencoba bangkit dan duduk dipinggir ranjang.

"Kamu sudah bangun?" Suara berat Liam terdengar berbarengan dengan suara pintu dibuka. Dengan cepat Mika menarik selimut dan menutupi tubuhnya yang telanjang. Liam yang melihat tingkahnya pun hanya menaikkan alis dan tersenyum setengah.

"Apa yang kamu tutupi Mika, aku sudah melihat semua. Bahkan letak tahi lalat paling kecil ditubuh kamu saja aku hapal" ucap pria itu setengah mengejek.

Mika tidak perduli dengan ucapan itu, biar bagaimanapun ia tetap malu jika harus menunjukkan tubuh polosnya dihadapan pria mesum itu. "Aku harus mandi, hari ini ada shift siang di rumah sakit" penjelasan yang tidak penting. Pasti pria itu tidak mau tahu juga apa kegiatannya hari ini.

Liam bersandar di dekat pintu dengan tangan melipat didada, menatapnya dengan alis dinaikkan, Mika benci ekspresi itu. "Yasudah mandi. Mau aku mandikan?" Lagi-lagi pria itu berbicara dengan tatapan tajam menjelajahi seluruh bagian tubuhnya yang sudah berusaba ia tutup.

"Kamu keluar dulu Liam" Mika sungguh butuh sendiri saat seperti ini.

"Kenapa?" Liam bertanya dengan ekspresi dibuat sepolos mungkin.

"Aku mau kekamar mandi!" Dirinya sungguh sangat jengkel saat ini, pria itu benar-benar menguji kesabarannya.

Liam berjalan dengan cepat dan mendorong tubuh Mika hingga berbaring terlentang lalu menindih dan mengurung tubuh wanita itu. "Dari tadi aku sudah menahan Mika, tapi kamu memang wanita penggoda. Kamu sengaja godain aku kan?" Pria itu bertanya dengan gigi bergemelatuk seperti menahan sesuatu.

Mika hanya bisa melotot ngeri mendengar ucapan pria itu. Dirinya tidak ahli menggoda pria dan dia bukan penggoda. Jelas-jelas yang penggoda disini adalah Liam, tetapi dirinya yang disalahkan. "Aku tidak godain kamu!" Sentaknya marah dengan wajah memerah.

Liam tersenyum simpul, lalu membawa jarinya menyusuri leher, tulang selangak hingga dada. Jari pria itu berlama-lama disana, menyusuri dengan sedikit tekanan di daging payudaranya kemudian mencubit pelan puncak dadanya hingga Mika mengigit bibir manahan desahan. "Lalu ini apa Heum" pria itu kemudian mendekatkan bibirnya, panas dari napas pria itu membelai dadanya membuat Mika berjengit. "Kamu sengaja menggodaku Mika, jangan bohong. Berpura-pura polos dengan menutup tubuh telanjang ini tetapi jeritan dan tatapanmu membuatku menegang lagi. Kamu sengaja kan?" Liam lagi-lagi menuduhkan hal yamg tidak masuk diakal. Pria itu mengucapkan kaliamat itu tetapi dengan kekehan geli, seakan-akan dia juga tidak percaya dengan ucapannya sendiri.

'Dasar aneh' Mika membatin kesal dan ingin membantah, mengatakan bahwa otak pria itu saja yang kotor, tetapi belaian Liam di puncak dadanya membuatnya tidak mampu mengeluarkan suara kecuali suara desahan. Liam menggantikan mulutnya dengan tangan menggoda puncak dada Mika. Pria itu mendongak dan mendekatkan bibirnya diatas dibibir Mika yang megap merasakan jari Liam mempermainkan dadanya yang masih terasa ngilu tetapi juga nikmat. "Apakah kamu tidak pernah puas Mika? Setelah semalaman penuh menguras habis tenagaku. Bahkan bau percintaan kita masih bisa aku cium. Tapi tak apa, pagi ini aku mau kamu yang bergerak" tatapan pria itu menusuk mata Mika yang terpejang erat menahan gejolak dan jeritan.
Lalu Liam melumat habis bibir wanita itu yang masih ada luka kecil dipinggir bibir bawahnya.

Mika meringis pelan saat gigi pria itu mengenai luka dibibir bawahnya.
"Liam pelan-pelan" erangnya lemah diantara buasnya Liam menguasai bibirnya.

"Kamu memang iblis penggoda" ucap pria itu lagi, menyalahkannya. Sebelum kemudian membalikkan tubuh mereka dengan Mika yang berada diatas tubuhnya. "Kamu yang bergerak Mika, pinggangku sudah sakit semalaman kamu kerjain" ucap Liam lagi seolah menyalahkannya, tetapi dengan kekehan geli dan mengedip sebelah menggodanya.

Ingin rasanya Mika memukul kepala belakang pria itu, agar bekerja dengan semestinya. Tetapi Mika tetaplah wanita lemah jika berhadapan dengan Liam, pujaan hatinya, pria impian masa remajanya.
"Aku tidak bisa Liam" ucap Mika bergetar. Bahkan pangkal pahanya saat ini masih sakit jika digerakkan bagaimana bisa ia melakukan hal itu.

"Kamu harus bertanggung jawab dong Mika" lalu pria itu mendudukannya tepat diatas tonjolan yang sudah sekeras batu itu. "Kamu merasakannya? Dia sudah menegang dan mendambakanmu"

"Kamu saja yang mesum!" Bantahnya kesal. Ia kemudian turun dari tubuh pria itu lalu berjalan dengan tertatih kekamar mandi. Mika sudah tidak memperdulikan ketelanjangannya lagi, yang terpenting ia harus menyingkir dari pria mesum ini.

Liam sudah akan menarik tangan Mika dan melanjutkan aksinya tapi melihat cara wanita itu berjalan dan menahan ringisan membuatnya menahan diri. Ia merasa bersalah, wanita itu kelihatan kesakitan saat melangkahkan kaki. Kemudian merutuki diri sendiri yang tidak bisa menahan diri jika berdekatan dengan wanita itu. Bahkan hanya dengan bersentuhan kulit saja ia sudah ingin segera mengurung wanita itu dan memilikinya sendiri. Liam kemudian beranjak dan memutuskan akan mengatasi ketegangannya sendiri.

Beberapa waktu kemudian saat sedang menata makanan yang dipesannya dari aplikasi pesan antar, suara pintu kamar dibuka terdengar. Liam menoleh dan menemukan Mika sudah rapi dengan kemeja dan celana jeans yang membuatnya kelihatan segar dan seksi. Entah apapun yang dikenakan wanita itu selalu kelihatan seksi dimatanya. "Kamu sudah rapi, mau kemana?"

"Aku ada praktek di rumah sakit hari ini"

"Yaudah, makan dulu"

"Kamu masak?"

"Engga Mika, tadi mesen dari aplikasi"

Mika hanya bergumam kemudian bergabung bersama dengan Liam duduk di meja makan dan menikmati makanannya dengan lahap, ia kelaparan.

"Kamu pulang jam berapa?"

"Jam sembilan"

"Nanti aku jemput"

Mika mendengus kesal "malam ini aku tidur dirumah, bunda sendirian" ia menjawab agak ketus.

"Ohh oke" balas Liam kalem, kemudian melanjutkan makannya.

Mendengar respon pria itu entah kenapa dihati yang paling dalam ia kecewa. Kenapa pria ini tidak memaksanya seperi biasa, lalu kemudian merutuki pemikirannya yang sudah terkontaminasi oleh Liam. Biarkan saja pria itu jangan terlalu tergantung kepadanya, mencoba untuk mensugesti diri sendiri.

***
Tbc

22 agustus 2023

Like An IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang